Foto : Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar membumikan pertanian organik di Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selamadeg Timur, Kabupaten Tabanan.
TABANAN – fajarbali.com | Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar tahun 2024 melaksanakan kegiatan pemberdayaan wilayah di Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selamadeg Timur, Kabupaten Tabanan.
Pengabdian difokuskan untuk peningkatan pertanian ornganik dalam mendukung keseimbangan ekosistem dan memaksimalkan keuntungan petani. Ketua tim Dr. I Gede Cahyadi Putra, SE., M.Si., Ak., CA., CSRA., menjelaskan kegiatan ini merupakan hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Pengabdian masyarakat ini melibatkan keahlian dari akademisi sebagai anggota tim, yakni dari bidang pertanian Komang Dean Ananda, S.Si., M.Sc, pada bidang Sumber Daya Manusia I Dewa Made Arik Permana Putra, SE., M.M dan dibantu Dr. I Made Bayu Wisnawa, A.Par., M.M., M.Par dari Universitas Triatma Mulya.
Kegiatan dilaksanakan untuk mendukung pertanian organik di Desa Tegal Mengkeb, khususnya masyarakat petani di Banjar Kelecung Kelod. Adapaun kegiatan yang dilaksanakan adalah pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi, pembuatan biourine dan pembuatan pestisida nabati.
Tim pengabdian juga merancang dan memodifikasi sejumlah kandang sapi warga agar dapat menampung urine sapi yang lebih praktis dan di simpan dalam penampungan sebagai bahan baku pembuatan biourine. Pertanian organik ini dikoordinir Dean Ananda dibantu mahasiswa, yang diawali dengan pemberian materi untuk mendapatkan pemahaman masyarakat petani tentang pertanian organik, manfaat dan keuntungan melakukan pertanian organik bagi keseimbangan ekosistem dan keberlangsungan alam serta keuntungan hasil yang diperoleh.
Dilanjutkan dengan pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi dan biourine dari urine sapi. Kegiatan ini dilanjutkan dengan praktikum dengan implementasi penanaman bibit di sawah serta melakukan evaluasi untuk mengukur efektivitas kegiatan yang telah dilaksanakan. Tim pengabdian mengklaim, masyarakat sekitar sangat antusias menyambut program tersebut.
Ketua kelompok petani Banjar Kelecung Kelod, Didik menilai pertanian organik memiliki prospek bisnis yang bagus, harga hasil pertanian organik dipasar cukup tinggi, hal ini akan memberi keuntungan yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani organik.
Hal yang sama juga di sampaikan warga petani lainnya, Yuni. Kata Yuni, jika dibandingkan dengan pertanian anorganik, harga jual hasil pertanian alami bisa mencapai dua kali lipat bahkan lebih.
“Dalam penerapan sistem pertanian organik, petani tidak membutuhkan lahan yang luas, terlebih dalam satu lahan yang bisa ditanami dengan berbagai jenis tanaman,” imbuh dosen pengabdi, Dean Ananda.