GIANYAR - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Selain bertugas mengawal penanggulangan penyebarab covid 19, Satgas gotong royong covid 19 juga ikut serta memerangi DBD. Hal ini terjadi di Desa Adat Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh. Hal ini karena telah 9 orang warga setempat dinyatakan positif DBD. Kondisi ini diakui Bendesa Adat Sema, Pering, Made Wardana, Selasa (21/4/2020) .
Made Wardana menjelaskan, DBD sama parahnya dengan covid-19. DBD juga sangat nyata dilihat oleh masyarakat, sehingga ia bersama pengurus desa adat setempat berinisiatif untuk melakukan fogging secara mandiri. “Ini murni inisiatif mandiri desa adat, kami bergerak bersama satgas gotong royong covid-19,” jelas Made Wardana, Selasa (21/4/2020) .
Dikatakannya, hingga kini dinas kesehatan belum ada melakukan fogging. Ia mengerti bagaimana situasi dinas kesehatan saat ini, mengingat wabah corona masih menjadi prioritas. Namun ia berharap DBD jangan dikesampingkan. “Karena menurut masyarakat situasi di desa adat sudah sangat parah. Saya dituntut untuk bergarak cepat, desa adat seperti dituntut mandiri dalam penanganan ini,” jelasnya.
Pihaknya bersyukur mendapat bantuan alat fogging dari anggota dewan Kadek Wardana. Menurutnya mesyarakat menunggu dinas kesehatan dengan prosedur birokrasi untuk melakukan fogging prosesnya sangat lama. “Jadilah kami fogging mandiri, kami kerahkan satgas gotong royong covid 19,” jelasnya.
Perbekel Desa Pering, Taufan Meyanto, mengatakan kasus pertama DBD dilaporkan ada di Banjar Prangsada, kemudia di Banjar Sema, selanjutnya muncul di Banjar Tojan. “Pada awal muncul di Banjar Prangsada, selanjutnya menyebar ke banjar-banjar lainya,” ungkap Meyanto. Disinggung terkait peran Kader jumantik yang ada di desa, ia mengatakan program tersebut sudah berjalan di beberapa desa namun saat situasi covid-19 ini belum bisa maksimal. Karena ada himbaun untuk tidak melakukan kunjungan. “Sudah ada petugas jumatik, tapi belum maksimal karena covid ini,” ungkapnya.
Diakui, dirinya sempat hendak didemo warga karena dianggap lamban mengatasi DBD. “Masyatakat sempat mau demo, saya kira Dinkes dalam hal ini sangat kewalaan karena kasusnya banyak. Beruntung kami mendapat alat fogging,” tutupnya.(gds).