GIANYAR|fajarbali.com
Agro Abian Salak di Desa Sibetan menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh dosen Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Pengabdi oleh Wayan Karta dan I Gusti Ngurah Dwija Putra pada Minggu (26/10/2025). Kegiatan ini mengusung tema “Pemberdayaan Kelompok Tani Salak Desa Sibetan melalui Edukasi Kanker dan Eksplorasi Potensi Antikanker pada Tanaman Salak.”
Edukasi Kanker kepada petani Salak Sibetan, Karangasem
Dalam kesempatan tersebut, I Wayan Karta bersama tim memberikan edukasi mengenai risiko kanker, pentingnya deteksi dini melalui kesadaran diri, serta pemanfaatan pangan fungsional lokal sebagai upaya pencegahan. Tim menjelaskan bahwa tanaman salak, yang merupakan komoditas unggulan Desa Sibetan, memiliki potensi besar sebagai sumber antioksidan alami yang bermanfaat dalam menekan risiko kanker.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa delapan varietas salak Sibetan memiliki kandungan vitamin C dan polifenol yang berbeda-beda, yang dapat dikembangkan menjadi berbagai produk pangan fungsional.
Beberapa produk diversifikasi yang telah diteliti dan diperkenalkan antara lain teh cang salak yang kaya antioksidan, cuka salak, serta kopi biji salak. Dalam kegiatan ini, masyarakat juga diberikan Buku Edukasi mengenai kanker dan dipandu cara pembuatan berbagai produk olahan salak agar dapat diterapkan secara mandiri.
Salah satu peserta menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan manfaat nyata, terutama dalam meningkatkan pemahaman mengenai pencegahan kanker. “Awalnya kami tidak terlalu memahami bagaimana mengenali kanker secara dini serta pemanfaatan salak dengan kandungan aktifnya. Setelah penjelasan yang diberikan, kami jadi lebih paham dan termotivasi untuk memanfaatkannya,” ungkap salah seorang peserta.
Ketua Agro Abian Salak, I Nyoman Mastra atau yang akrab disapa “Kongking”, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para petani. Ia menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan varietas salak Sibetan, sekaligus mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi pangan fungsional lokal guna menjaga kesehatan. “Kegiatan ini membuka wawasan para petani mengenai manfaat salak tidak hanya sebagai komoditas ekonomi, tetapi juga sebagai bahan untuk menunjang kesehatan,” ujarnya. Kegiatan ini selaras dengan bidang unggulan Poltekkes Kemenkes Denpasar, khususnya terkait kajian kanker dan kesehatan pariwisata. Melalui kerja sama yang terjalin baik antara akademisi dan masyarakat, diharapkan program pemberdayaan ini dapat terus dikembangkan untuk mendukung peningkatan kesehatan masyarakat sekaligus memperkuat identitas lokal Desa Sibetan sebagai sentra salak yang bernilai tambah.sar










