https://www.traditionrolex.com/27 Setahun Tak Terima Gaji, Karyawan Yeh Buleleng Datangi DPRD - FAJAR BALI
 

Setahun Tak Terima Gaji, Karyawan Yeh Buleleng Datangi DPRD

(Last Updated On: 05/01/2022)

SINGARAJA-fajarbali.com | Lantaran tidak mendapatkan gaji selama satu tahun, puluhan karyawan karyawan Yeh Buleleng mendatangi kantor DPRD Kabupaten Buleleng guna mengadukan nasibnya lantaran satu bulan belum menerima gaji dari perusaan tempatnya bekerja. Kedatangan para karyawan Yeh Buleleng ke DPRD, Rabu (5/1) pagi diterima langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Supriatna di ruang gabungan Komisi DPRD Kabupaten Buleleng.

Selama para karyawan yang bekerja di Yeh Buleleng tidak diberikan upah atau gaji hanya saja para karyawan itu diberikan pinjaman dari perusaan yakni Rp250.000 perminggunya dan bila hal itu dihitung berdasarkan upah para karyawan baru dibayar upahnya selama lima bulan dalam satu tahunnya artinya dalam satu tahun upah karyawan yang belum diterima yakni tuju bulan dalam satu tahunnya. Seperti halnya yang disampaikan oleh pegawai Yeh Buleleng I Nyoman Sumiarta.

Dimana menurutnya kendala dirinya tidak menerima upah terjadi sejak pandemic Covid 19 melanda yakni selama satu tahun higga sekarang. Hanya saja para karyawan diberikan pinjaman itupun harus memohon sebelum menerima pinjaman.”Awalnya kami menyadari terkait kondisi perusaan kami. Hal itu juga berdampak dengan Covid 19 namun lain halnya kami juga memerlukan makan. Awalnya kami diam namun lama- kelamaan kami merasa risih dan anah dengan kondisi perusaan ini. Perusaah hanya bisa membayar kami Rp 200 hingga Rp 250 perminggunya,”tuturnya.

Anehnya, lanjut Sumiarta perusaan tempatnya bekerja hanya bisa membayar karyawan disaat ada uang namun kalau tidak ada uang perusaan tidak tahu menahu dengan kondisi karyawannya sendiri.”Kami dibayar setiap minggu itupun kalau ada uang. Kalau tidak ada uang kami diabakan seolah-olah kami tidak hidup dan tidak memiliki keluarga,”terangnya lagi. Saat ini ia mengakui, perusahaan masih tetap berjalan, bahkan ada juga karyawan yang lembur. 

Menurutnya, karyawan yang jumlahnya yang hampir 80 orang, di duga menjadi penyeban perusahaan kesulitan untuk membayar gaji. Penjualan air minum pun dijual dengan harga diskon. Dimana harga perdus Rp 20 ribu dijual menjadi Rp18 ribu.”Kami menjadi karyawan tinggal bekerja masalah keuangan itu semua hak perusaan bahkan memberikan harga diskon kepada pelanggan itu oleh perusaan. Dimana kesalahan kami sebagai karyawan? Kenapa kami yang harus diterlantarkan seperti ini,”katanya dengan penuh Tanya.

Karyawan lain, Ketut Suastika juga mengeluhkan peruaahaan tak mebayarkan jaminan BPJS ketenagakerjan. Padahal gaji telah dipotong. Hal tersebut mereka ketahui ketika ada salah satu karyawan yang telah berhenti hendak mencairkan jaminan namun tidak bisa. Bahkan, akhir-akhir ini ada kesepakatan perusahan bersedia mengaji dengan potongan 75 persen dari gaji mereka. Hal itu juga sangat disayangkan para karyawan.”Sekarang ada keputusan gaji mau di potong 75 persen. Apa yang kita makan.

Itu yang kami keluhkan,”ucapnya. Sementara itu, Ketua DPRD kabupaten Buleleng Gede Supriatna mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan manajemen yeh Buleleng serta pemerintah daerah. Saat ini saham terbanyak yeh Buleleng di miliki oleh PDAM Buleleng sekitar 80 persen.

”Kita segera bersurat dan mengundang direksi yeh Buleleng dan pidah-pihak terkait. KIita akan ajak juga pemkab untuk berdiskusi untuk penyelesaian masalah ini,” janji Supriatna. Pihaknya juga akan berusaha mengupayakan agar perusahaan ini tetap bisa berjalan. Jangan sampai para karyawan juga diberhentikan.”Kami harapkan para karyawan tetap bersabar dan bekerja seperti biasa biarkan kami akan bekerja untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan melakukan runding dengan pihak terkait,” akunya.

Di sisi lain, Diretur Yeh Buleleng Nyoman Arta Widnyana mengakui jika perusahan Yeh Buleleng mengalami kendala keuangan selama Pandemi COVID-19. Penjualan yang kian menurun menyebabkan pemberiaan gaji ke karyawan jadi terendat.”Penjualan kita turun hampir 60 persen selama pandemi. Tapi saya rasa semua perusahaan sama. Cuma bedanya peruaaan lain me PHK atau merumahkan. Tapi kita tidak bisa seperti itu,”ungkapnya. Arta pun menampik jika adanya isu pengelapan uang perusaan. Bahkan ia pun mengaku tak menerima gaji selama ini. Pihaknya mengakui akan segera melakukan koordinasi kepada para karyawan untuk menyelesaikan masalah ini.

”Kalau ada isu pengelapan dana perusaan halite tidak benar. Terus terang kami juga belum menerima gaji hingga sekarang hal itu diakibatkan karena omset penjualan menurun hal itu diakibatkan karena Covid 19,”tutupnya. (ags)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Membandel, Empat Pedagang Bermobil Jualan di Terminal Galiran

Rab Jan 5 , 2022
Dibaca: 13 (Last Updated On: 05/01/2022)SEMARAPURA-fajarbali.com | Berdalih karena “masalah perut”, sejumlah pedagang bermobil melanggar ketentuan dengan berjualan di dalam terminal Pasar Galiran, Klungkung. Merekapun akhirnya ditindak tegas oleh petugas gabungan dari Satpol PP, Dinas Perhubungan dan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Klungkung, Rabu (5/1).  Save as PDF

Berita Lainnya