AMLAPURA – fajarbali.com | Upaya pemkab Karangasem untuk menekan kendaraan pengangkut galian C agar tidak berjalan beriringan saat mulai naik di bukit Berina, kecamatan Abang dengan membangun rest area tampaknya belum berjalan optimal.
Pasalnya, rest area yang berlokasi tepat dibawah bukit Berina, banjar Kaang-Kaang,Desa Kertha Mandala, Abang nyaris sepi dari hiruk pikuk truk pengangkut galian C. Dalam sehari, truk pengangkut galian C yang memanfaatkan rest area bisa dihitung dengan jari.
Salah seorang setempat yang enggan disebutkan namanya, Minggu (3/1/2021), menyampaikan, paling banyak jumlah truk yang masuk ke rest area hanya 4 truk saja. Itu, kata warga tersebut, saat situasi normal. Namun, jika seperti saat ini jumlah truk yang masuk dalam sehari hanya satu truk saja. “Kalau musim sekarang satu truk saja sudah banyak, malah kadang tidak ada truk yang masuk,” ujar sumber.
Sumber ini kembali menjelaskan, sekali truk pengangkut galian C ini masuk ke rest area, dikenakan tarif parkir sebesar Rp 3 ribu. Namun jika memakai kamar mandi, akan ditambah lagi sebesar Rp 2 ribu. Jadinya, kata sumber, setiap truk dikenakan dana sebesar Rp 5 ribu setiap parkir dan memakai kamar mandi. “Setiap kali mereka parkir dikenakan tariff Rp 3.000, kalau pakai kamar mandi ditambah Rp 2.000,” ucapnya.
Sementara itu, Kadishub Karangasem Ida Bagus Putu Suastika saat dihubungi mengatakan,sepinya truk pengangkut galian C ke rest area juga dipengaruhi jumlah truk yang melintas dari kecamatan Kubu terbilang sedikit. “Jumlah truk yang melintas sekarang juga berkurang,” ujarnya.
IB Putu Suastika mengaku, akan berupaya melakukan penertiban kepada truk pengakut galian C yang masih tetap membandel parkir dibawah bukit Berina. Suastika juga mengakui, jika beberapa sopir truk pengangkut galian C ini masih ada yang membandel tidak mau parkir ke Rest area. “Kita sudah koordinasi dengan Polsek Abang untuk mengantensi agar sopir truk tidak lagi parkir dibawah bukit berina, namun ke rest area,” ujarnya.
Terkait petugas, kata IB Putu Suastika, pihaknya hanya menempatkan satu orang sebagai petugas pungut yang merupakan tenaga kontrak. Ia pun berharap, meski jumlah truk yang melintas berkurang, para sopir untuk tidak parkir di sembarang tempat terutama di bawah bukit Berina. “Kita sudah siapkan rest area, tujuanya jangan sampai parkir dibawah bukit Berina, karena itu membahayakan pengguna jalan lainya,” ujarnya lagi. (bud).