https://www.traditionrolex.com/27 Upah tak Dibayar, Ratusan Pekerja Proyek di Pengambengan Protes - FAJAR BALI
 

Upah tak Dibayar, Ratusan Pekerja Proyek di Pengambengan Protes

(Last Updated On: 28/03/2018)

NEGARA- fajarbali.com | Ratusan pekerja proyek pembangunan kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan di Desa Pengambangen Kecamatan Negara, protes, Rabu (28/3/2018).

Demo yang dilakukan para pekerja yang sebagian besar dari Jawa Tengah itu, lantaran upah mereka belum dibayar. Bahkan sudah dua hari ini, mereka mogok kerja. Selama ini hanya diberi janji saja, namun tidak ada realisasinya dan kejelasan yang pasti. Para pekerja tampak kecewa dan mendatangi kantor direksi yang berada di areal proyek.

Massa pekerja itu, terlihat sudah emosi dan langsung menyerbu kantor direksi. Petugas kepolisian dari Polsek Negara dan Polres Jembrana langsung menenangkan para pendemo. Mereka langsung dimediasi, dengan mengijinkan perwakilan pekerja dan mandor proyek dibolehkan masuk untuk bertemu pihak kontraktor atau rekanan.

Ahmadi salah seorang pekerja mengaku hanya diberi janji-janji saja, dan sudah sebulan tidak dibayar. Kami bisa bertahan, tapi istri dan anak kami bagaimana,” ujarnya. Para pekerja merasa heran, padahal proyek ini merupakan proyek APBN dan dibiayai oleh Negara, tetapi pembayarannya lambat.

Tidak hanya para pekerja, para mandor proyek mengeluhkan hal yang sama. Menurut Andre salah seorang mandor mengaku kondisi tak dibayar seperti ini bukan yang pertama, tetapi juga pernah terjadi jelang akhir tahun lalu. Lantaran tak dibayar, banyak pekerja tak tahan dan memilih mogok selama dua hari ini. Bahkan gara-gara tak dibayar, ada juga mandor sampai menggadaikan sepeda motornya.

Pihak pekerja dengan perwakilan PT Sartonia Agung selaku pelaksana proyek, sebelumnya sudah sepakat, dalam perjanjian dan disaksikan pihak berwenang pekan lalu. Tunggakan pembayaran untuk pekerja sebesar Rp 400 juta, akan dibayar. Pada Sabtu (24/3) lalu ditransfer Rp 100 juta dan Senin (26/3) sisanya Rp 300 juta. Tetapi yang dibayar hanya Rp 80 juta. Sampai hari Senin lalu, para pekerja cukup sabar menunggu kepastian, tetapi sampai kemarin juga belum pasti. Mereka memilih mogok dan demo mendatangi kantor direksi.

“Kalau bayaran tepat dan lancar, tentunya pekerjaan akan lancar juga, tetapi sampai sekarang juga telat,” ujar Gede Sumita (45) salah seorang mandor lainnya. Pembayaran harian, untuk mandor Rp 150 ribu, tukang Rp 100 ribu dan buruh kasar Rp 90 ribu.

Sementara, Site Manager Proyek, Margoto saat dikonfirmasi wartawan enggan berkomentar dan meminta menunggu jawaban saat pertemuan. Dalam pertemuan yang dimediasi Kasat Binmas Jembrana, AKP Dewa Gede Kartika muncul kesepakatan dari pihak kontraktor. Margoto yang sebelumnya menelpon perwakilan dari PT Sartonia Agung, Saiful, menjanjikan pembayaran seluruh upah pekerja. Menurutnya, pihak Sartonia, sejatinya tak berwenang membayar, lantaran telah diserahkan kepada subkontraktor.  Tetapi diputuskan pihak kontraktor di Jakarta akan membayar langsung ke rekening para mandor.

Sekedar diketahui, proyek kampus ini telah mengalami keterlambatan pada Desember 2017. Proyek dari APBN Satker Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan dikerjakan selama 94 hari kerja mulai 29 September 2017 sampai 31 Desember 2017.  Proyek ini diberikan waktu pengerjaan sampai akhir Maret 2018 ini. (prm)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Pemilik 5 Kg Ganja Dituntut 13 Tahun Penjara

Rab Mar 28 , 2018
Dibaca: 16 (Last Updated On: 28/03/2018)DENPASAR-fajarbali.com | Hery Hermawan (39) yang kedapatan menyimpan 5 kilo ganja hanya bisa tertunduk lesu saat Jaksa Penuntut Umum (JPU) Made Dipa Umbara menuntutnya dengan pidana penjara selama 13 tahun.  Save as PDF

Berita Lainnya