Trah Puri Agung Peliatan, Terpanggil Lanjutkan Pengabdian

Peran aktifnya di berbagai organisasi dijadikan modal utama merenggut kepercayaan publik.

 Save as PDF
(Last Updated On: 01/05/2023)

drh. Tjokorda Istri Dewi Sri Djayanti, RFP, AFA., MAP.

 

DENPASAR – fajarbali.com | April telah berlalu. Namun semangat kebangkitan kaum perempuan tetap membara sepanjang hari, bulan dan tahun. Perjuangan dan pengabdian kaum perempuan tidak mengenal waktu.

Demikian spirit salah satu trah Puri Agung Peliatan, Ubud, Gianyar, drh. Tjokorda Istri Dewi Sri Djayanti, RFP., AFA., MAP. Cok Dewi–sapaannya, memantapkan diri sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) DPRD Bali dapil Gianyar pada Pemilu serentak 2024 mendatang.

Cok Dewi pun telah mengikuti tahapan fit and proper tes di kantor DPD Gerindra Bali, belum lama ini. Bergabung sejak 2009, Putri dari pasangan Tjokorda Bagus Djaya dengan AA Ayu Ngurah Astuthi ini tergolong kader senior pada partai besutan Prabowo Subianto itu.

Meski pernah gagal melenggang ke Senayan di Pileg 2019 lalu dari partai yang sama, tidak membuatnya kapok apalagi depresi. Ini karena komitmen dan politik bersih yang dilakoninya.

“Saya tidak menggunakan politik uang,” tegas perempuan yang akrab juga dipanggil Cok Sri, ditemui di Denpasar, Senin (1/5/2023).

Peran aktifnya di berbagai organisasi dijadikan modal utama merenggut kepercayaan publik. Jiwa gemar berorganisasi dan mengabdi ini, ia klaim berasal dari DNA leluhurnya.

Sang kakek dari ayah merupakan seorang Pejuang 45 dari Puri Agung Peliatan. Sementara kakek dari ibunya adalah Raja Puri Karangasem, AA Anglurah Ketut Karangasem.

Pengalaman hidup dari kecil yang berpindah-pindah mengikuti tugas orangtuanya, juga turut membentuk karakternya sebagai orang yang peduli sesama. “Saya lahir dan pernah tinggal di Jakarta, lalu pindah ke Australia,” kenangnya.

Meski demikian, perannya sebagai gadis puri tidak pernah ditanggalkan. Orangtuanya terus menyelipkan pesan bagiamana seharusnya laku orang puri yang dijadikan panutan masyarakat.

Makanya, Cok Dewi dilatih bagaimana berbahasa alus singgih, menari, dan menjaga tradisi Bali. “Meski hidup di luar (Bali), kami tetap menjalankan tata krama puri dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Dalam berbagai wadah organisasi yang digawanginya pula, Tjok Dewi telah banyak melakukan sesuatu untuk masyarakat, seperti menyalurkan sembako, alat pelindung diri saat pandemi Covid-19 hingga pelayanan kesehatan.

Kepeduliannya terhadap adat, budaya, tradisi juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Hanya saja ia tak ingin mengekspose terlalu luas. “Saya bukan siapa-siapa tapi ada di mana-mana. Untuk masyarakat,” tegasnya.

Dia yakin bahwa masih banyak pemilih yang tidak berorientasi uang. Pemilih berdasarkan hati nurani. Pemilih seperti itulah yang disasarnya.

“Saya tetap optimis meraih satu kursi. Semoga lolos hingga penetapan,” harapnya. Cok Dewi tetap memegang prinsip ‘low profile’, sederhana, jujur dan meneruskan semangat perjuangan sang kakek. “Salam Indonesia Raya. Gerindra Menang. Prabowo Presiden,” pekiknya.

Saat ini, ia tercatat sebagai Bendahara Pemuda Panca Marga (PPM) Bali, Forum Pembauran Kebangsaan, Gerakan Wanita sejahtera, Pengurus Lemkari Gianyar, Perpina Gianyar Perempuan Pemimpin Indonesia,  Penasehat DPD Gerindra Bali, Pengurus Perempuan Indonesia Raya, Bali, dan Penasehat Pensiunan Pejuang Indonesia Raya. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Rumah Saudagar Lawar Digerebek, 21 Ekor Penyu dari Madura Disita

Sen Mei 1 , 2023
24 Tahun Beroperasi, Pemasok Masih Diburu
IMG_20230501_183043

Berita Lainnya