https://www.traditionrolex.com/27 Sejumlah Petani Di Subak Sala Keluhkan Pembuangan Limbah Babi ke Saluran Irigasi - FAJAR BALI
 

Sejumlah Petani Di Subak Sala Keluhkan Pembuangan Limbah Babi ke Saluran Irigasi

(Last Updated On: 11/05/2020)

BANGLI – fajarbali.com | Ditengah memasuki musim panen, para petani di Subak Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli justru mengeluhkan adanya pencemaran air irigasi yang diakibatkan limbah babi dari hulu. Dampaknya, padi milik menjadi rawan mengalami ‘ludus’ atau mati muda dan rebah karena kondisi tanah terlalu subur karena limbah basah. Kondisi ini juga dikhawatirkan akan menyebabkan kualitas padi yang dihasilkan menurun. Kondisi ini dialami petani setempat secara soparadis. Dimana, setiap petak sawah ada saja padi yang rebah.

 

I Ketut Lilir salah satu petani setempat ditemui  belum lama ini menyebutkan, rebahnya tanaman padi  milik para petani setempat telah  terjadi   sejak  sebulan lalu. Hal ini dsebabkan, derasnya air diserta kotoran babi dari hulu masuk ke lahan persawahan. Karena tidak kuat menahan beratnya air, ditambah dengan batang yang kurang kuat, hektaran padi ini pun menjadi rebah. “Kita hanya pasrah menghadapi fenomena ini. Jadi  hanya bisa menunggu sampai waktu panen saja,” ujar Lilir.

Dia dan petani lainnya sejatinya sudah berkali-kali menyampaikan persoalan tersebut kepada Kelian Pekaseh setempat,  agar menghimbau peternak babi jangan membuang limbahnya ke saluran irigasi. Namun sejauh ini belum ada tanggapan dari peternak. “Mereka tetap saja membuang limbah babi ke saluran irigasi. Dampaknya, karena terlalu subur, membuat akar padi justru menjadi rapuh sehingga cepat rebah. Bila tanaman padi rebah, maka kualitas berasnya pun akan tidak maksimal,”keluhnya.  

Disampaikan, sejatinya bila kondisi padinya normal biasanya dalam 20 are lahan, bisa mendapatkan hasil panen sekitar 15 karung. Namun dalam kondisi seperti sekarang ini, lanjut dia, paling banter bisa menghasilkan maksimal 5 karung saja.

Hal serupa juga diungkapkan petani lain Nengah Wijaya. Kata dia, dengan kondisi tersebut para petani setempat kini terancam gigit jari. Sebab, dipastikan hasil panen padi kini menjadi jeblok karena banyak tanaman padi tumbang. Diakui, penyebab tanaman padi rebah atau roboh  karena tamanan padi terlalu gemuk  sehingga batang padi tidak kuat menahan daun  dan buah bulir padi. Maka ketika terkena hujan  sedikit saja  mengakibatkan tanaman padi langsung tumbang. “Kita tidak bisa mengatur komposisi pupuknya. Sementara limbah mentah babi yang masuk sawah juga mengakibatkan tanaman padi rawan terserang  penyakit,”tegasnya. Atas kondisi tersebut, pihaknya turut berharap instansi terkait bisa menangani persoalan yang dialami para petani setempat. (arw).

 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Dua Pasien Covid-19 Di Bangli Dinyatakan Sembuh, Penambahan Kasus Nihil

Sen Mei 11 , 2020
Dibaca: 10 (Last Updated On: 11/05/2020)BANGLI – fajarbali.com | Memasuki hari Senin (11/05/2020) sore, data dari pusat informasi penanggulangan Covid-19 Kabupaten Bangli, menunjukkan tidak ada angka penambahan kasus positif lagi. Sebaliknya, tercatat dua orang dinyatakan sembuh. Meski demikian, sampai saat ini Kabupaten Bangli masih tercatat sebagai daerah dengan penyumbang kasus […]

Berita Lainnya