Catat! Tidak Boleh Ada Atribut Partai di Tempat Suci

GIANYAR-fajarbali.com | Menyikapi adanya hajatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) baik pemilihan gubernur (pilgub) Bali dan pemilihan bupati (Pilbup) Gianyar yang dilaksanakan pada 27 Juni mendatang, PHDI Bali kembali mengingatkan agar seluruh kandidat tidak melaksanakan kegiatan kampanye di areal tempat suci. 

Hal itu dikatakan Wakil Ketua PHDI Bali, Pinandita Drs Ketut Pasek Swastika, Senin (6/2/2018) di Gianyar. “Areal tempat suci harus steril dari atribut kampanye, apapaun bentuknya,” jelas Pinandita Pasek Swastika.

Dikatakannya, terkait larangan ini, sebelumnya PHDI sudah pernah melaksanakan rapat koordinasi (rakor) baik dengan KPU Bali dan Panwaslu membahas persoalan kegiatan politik di areal pura.

“Kalau mau sembahyang, siapapun tidak bisa melarang, itu adalah hak setiap orang, namun dengan pakaian sembahyang dan tidak boleh ada atribut yang berkaitan dengan Pilkada,” jelasnya.

Disamping itu, pada areal tempat suci, baik pada areal utama mandala, madya mandala dan nista mandala harus steril dari atribut apapaun yang berkaitan dengan politik.

Sedangkan terkait dilaksanakannya kegiatan seperti kebulatan tekad di tempat suci, Pinandita Pasek Swastika juga kembali menegaskan, bahwa tempat suci harus steril dari kegiatan politik. Disebutkannya, hal tersebut akan dibuatkan bhisama oleh Sabha Pandita terkait larangan tersebut.

“Namun kembali dengan hasil rakor sebelumnya, bahwa secara etika kegiatan politik seperti kebulatan tekad tidak diperbolehkan, mengingat acuannya tempat suci steril dari kegiatan politik,” jelasnya lagi.

Pada kesempatan lain, Ketua Tim Pemenangan Kertha-Maha, Ida Bagus Nyoman Rai menyebutkan paslonnya tidak akan menempuh cara-cara seperti kebulatan tekad dan memobilisasi masa.

“Saya kira, kebulatan tekad sudah dilarang sejak jaman Pilkada jauh sebelumnya, ini tidak kita lakukan,” terang IB Nyoman Rai. Dikatakannya, paslon Kertha-Maha memiliki pola pergerakan yang berbeda, konsep yang berbeda dan lebih melakukan dengan cara door to door.

Bahkan IB Nyoman Rai mengungkapkan paslonnya sendiri sudah melakukan pergerakan setidaknya 5-7 titik setiap harinya. Sehingga hal ini tidak terkesan penggalangan masa dan hasilnya menurut IB Nyoman Rai jauh lebih efektif untuk mendulang suara, selain pergerakan yang dilakukan anggota DPRD yang tergabung dalam koalisi. Bahkan kegiatan yang melibatkan aparat desa, bendesa atau lainnya tidak dilakukan. Disebutnya, dari hasil survey terakhir, poling Kertha Maha naik perolehannya, namun tidak disebutkan secara rinci berapa persen raihan suara dalam poling tersebut.(sar)

Scroll to Top