BANGLI - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Persiapan menjelang memasuki era new normal mulai dilakukan sejumlah obyek wisata di Kabupaten Bangli.
Terlebih, Gubernur Bali juga telah mencanangkan kepariwisataan Bali akan Kembali dibuka secara bertahap mulai tanggal 9 Juli 2020 untuk wisatawan lokal. Menyikapi hal tersebut, Pengelola Desa wisata Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli mulai melakukan sejumlah persiapan terutama untuk menjalankan protocol Kesehatan. “Menjelang era new normal, kita telah melakukan berbagai persiapan,” ungkap Ketua Badan Pengelola Desa Wisata Penglipuran I Nengah Moneng saat dikonfirmasi Minggu (28/6/2020).
Persiapan yang telah dilakukan, kata Moneng, seperti menyiapkan masker, menambah fasilitas cuci tangan, handsanitzer, hingga alat ukur suhu tubuh. Meski demikian, untuk pembukaan secara resmi objek wisata yang terkenal sebagai Kawasan desa terbersih ke tiga di dunia ini, tinggal menunggu keputusan resmi dari pemerintah berupa surat untuk selanjutnya akan disampaikan ke Prajuru Adat setempat. “Pembukaan tentu akan kami kordinasikan ke pihak adat. Pihak adat dan pemerintah harus sinergi terkait pembukaan tempat wisata ini,”ujar Moneng. Lanjut menambahkan, pihaknya sejatinya telah membahas skema bersama pengurus, terkait pembukaan Kembali desa wisata ini, yang sudah tentu dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan.
Dalam hal ini, lanjut dia, penerapan protokol kesehatan bukan semata menyediakan fasilitas pendukung seperti tempat cuci tangan, disinfektan. Namun, kata dia, pihak pengelola juga mempersiapkan petugas pengawas yang mana petugas akan mengawasi pengunjung agar mengikuti protokol kesehatan “Tidak hanya mengawasi penerapan protokol kesehatan tetapi petugas ini juga berperan sebagai pemandu,’ tegasnya.
Hanya saja diakui, diawal dibukanya Kembali objek wisata tersebut dimungkinkan tidak semua warga siap. Nah, untuk itu jika ada beberapa rumah yang belum siap dikunjungi, maka peran pemandu ini yang akan membantu pengunjung. “Jumlah pengunjung nanti akan tetap kami batasi, dalam satu kelompok tidak lebih dari 25 orang akan ada pula pengaturan jarak sehingga kelompok satu dengan lainnya tidak akan berbenturan. Saat masuk ke rumah penduduk juga dibatasi maksimal 5 orang,”papar Moneng.
Disinggung terkait kebijakan pengunjung harus membawa hasil rapid test tersebut pihaknya akan melakukan berkoordinasi lebih lanjut. Menurut dia, jika hal itu akan diterapkan tentunya pihaknya akan tetap mengikuti, supaya bilamana dikemudian hari ada sesuatu hal agar pengelola tidak disalahkan. “Yang pasti, kita harapkan pandemic covid 19 ini segera berlalu, sehingga kita kembali bisa melaksanakan aktivitas seperti sediakala,” pungkasnya. (arw)