GIANYAR-fajarbali.com | Bali sebagai tujuan wisata dunia memang selalu membuat wisatawan terkagum-kagum dengan keindahan alam serta kelestarian budayanya. Namun, ada yang perlu diperhatikan agar wisatawan tetap menjadikan Pulau Dewata sebagai tujuan utama dalam menghabiskan masa liburannya, salah satunya adalah dengan cara mengembangkan destinasi wisata terbarukan yang memadukan unsur alam, budaya, dan healing.
Dalam upaya mendongkrak kunjungan wisatawan ke Bali sekaligus menggenjot perekonomian daerah, Toya Ubud kini hadir sebagi destinasi wisata baru di Bali yang mengusung konsep Nature, Culture, dan Healing yang kini tengah bersiap menyambut wisatawan domestik dan mancanegara. Terletak di Desa Kenderan, Tegalalang, Gianyar, lokasi Toya Ubud berdekatan dengan Air Terjun Manuaba, salah satu air terjun terkenal yang telah banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Aliran airnya membentuk sungai yang mengaliri sisi kanan dan kiri Toya Ubud, menciptakan suasana alami yang menenangkan.
“Toya Ubud hadir sebagai destinasi wisata yang menggabungkan keindahan alam, budaya, dan pengalaman healing. Dikelilingi oleh sungai, pepohonan dan persawahan yang berpadu harmonis dengan nuansa spiritual serta budaya lokal, Toya Ubud menghadirkan pengalaman mendalam bagi wisatawan yang ingin mencari ketenangan dan inspirasi. Selain itu, kehadiran Toya Ubud juga diharapkan dapat menggeliatkan perekonomian dan UMKM masyarakat Desa Kenderan. Kami juga akan memberikan ruang untuk UMKM memamerkan produknya di Toya Ubud,” ungkap Pemilik Toya Ubud, I Ketut Mardjana didampingi Komisaris Utama Toya Ubud, Putu Astiti Saraswati dan Corporate Sales & Marketing Manager - Toya Group, Agung Eka, Senin (17/2/2025).
Dengan lanskap yang dihiasi air terjun, sungai, serta persawahan hijau yang membentang luas, Toya Ubud secara alami menghadirkan suasana healing bagi para wisatawan. Nuansa spiritual dan budaya yang kental semakin memperkuat pengalaman ini, menjadikan Toya Ubud sebagai tempat yang ideal untuk meresapi ketenangan, dan menemukan inspirasi.
“Toya Ubud juga menghadirkan Hong Restaurant, yang menyajikan hidangan khas authentic Chinese cuisine dengan pemandangan lembah Desa Kenderan dan gemericik Sungai Petanu. Sementara itu, Tosca Resto menyajikan hidangan Western dan Indonesia dengan konsep no pork, serta aneka kopi, roti, dan pastry. Dengan ruang yang luas, nyaman, dan menyenangkan, Tosca sangat cocok untuk mengadakan cocktail party. Selain itu, setiap meja dilengkapi colokan listrik dan akses internet gratis dengan koneksi yang kuat, menjadikan Tosca pilihan ideal sebagai co- working space yang nyaman. Di Toya Ubud, sebagian besar pegawai adalah orang lokal,” jelas I Ketut Mardjana.
“Selain itu, Toya Ubud juga menyediakan fasilitas untuk berbagai acara, seperti meeting, gathering, dan acara khusus lainnya. Dengan lingkungan yang tenang dan fasilitas yang mendukung, situs wisata alam dan budaya ini menjadi pilihan ideal bagi pengunjung yang mencari lokasi untuk mengadakan acara spesial dengan suasana alami yang memikat. Untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi pengunjung, kedepannya kami juga punya rencana menghadirkan pertunjukan seni dengan melibatkan generasi muda di wilayah Desa Kenderan,” imbuhnya.
“Selain menjadi destinasi wisata, Toya Ubud juga menyediakan akomodasi yang nyaman dan berkelas. Wisatawan dapat memilih untuk bermalam di tenda-tenda camping modern yang mampu menampung 2 hingga 3 ruang tidur dalam 1 tenda besar. Selain itu, tersedia juga The Keong, unit glamping dengan desain arsitektur unik menyerupai keong dan interior cozy yang dilengkapi jaringan TV berbasis internet. Pengalaman menginap memberi sensasi menyatu dengan alam sekaligus memberi momen untuk meresapi ketenangan dalam diri,” sambung Agung Eka di hadapan awak media.
Media Gathering: Pemilik Toya Ubud, I Ketut Mardjana (kiri) didampingi Komisaris Utama Toya Ubud, Putu Astiti Saraswati. (Tha)
Sementara itu, Putu Astiti Saraswati mengatakan, sebagai tempat yang mengedepankan harmoni antara alam dan budaya, destinasi terbaru di Bali ini juga menghadirkan Taman Inspirasi, sebuah area khusus dengan patung-patung yang membawa cerita legendarisnya masing-masing. Taman ini menjadi ruang kontemplatif yang memberikan wawasan mengenai sejarah dan kearifan lokal Desa Kenderan. Selain itu, Taman Inspirasi ini juga sejalan dengan konsep Tri Hita Karana. “Sejak mulai dikunjungi pada Januari 2025, Toya Ubud telah menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk selebriti Anang dan Ashanty, yang mengagumi konsep unik tempat ini,” ujarnya.
I Ketut Mardjana, menegaskan bahwa Toya Ubud lebih dari sekadar destinasi wisata. “Kami ingin pengunjung memperoleh inspirasi setelah berkunjung ke Toya Ubud. Di sini, alam terjaga selaras dengan tradisi, dan setiap detail menyampaikan kisah yang bermakna. Pengalaman holistik ini membangkitkan rasa ingin tahu, menumbuhkan kreativitas, serta memberikan setiap tamu keterhubungan dan inspirasi yang mendalam. Temukan esensi Toya Ubud hingga situs yang menghadirkan inspirasi,” ucap I Ketut Mardjana yang juga dikenal sebagai tokoh pariwisata Bali.
Disebutkan bahwa, Toya Ubud terletak bersebelahan dengan Pura Griya Sakti Manuaba, pura suci yang telah berdiri sejak abad ke-17 dan menjadi tempat pemujaan bagi umat Hindu Bali. Pura ini merupakan pusat religius bagi Trah Manuaba, anak-cucu keturunan Brahmana Manuaba yang memiliki peran penting dalam membentuk sejarah dan legenda di Desa Kenderan. Konon, di masa kerajaan, Brahmana Manuaba diutus raja untuk mengaliri air ke Desa Kenderan yang kering. Berbekal kesaktiannya, beliau sanggup mengaliri desa dengan air yang kemudian disucikan.
Sampai hari ini masyarakat masih mengusung ritual air suci ke Pura Griya Sakti Manuaba. Kehidupan masyarakat di sekitar pura sangat kental dengan seni dan tradisi, seperti seni pahat, seni tari, serta berbagai upacara ritual yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kehadiran Pura Griya Sakti Manuaba ini menjadikan Toya Ubud sebagai tempat yang tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga terhubung dengan nilai budaya yang dalam.
“Dengan misi pelestarian budaya dan alam, Toya Ubud siap menjadi pilihan utama bagi wisatawan yang ingin merasakan harmoni antara alam dan spiritualitas. Sebagai destinasi eco-tourism untuk wisatawan menengah-atas, Toya Ubud membawa gairah baru dalam ranah wisata alam di Bali,” pungkas I Ketut Mardjana. (M-001)