GIANYAR – fajarbali.com | Sempat tidak bersedia sampahnya diangkut oleh armada kebersihan, kini warga mulai sadar. Mengingat sampah warga ini hanya dibuang ke sungai, sehingga menyebabkan pencemaran sungai. Bersedianya sampah warga diangkut armada ini, setelah dilakukan mediasi di Desa Saba dengan Desa Adat Bonbiu, Senin (9/11/2020) sore lalu.
Sebelumnya, beberapa banjar di Desa saba, menolak sampahnya diangkut arama kebersihan. Dimana warga memilih membuang sampah rumah tangga ke jurang pada Sungai Petanu, yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain itu sampah kiriman dari Blahbatuh juga ikut menyumbang pencermaran di wilayah tersebut.
Camat Blahbatuh, Ida Bagus Dharma Yudha, yang hadir langsung memediasi permasalah sampah tersebut, Selasa (10/11/2020) membenarkan mediasi tersebut. Dikatakannya, hal tersebut mengacu pada Perda No. 11 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga. “Kini sudah menemukan titik terang, truk sampah mulai melakukan angkut sampah setelah dilakukan paruman,” terang IB Dharma Yuda. Dimana empat banjar sepakat untuk sampahnya diangkut armada.
Atas persoalan itu, armada sampah akan mengangkut sampah warga dua kali sehari, yang waktunya disesuaikan. Dan warga juga diminta agar menaruh sampahnya dengan baik, baoik di TPST atau di depan rumah sudah terbungkus. “Untuk TPA Bonbiu, kedepannya akan ditata menjadi taman, sehingga kesan jorok, kumuh bisa menjadi hijau,” terangnya lagi.
Perbekel Desa Saba, Ketut Redhana mengatakan permasalahan TPA liar tersebut sudah terjadi sebelum dirinya menjadi perbekel. Ia berharap dengan adanya pertemuan tersebut permasalah sampah di desa Saba bisa diminimalisir. “Nanti juga akan dilakukan pertemuan kembali bersama desa Blahbatuh yang di fasilitasi oleh kecamatan,” jelasnya singkat.(gds).