Di Bali sendiri, hal tersebut juga mendapat perhatian dari Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika. Menurutnya, penyebaran virus corona asal india ini memang bisa terjadi selama masih ada mobilitas manusia dan logistik.
"Penyebaran virus corona varian apapun bisa terjadi dengan cepat karena masih adanya mobilitas manusia atau logistik, karena virus ini dibawa oleh manusia dan menular dari manusia ke manusia," jelasnya.
Baca Juga :
Pulang Kerja, Istri Kaget Lihat Suami Gantung Diri di Ventilasi Kamar Tidur
Dukung Open Border, 32 Asosiasi Pariwisata Bali Komit Disiplin Prokes
Disinggung soal pemberitaan bahwa varian virus Delta asal India yang mampu menginfeksi lebih cepat, dibantah Prof Mahardika. Karena menurutnya virus varian Delta dari India ini, memiliki sifat yang sama dengan jenis virus Covid-19 yang ada di Bali saat ini, yakni jenis virus Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan China.
Hal ini dikatakannya karena dari penelitian yang dilakukannya kesamaan jenis virus Covid-19 varian Delta ini, hampir 70 persen sifatnya memiliki kesamaan dengan virus Covid-19 yang ada di Indonesia.
Terkait identifikasi, Prof Mahardika mengakui identifikasi virus Covid-19 di Indonesia masih sangat kecil. Karena dari data nasional Indonesia sampai saat ini baru berhasil mengidentifikasi varian virus sebantak 1.700 an, sedangkan untuk data dunia sudah teridentifikasi sebanyak 1,7 juta varian.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Varian Virus Corona Delta ini pertama kali ditemukan di India, namun kini telah menyebar luas dan terkonfirmasi ada di 74 negara dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, varian virus Corona Delta dari India ini ditemukan telah menginfeksi sejumlah masyarakat di Kudus, Jawa Tengah.