https://www.traditionrolex.com/27 RSUP Sanglah Tak Ingin Kecolongan Terhadap Kasus Covid-19 - FAJAR BALI
 

RSUP Sanglah Tak Ingin Kecolongan Terhadap Kasus Covid-19

(Last Updated On: 13/03/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Dalam dua minggu terakhir, perkembangan jumlah kasus virus Corona (COVID-19) di luar China mengalami peningkatan 13 kali lipat. Jumlah negara yang terjangkit juga berlipat. Di situs resmi World Health Organization (WHO), Kamis (12/3/2020), disebutkan terdapat 118.000 kasus di 114 negara. Kematian pasien mencapai 4.291 orang. Ribuan orang masih bertarung menghadapi penyakit ini di rumah sakit.

 

Menurut Direktur WHO, Tedros Adhanom, dikutip dari situs resmi WHO, dalam hari-hari ini dan minggu-minggu ke depan, diperkirakan akan ada penambahan jumlah pasien, negara terjangkit dan kematian pasien karena COVID-19. Untuk itu, WHO sudah memberikan assement bahwa COVID-19 dikategorikan pandemik.

 

Sehubungan dengan hal tersebut, Direktur RSUP Sanglah, dr. I Wayan Sudana menyatakan tak ingin kecolongan terhadap kasus Covid-19. Selain menerapkan kapasitas ruang isolasi, pihaknya juga menyiagakan paramedis yang merupakan perawat dari berbagai ruang yang memiliki kemampuan penanganan pasien infeksi.

 

Ditanya terkait jumlah pasien dan kesiapan RSUP Sanglah, Ia mengatakan, saat ini di RSUP Sanglah merawat sebanyak 12 orang yang berstatus dalam pengawasan Covid-19. Kata dia, pasien dalam pengawasan bertambah hampir setiap hari. “Ya, kemarin masuk satu, jadi 12. Dari 12 itu, ada 3 WNI kemudian 9 WNA. 12 ini kondisi sehat. Dari jumlah tersebut, hari ini telah dirilis enam pemeriksaan laboratorium dengan hasil negatif, sehingga kini tersisa enam pasien yang masih menunggu hasil laboratorium,” terang Sudana, Kamis (12/3).

 

Pihaknya juga menerima informasi akan menerima pasien baru dalam pengawasan Covid-19 dari Klungkung. Selain itu, dua perawat di RSUP Sanglah kini menjadi pasien dalam pengawasan virus Corona (Covid-19). “Dua pasien tersebut merupakan perawat di ruang isolasi dan memiliki riwayat kontak dengan pasien dalam pengawasan Corona,” ujar Sudana.

 

Menurutnya, kedua perawat tersebut diduga kelelahan saat merawat pasien di ruang isolasi. Diduga akibat kelelahan inilah mereka akhirnya menderita sakit demam dan batuk. “Kita masukkan dalam perawatan pengawasan karena punya riwayat melayani di sana (ruang isolasi-red),” imbuhnya.

 

Pihaknya saat ini mengaku memiliki kapasitas sebanyak 18 kamar khusus untuk pasien dalam pengawasan Covid-19. Awalnya pihaknya hanya menyediakan 4, kemudian bertambah menjadi 6 dan kini menjadi 18 kamar. Kemudian pihaknya juga mengaku melakukan reposisi terhadap keberadaan tenaga medis.

 

Untuk kesiapsiagaan tim medis, Sudana mengatakan sudah tercukupi. Kata dia, tim medis terdiri dari sejumlah bidang, antara lain penyakit paru, konsultan penyakit tropis, anastesi dan lain-lain. Ia juga mengatakan, bahwa setiap ada penambahan pasien dalam pengawasan, maka akan dilakukan penambahan perawat.

 

Pihaknya tidak menyiagakan paramedis dengan jumlah tertentu, sebab jumlah paramedis disesuaikan dengan kebutuhan jumlah pasien, sehingga penggunaan tenaga medis dapat efisien. Selain itu, apabila pasien bertambah pihaknya akan bersurat ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk meminta tambahan tenaga yang sudah terlatih dalam pencegahan dan pengendalian infeksi. (dar).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Kembangkan Ekonomi Kreatif di Desa

Jum Mar 13 , 2020
Dibaca: 8 (Last Updated On: 13/03/2020)GIANYAR – fajarbaliu.com | Kabupaten Gianyar memiliki perbekel termuda dengan gagasan visioner. Perbekel termuda ini di Desa Batuan, Ari Anggara (28) jebulan magister science UGM. Bahkan Bupati Gianyar menaruh harapan besar kepada perbekel muda ini, mengingat visi misi saat kampanye Pilkel dinilai visionar. Dalam visinya diungkapkan […]

Berita Lainnya