FOTO: Pembukaan Kuliah Umum Instrumen Penilaian Berdasarkan Teori Tes Klasik dan Modern di Kampus Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI), Jalan Seroja 57, Tonja, Denpasar, Bali, Kamis (22/8).
DENPASAR – fajarbali.com | Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, kembali menggelar kegiatan penting, yakni Kuliah Umum “Analisis Instrumen Penilaian Berdasarkan Teori Tes Klasik dan Modern”, bertempat di Auditorium Redha Gunawan, Kamis (22/8/2024).
Secara khusus, UPMI Bali menghadirkan dosen tamu dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof. Dr. Edi Istiyono, M.Si, untuk mengupas secara tuntas dan memahami perbedaan instrumen penilaian tes dari teori klasik ke teori modern. Sehingga UPMI mengerahkan dosen serta mahasiswanya dari prodi pendidikan yang notabene calon guru, kelak.
Rektor meminta kepada seluruh peserta agar mengikuti kuliah umum ini dengan sepenuh hati. Semangat kebersamaan, semangat berubah, dan semangat universitas untuk mencapai cita-cita yakni perguruan yang unggul, sehingga sejajar dengan perguruan tinggi lainnya.
“Mari kita saling isi mengisi untuk kemajuan bersama. Saat ini baru dua prodi kita yang unggul. Harus kita galang kekuatan untuk meraih akreditasi unggul tingkat institusi,” harapnya.
Ia melanjutkan, aktivitas kuliah umum tersebut juga mendongkrak poin saat akreditasi, karena sebagai upaya merawat budaya akademik di perguruan tinggi. Dalam dua bulan terakhir, seluruh Sivitas Akademika UPMI Bali tidak punya waktu libur. Semua bekerja mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Terkait tema kuliah umum, ia menilai tranformasi digitalisasi memang sebuah keniscayaan di semua bidang kehidupan termasuk dunia pendidikan. Untuk itulah kuliah umum ini digelar agar dosen-dosen dan mahasiswanya adaptif dengan perkembangan IT, bukan malah menghindarinya dengan berbagai alasan.
“Classical Test Theory (CTT) lebih sederhana, sedangkan teori modern melalui Item Response Theory (IRT) lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan analisis mendalam dan hasil yang lebih akurat,” jelasnya.
Di UPMI yang mengembangkan Kurikulum Merdeka berbasis OBE. Di mana luarannya, maka outcome UPMI langsung terserap. “Tidak lagi belajar di mana nantinya mereka bekerja. OBE ini juga baru, dan kami telah menyikapi dengan mengundang pakar sebagai narasumber,” tuturnya.
Setelah OBE, lanjut dia, dalam pembelajaran akan dilanjutkan dengan evaluasi. “Nah untuk itulah kami mengundang pakar evaluasi. Ini untuk memberikan pencerahan dalam menyikapi era sekarang ini. Jadi kami menjaga eksistensi akademik kami,” pungkasnya.
Kuliah umum itu mendapatkan dukungan penuh dari Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali Drs. IGB Arthanegara, SH., MH., M.Pd. Bahkan ketua badan hukum yang menaungi UPMI Bali hadir langsung dalam kegiatan.
“Kami di yayasan sifatnya mendukung, baik dari infrastruktur dan akademik. Apapun itu asalkan bermanfaat untuk institusi pasti kami dukung. UPMI Bali harus terus lebih baik dari tahun ke tahun,” pungkasnya.