Save as PDF
Universitas Udayana (Unud) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bidang Kerja Sama dan Kehumasan, bertempat di Golden Tulip Jineng Resort, Kuta, Badung, Selasa (21/2).
MANGUPURA – fajarbali.com | Mengawali tahun 2023, Universitas Udayana (Unud) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bidang Kerja Sama dan Kehumasan, bertempat di Golden Tulip Jineng Resort, Kuta, Badung, Selasa (21/2). Selain dihadiri pejabat internal Unud, rakor di bawah koordinasi Wakil Rektor IV ini turut mengundang pejabat dari Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Informasi Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes., menjelaskan, rakor tersebut bertujuan meningkatkan sinergi antar-seluruh unit di lingkungan Unud dalam rangka memberi layanan bermutu bagi stakeholder.
“Target kerja sama ini tentu diharapkan mampu mendukung Unud bertransformasi ke Perguruan Tinggi Negeri Badan Humum (PTNBH). Caranya dengan meningkatkan indikator kinerja utama Unud,” jelas Adiatmika, usai membuka rakor.
Rektor, kata Adiatmika, sudah memberi arahan agar kerja sama yang dibangun Unud berupa Memorandum of Understanding (MoU) bisa diminimalisir, namun yang terpenting adalah bagaimana “action”-nya.
“Arahan Bapak Rektor agar MoU ngaak usah banyak-banyak. Yang penting cabang dan rantingnya yang banyak,” imbuh dia.
Menurutnya, sebuah kerja sama yang dibangun memiliki dua target, yakni secara akademis dan praktis. Secara akademis, kerja sama diharapkan menggenjot kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes.
Sedangkan dari sisi praktis, kerja sama mampu melahirkan pemasukan-pemasukan bagi Unud untuk mendukung operasional. Misalnya dengan memberdayakan aset tidak bergerak yang dimiliki kampus negeri terbesar di Bali itu. Sebab, setelah PTNBH, Unud diberikan keleluasaan mengelola aset.
Terkait kerja sama luar negeri, lanjut dia, tahun 2022 lalu Unud telah bekerja sama dengan 180 instansi, baik perguruan tinggi maupun organisasi. Implementasi yang telah dilakukan meliputi pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian dan pengabdian.
Diakuinya, untuk mengirim mahasiswa ke luar negeri, Unud terkendala biaya. Sehingga pihaknya memanfaatkan peluang beasiswa dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi lewat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Unud telah mengirimkan sejumlah mahasiswanya untuk berkuliah langsung ke berbagai belahan negara. Bagi mahasiswa yang tidak berangkat namun mengikuti program pertukaran, bisa kuliah secara daring, namun kreditnya diakui.
Masih menurut Adiatmika, rektor membuka lebar peluang bagi setiap fakultas di Unud untuk menyasar kerja sama nyata ke luar negeri. Dukungan itu dibuktikan dengan pos anggaran.
“Harapan kami tentu semakin banyak mahasiswa asing dan luar daerah yang kuliah di Unud. Demikian juga dukungan dari kementerian, pemerintah daerah dan stakeholder lain,” ujarnya.
Sementara itu, menyoal publikasi tentang program dan capaian Unud, dari tingkat program studi, fakultas, rektorat dan semua unit, Unud telah menggandeng media-media mainstream di Bali. Bahkan, melalui tim juru bicara rektor, Unud juga menshare kegiatan di platform media sosial.
“Kehadiran nara sumber dari Brawijaya dan Unesa tentu kami harapkan memberi masukan positif bagi kami ke depan,” kata Adiatmika memungkasi. (Gde)
Save as PDF