Rabies Menjadi Ancaman, Siswa SDN 2 Sesetan Denpasar, Antusias Ikuti Program Pencegahan

IMG-20241022-WA0002

Loading

Pendampingan Siswa SDN 11 Sesetan dalam Program Pencegahan Rabies menggunakan Media Gambar di SDN 2 Sesetan, Denpasar.
DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (Pengabmas) Politeknik Kesehatan Kemenkes (Poltekkes) Denpasar, yang dikoordinir Anysiah Elly Yulianti, SKM, M.Kes., bersama dua anggota; ⁠I Ketut Aryana, BE, SST, M.Si., dan ⁠Ni Ketut Rusminingsih, SKM, M.Si., ingin berkontribusi menekan kasus rabies akibat gigitan anjing. 

Langkah yang dilakukan dengan mengedukasi/pendampingan peserta didik SDN 2 Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Anysiah menargetkan anak-anak SD agar tertanam pengetahuan sejak dini.

"Agar mudah dicerna, materi program pencegahan rabies kami kemas dengan media gambar. Menyesuaikan dengan kemampuan anak usia SD," kata Anysiah.

Dipilihnya Kelurahan Sesetan sebagai lokus pengabdian, karena wilayah ini padat penduduk. Bahkan Sesetan masuk kategori Kelurahan dengan luas wilayah terbesar nomor tiga di Indonesia.

Luas total Kelurahan Sesetan mencapai 68.500 ha/m2, terdiri dari 14 lingkungan.

Dengan kepadatan penduduk serta luas wilayahnya, potensi gangguan kesehatan pun berbanding lurus sehingga perlu upaya pengendalian bersama. Tak terkecuali soal rabies.

Anysiah mengungkapkan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mencatat angka kematian akibat rabies selama tahun 2022 mencapai 22 kasus yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.

"Sedangkan jumlah gigitan mencapai 34.858 kasus, dan ditemukan sekitar 680 kasus yang benar-benar positif rabies anjingnya," ungkapnya.

Dalam upaya penanganan rabies ini ada keterlibatan antara sektor kesehatan manusia dan kesehatan hewan.

Pemerintah Daerah di Bali telah membangun Rabies Center di sejumlah rumah sakit dan seluruh Puskesmas di Bali.

Sebagai contoh, Rabies Center di Puskesmas 1 Denpasar Selatan melakukan manajemen terhadap pasien kasus gigitan anjing.

Penatalaksanaan dilakukan mulai dari mengobati luka gigitan hingga pemberian vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR).

BACA JUGA:  24 Tahun Usia FKPPAI, Berakar dari Budaya untuk Kesehatan Bangsa

Rabies Center juga sebagai upaya memperlancar distribusi VAR dan SAR. Pemberian VAR dan SAR berbeda, SAR diberikan lebih sedikit dari VAR karena tidak semua pasien gigitan hewan membutuhkan SAR.

Tim pengabdi mengapresiasi semangat Lurah Sesetan, Kepala SDN 2 Sesetan, peserta didik, serta semua pihak yang menjadi sasaran advokasi pengabdian kepada masyarakat. 

 

Scroll to Top