Ubud Macet Lagi, Satlantas Polres Gianyar Bakal Tindak Tegas Pelanggar

GIANYAR-fajarbali.com | Mulai bangkitnya pariwisata, kemacetan lalulintas di Ubud kembali terjadi. Saat pandemi covid lalu, sepinya wisatawan, lalulintas di Ubud juga lengang. Untuk membahas kemacetan ini, Satlantas Polres Gianyar inisiasi Fokus Grup Diskusi Penertiban Parkir di wilayah Ubud, Rabu (8/2/2023).
FGD dihadiri panglingsir Puri Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati, Bendesa Adat Ubud Tjokorda Raka Kertyasa, Kapolsek Ubud Kompol IGN Yudistira, Dinas Perhubungan Gianyar, Tokoh masyarakat dan pihak terkait. 
 
Dalam uraiannya, Kasatlantas Polres Gianyar AKP Muhammad Bhayangkara Putra Sejati menjelaskan dan memastikan penyebab kemacetan lalu lintas di Ubud adalah parkir liar. “Saya merasa miris ketika keliling memantau lalu lintas di Ubud, rambu larangan parkir banyak dilanggar. Rambu dilarang parkir  dicoret seolah hanya sebagai pajangan semata,” jelas AKP M Bhayangkara. Dalam keterangannya, AKP Bhayangkara menegaskan akan serius menindak tegas pelanggaran parkir di Ubud. “Setelah menjabat, saya patroli keliling di Ubud. Ada apa, ternyata volume kendaraan memang terus meningkat. Terutama pada jam-jam tertentu, makan siang, sore hari. Tapi setelah saya pelajari saya lihat, ternyata masalahnya adalah parkir,” ujarnya.
 
Dengan ditemukan pemicu kemacetan, dirinya mengajak stakeholder terkait untuk mencari solusi kongkrit ke depan. “Kalau parkir dibiarkan, kroditnya akan tetap seperti ini. Maka itu ke depan kami akan tertibkan parkir sesuai peraturan perundangan-undangan. Tapi kami perlu kerjasama berbagai pihak,” tegasnya. Upaya kepolisian, sudah dilakukan penerangan keliling agar pengendara tidak parkir di bahu jalan. “Tapi kami juga butuh bantuan stakeholder, kerjasama saling bahu selesaikan masalah,” tegasnya. Dirinya juga berharap Ubud sebagai destinasi wisata favorit dunia tetap rapi, teratur, tertib dan dicintai. “Pasca Covid kita berharap Ubud jadi rapi teratur dicintai banyak orang dan tertib,” ujarnya.
 
Panglingsir Puri Ubud, Tjokorde Gde Putra Sukawati mengatakan, macet yang terjadi karena belum adanya tindakan nyata untuk solusi yang mengurai parkir liar. Bahkan pelanggaran dengan terang dilakukan. “Salah satunya parkir liar di depan puri, bahkan keluarga harus mengalah karena tidak bisa masuk garasi akibat parkir liar ini. Kita juga bingung, kalau kita larang tegur kemana kita arahkan,” ujarnya. Bendesa Adat Ubud Tjokorde Raka Kerteyasa, menyatakan sejumlah solusi kecil sudah dilakukan oleh desa adat disekitar Ubud dan oleh warga desa adat Ubud sendiri. Seperti menyediakan lahan parkir, dan garase untuk menampung kendaraan.W-010