PKS Bali Tegaskan Tolak Kenaikan Harga BBM

“Alih-alih ekonomi pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat. Justru sebaliknya hidup rakyat yang sudah sulit, akan bertambah sulit dengan naiknya harga BBM,” ucapnya.

 Save as PDF
(Last Updated On: 08/09/2022)

DENPASAR-fajarbali.com

Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang cukup tinggi memunculkan polemik di masyarakat. Tak hanya masyarakat, dari kalangan partai politik juga ikut menyuarakan penolakan. Seperti yang dilakukan oleh DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bali.

Sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, harga BBM subsidi jenis Pertalite naik dari dari Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter dan Solar dari Rp 5.150/liter menjadi Rp 6.800/liter. Kemudian harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax naik dari Rp 12.500/liter menjadi Rp 14.500/liter.

Ketua DPW PKS Provinsi Bali H. Hilmun Nabi’ menyatakan, kenaikan harga BBM dinilai tidak tepat dengan kondisi saat ini. Apalagi saat ini dalam tahap pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19. Terlebih bagi Bali yang baru saja bangkit. Oleh karena itu, PKS meminta agar pemerintah segera menurunkan kembali harga BBM.

Hilmun Nabi’ menegaskan, pemerintah jangan sampai menambah beban masyarakat. Apalagi Bali adalah daerah yang paling terdampak pada sektor pariwisata akibat pandemi Covid -19 dan hingga saat ini ekonomi Bali belum sepenuhnya pulih.

“Dampak pandemi belum sepenuhnya hilang. Masyarakat Bali masih berupaya untuk bangkit, ekonomi belum sepenuhnya pulih. Dampak kenaikan dan kelangkaan minyak goreng saja, masih dirasakan oleh rumah tangga dan perekenomian rakyat,” tegas Hilmun.

Hilmun Nabi’ ; Jangan Buat Masyarakat Semakin Menderita

Tidak bisa dipungkiri jika masyarakat di Bali khususnya dibawah menjadi yang paling terdampak. “Kenaikan Harga sudah mulai terdampak pada Industri Pariwisata di Bali, seperti jasa transportasi, angkutan umum dan tiket masuk obyek wisata sudah mulai menaikkan harga,” terangnya.

Maka dari itu, terhadap kenaikan harga BBM, PKS dengan tegas dan jelas menyatakan penolakannya. Seharusnya pemerintah saat ini fokus pada perbaikan ekonomi dan mensejahterakan rakyat. Kami di Bali ini sudah sulit, imbas pandemi belum selesai. Jangan lagi dipersulit lagi. “Alih-alih ekonomi pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat. Justru sebaliknya hidup rakyat yang sudah sulit, akan bertambah sulit dengan naiknya harga BBM,” ucapnya.

Menurutnya, dengan adanya kenaikan harga BBM tersebut, rumah tangga di seluruh Indonesia akan semakin terpukul dengan kenaikan BBM bersubsidi. Serta akan berimbas pada kenaikan harga di sektor lainnya. Disamping itu, juga akan menurunkan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat kecil yang kondisi ekonominya belum pulih sepenuhnya.

“PKS bertanggungjawab secara moral dan konstitusional untuk menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM,” tegasnya lagi. (sis)

 Save as PDF

Next Post

Diadili, Peran Anak Dewa Puspaka dalam Kasus Sewa Lahan Tekuak

Kam Sep 8 , 2022
"Selamat siang Mbak Devy. Mhn maaf menyela kesibukan, Mbak. Ingin menginformasikan hingga siang ini dokumen belum masuk, Mba. Terima kasih”.
WhatsApp Image 2022-08-10 at 14.35.13-ee40dbb6

Berita Lainnya