Save as PDF
Foto: Rektor UPMI Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., melepas mahasiswa dan dosen yang lolos dalam Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), bertempat di Kampus UPMI, Jl. Seroja, Denpasar, Rabu (9/8/2023).
DENPASAR – fajarbali.com | Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) melepas mahasiswa-mahasiwi dan dosen yang lolos dalam Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), bertempat di Kampus UPMI, Jl. Seroja, Denpasar, Rabu (9/8/2023).
Enam mahasiswi UPMI yang lolos Program Kampus Mengajar Angkatan VI, di antaranya; Putu Friska Anandita, Desak Ayu Dwipa Dianariska, I Gusti Ayu Ratna Puspita Dewi, Ni Putu Shevita Prawani, Ni Kadek Yuliastini dan Ni Luh Sri Meita Sari.
Mereka akan mengajar di sekolah dasar yang tersebar di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Menariknya, 100 persen mahasiswi UPMI lolos Program Kampus Mengajar tersebut. “Kami dari UPMI mendaftar enam orang, dan lolos semuanya,” kata Friska Anandita.
Untuk Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) III tahun 2023, Komang Indriani Prastiwi, mahasiswi Fakultas Teknologi Informasi UPMI berhasil menembus ketatnya pintu persaingan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
“Persaingan sangat ketat jika memilih UGM. Harus cepat juga melengkapi syarat. Astungkara saya lulus dan di sana saya memilih mendalami Prodi Komunikasi,” kata Indri.
Sementara itu, untuk Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), dua mahasiswa Prodi Matematika UPMI, Gede Gandi Sanjaya Putra dan I Made Juniarta berhasil lolos di dua perusahaan retail nasional dan perbankan.
Tak ketinggalan, Ni Komang Sri Yulistini dari Prodi Bimbingan dan Konseling serta Ni Luh Putu Cahyani Prodi Pendidikan Ekonomi, melengkapi capaian positif UPMI sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Angkatan VI. Keduanya masing-masing ditempatkan di Badung dan Gianyar.
Rektor UPMI Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., tak bisa menyembunyikan kebanggan, setelah para sivitasnya mampu bersaing dalam kompetisi yang melibatkan mahasiswa dan dosen secara nasional tersebut.
Khusus untuk PMM, pihaknya memang sedang mendorong eksternalisasi, bila perlu memilih perguruan tinggi top nasional untuk menimba pengalaman sebanyak-banyaknya.
“Memang dalam magang maupun pertukaran mahasiswa, ilmu tidak selalu linier. Tapi justru itulah yang menjadi kelebihannya. Wawasannya jadi semakin luas. Tidak terkungkung dalam satu pengetahuan,” imbuh Suarta.
Untuk mahasiswa inbound ke UPMI, pihaknya masih menunggu. Namun selalu siap menerima pertukaran mahasiswa dari luar kapan pun waktunya karena infrastruktur telah lengkap didukung iklim akademik yang sangat kondusif. Gde
Save as PDF