Akibat banjir pada 5 Desember lalu, saluran irigasi induk Subak Uma Bila, Desa Belega mengalami kerusakan parah. Aliran irigasi ini juga berdampak pada Subak Pasekan Desa Belega dan Subak Pering yang keseluruhan lahan sawah mencapai 250 hektar.
Perbekel Belega, Ketut Trisna Jaya, Kamis (10/2/2022) menjelaskan pasca kerusakan saluran irigasi tersebut, langsung melaporkan ke instansi terkait. Diakuinya, pemerintah tidak bisa melakukan perbaikan dengan segera. “Kami akhirnya bertemu dengan ketiga pekaseh, Sebak Uma Bila, Pasekan dan Pering untuk bersama-sama melakukan perbaikan dengan gotong-royong,” jelas Trisnu Jaya. Perbaikan tersebut dilakukan pada awal Januari lalu dengan beberapa kali turun gotong royong.
Dari kerja keras itu, akhirnya di akhir Januari dan Februari ini sebagian besar petani sudah bisa melakukan penanaman padi. Hanya saja, warga subak selalu was-was, bila terjadi hujan lebat dan saluran irigasi mengalami kerusakan lagi. Trisna Jaya juga menjelaskan secara lokasi ketiga subak berada agak dj hilir, sehingga air irigasi yang didapat debitnya lebih kecil, sehingga saluran irigasi mesti terpelihara baik.
Dijelaskan lagi, petani sangat kesulitan beralih ke komoditas palawija seperti arahan dinas pertanian. “Petani lebih memilih tanam padi, sehingga mau perbaiki saluran irigasi. Kalau ke palawija warga subak berpikir pasca panen tidak laku,” ujarnya. Disamping itu, petani bersikukuh bahwa pada awal tahun Januari sampai Agustus menanam padi, Agustus sampai Desember barulah komoditi palawija. “Astungkara saluran irigasi isa diperbaiki, namun saat hujan deran sangat rawan tertimbun lagi,” tutupnya.sar