Lantaran sudah hampir lima bulan seragam sekolah tak kunjung selesai, puluhan orang tua siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Sawan mendatangi sekolah Senin (20/11/2017), mempertanyakan akan kejelasan seragam sekolah anaknya.
SINGARAJA-fajarbali.com | Menurut informasi di sekolah menyebutkan kedatangan para orang tua dan wali siswa itu mempertanyakan pakaian pramuka, celana dan rok yang seharusnya sudah digunakan oleh para siswa. Bukan hanya para siswa yang belum mendapatkan seragam pramuka, ada juga yang sudah mendapatkan namun kekecilan dan dikembalikan lagi ke sekolah, namun hingga kini seragam penggantinya belum juga tiba.
Menurut salah satu orang tua siswa Kadek Bendesa saat dikonfirmasi terkait dengan kedatangannya ke sekolah, mengatakan kedatangannya untuk mempertanyakan seragam pramuka yang seharusnya sudah digunakan hingga kini belum rampung.
”Kami datang guna mempertanyakan seragam pramuka yang seharusnya sudah dipakai oleh anak-anak kami namun hingga kini anak kami belum mendapatkan seragam pramuka secara keseluruhan,” jelas Bendesa yang juga sebagai pengurus komite di SMPN 2 Sawan.
Bahkan para orang tua siswa ingin mengetahui sejauh mana proses pengerjaan baju seragam pramuka yang hingga kini tak kunjung usai.
”Seragam itu dikerjakan dari sebelum mulai proses belajar- mengajar tahun ajaran baru hingga sekarang kurang lebih sudah lima bulan belum selesai? Karena hal itu kami mempertanyakan hal itu ke sekolah,” jelasnya.
Selama ini para siswa telah melunasi pembayaran seragam pramuka namun hingga kini pakaian yang telah ditunggu-tunggu tak kunjung usai. ”Anak saya dan seluruh siswa sudah membayar sebesar Rp 550 ribu pakaian lengkap namun pakaian itu tak kunjung datang sehingga para siswa harus menggunakan seragam biasa karena seragam pramuka belum usai,” jelasnya.
Kepala SMPN 2 Sawan Wayan Ariasa mengatakan pihaknya tidak tahu detail atas molornya penyelesaian pakaian sekolah. Sebab pihak sekolah tidak terlibat dalam pembuatan pakaian siswa. Untuk itu pihaknya akan segera meminta bantuan staf untuk meluruskan persoalan tersebut.
”Dengan adanya keluhan orangtua saya juga merasa kaget karena kita tidak melibatkan diri dalam pengadaan pakaian sebagaimana peraturan Permendikbud. Kita sudar serahkan sepenuhnya kepada orangtua kepada koveksi, dan dibantu salah satu staf untuk memungut uang pakaian dan sudah disetor ke Konveksi,” terangnya. (gus)