PKB XLVII Tekankan Harmoni Semesta Raya, Direncanakan Dibuka Presiden Prabowo 21 Juni 2025

IMG-20250521-WA0006
Kadisbud Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha (kiri) dalam rapat persiapan PKB XLVII, Rabu (21/5/2025).

Loading

DENPASAR-fajarbali.com | Pesta Kesenian Bali (PKB) sebagai kegiatan seni budaya yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali yang melibatkan Kabupaten/Kota se-Bali bakal digelar pada 21 Juni hingga 19 Juli 2025. PKB tahun ini dirancang lebih inovatif untuk menghilangkan kesan monoton. 

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha, mengatakan, PKB XLVII tahun 2025 ini mengangkat tema “Jagat Kerthi: Loka Hita Samadaya, Harmoni Semesta Raya” yang tetap berlangsung di Art Center, Taman Budaya Bali dan Monumen Rakyat Bali. 

Menurut Arya, tema itu memiliki makna yang mendalam mengenai keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan dan alam semesta. "Jagat Kerthi" merujuk pada dunia yang suci dan harmonis, sementara "Loka Hita Samadaya" berarti "Kesejahteraan Dunia" atau "Kebaikan Bersama." 

"Harmoni Semesta Raya adalah perwujudan dari seluruh konsep tersebut, menunjukkan bahwa keselarasan dan kesejahteraan di dunia ini bergantung pada keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan," jelas Arya, Rabu (21/5/2025) di Kantor Disbud Bali. 

Ia melanjutkan, pesta seni milik rakyat Bali itu bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan seni serta budaya Bali, sehingga menampilkan berbagai materi, yaitu Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Bali World Culture Celebration (Perayaan Budaya Dunia, Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni), dan Jantra Tradisi Bali (Pekan Kebudayaan Daerah)

Pawai pembukaan PKB XLVII dimulai dari simpang tiga Jalan Ir. H. Juanda dan Jalan Raya Puputan, Denpasar melewati panggung kehormatan, dan berakhir di depan Kantor Kementerian Keuangan Wilayah Bali. 

Pawai ini diikuti oleh kabupaten kota di Bali dengan melibatkan sepasang Jegeg Bagus, Barisan Tarian Khas Daerah Kabupaten/Kota/ Desa Adat, Barisan Uparengga dan Garapan Tematik

BACA JUGA:  Proses Pembuatan Ogoh-Ogoh juga Dilombakan

Rekasadana (Pergelaran) masing-masing duta mengimplementasikan tema yang diusung yakni “Jagat Kerthi: Lokahita Samudaya (Harmoni Semesta Raya)”. 

Rekasadana ini juga dijadikan sebagai upaya pelestarian kesenian yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO dan WBTB Indonesia, sekaligus wahana rekonstruksi dan revitalisasi seni-seni klasik dan/atau seni yang telah punah.

Rekasadana (Pergelaran) menampilkan keragaman seni tradisi, klasik dan kerakyatan, dan mewakili kehkasan dan keunikan dari masing-masing Kabupaten/Kota se-Bali. Ada sebanyak 49 pergelaran merupakan hasil dari kurasi tim kurator yang akan disajikan oleh duta kabupaten dan kota di Bali. 

Selain menampilkan para sekaa lokal Bali, pargeleran ini juga diikuti oleh partisipasi luar daerah sebanyak , dan partisipasi luar negeri. 

Utsawa (Parade), khususnya pada materi Gong Kebyar Dewasa, Gong Kebyar Wanita dan Gong Kebyar Anak-anak sudah menjadi gengsi sehingga seluruh kabupaten dan kota di Bali tidak ada yang absen. 

Namun, untuk parade gong kebyar legendaris, arja klasik, drama gong tradisi, wayang kulit, palegongan klasik, janger tradisi remaja, joged bumbung, nglawang, busana adat khas kabupaten dan kota tak semua mengirimnya. 

Lomba Bleganjur hanya diikut oleh 8 duta. Termasuk pula lomba barong ket yang hanya diikuti 8 duta saja. Kabupaten dan kota, juga tanmpak tak kompak untuk mengikuti lomba taman penasar, gender wayang, mesatwa dewasa, mesatwa anak-anak kategori umum, serta masih memberikan penghargaan untuk para penulis budaya melalui lomba karya tulis berita kisah.

Untuk serasehan dengan melibatkan peserta dari Perguruan Tinggi se-Bali, budayawan, seniman dan pemerhati budaya, serta lembaga kebudayaan dan masyarakat seperti MKB, MDA, PAKIS, Pasikian Yowana, Widya Sabha dan semacamnya sehingga gaung dan atmosfer PKB bisa lebih luas dirasakan masyarakat. Serasehan dilaksanakan secara luring-daring, sehingga jangkauan peserta lebih luas.

BACA JUGA:  Anggaran PKB "Dipangkas" Ratusan Juta, Disbud Khawatirkan Kesanggupan Sekaa untuk Tampil

Serasehan ini mengagendakan 3 materi yang dipanelkan dalam satu hari untuk mempertajam pemahaman budaya dan agama, selaras tema PKB XLVII Tahun 2025. Pertama Sipta dan Tetenger (membaca tanda-tanda alam), seni lukis gaya Deblog (hitam putih perekam tradisi Bali), dan Tari Legong Gaya Saba.

Kriya loka (loka karya) dalam PKB kali ini, akan membahas seni karawitan slonding, seni tari joged bumbung, seni pedalangan. Sementara untuk pameran Kandarupa menghadirkan Pameran Kerajinan Dan Industri Kreatif.

Pameran Kuliner Tradisional Khas Bali merupakan pameran kuliner khas yang merupakan wakil Kabupaten/Kota se-Bali. Sedangkan, pameran Seni dan Cinderamata Khas PKB dikurasi dari Tim Kurator PKB yang akan menampilkan pameran pakaian/kostum tari, wayang kulit, gamelan, alat-alat upacara, buku-buku Hindu/Seni/Sastra, dan pernak-pernik PKB.

Bali World Culture Celebration (BWCC) atau Perayaan Budaya Dunia di Bali sebagai salah satu materi pokok PKB yang akan menampilkan berbagai kesenian klasik, tradisional, dan seni rakyat dari luar negeri. 

Jantra Tradisi Bali (Pekan Kebudayaan Daerah) masih menjadi agenda menarik. Jantra Tradisi Bali merupakan kegiatan apresiasi budaya tradisi untuk Penguatan dan pemajuan kearifan lokal, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, pengobatan tradisional, permainan rakyat dan olahraga tradisi.

Untuk kali ini, agenda Jantra Tradisi Bali meliputi Murtirupa (demonstrasi), Pacentokan (Lomba), dan Temu Wirasa (Sarasehan). Jantra Murtirupa menampilkan dua (2) sekaa dan Temu Wirasa (Sarasehan) membahas dua (2) topik materi. 

Untuk olahraga tradisional melombakan permainan magala-gala, tajok putra, dan terompah putri yang merupakan duta kabupaten kota di Bali. Semantara untuk lomba apresiasi budaya tradisi membuat layangan bebean, dan membuat kreasi pintu masuk tradisional Bali.

PKB tahun 2025 ini juga memberikan penghargaan Adi Sewaka kepada seniman yang mengabdikan keahlian seni yang dimiliki untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara, juga memiliki integritas dedikasi dan kontribusi dalam penguatan dan pemajuan seni tradisi klasik dan/seni rakyat. 

BACA JUGA:  Didasari Bakti, Satya, Wirang, AA Gde Agung Puji Ngaben Massal Warga Arya Gajah Para

Berusia paling rendah 45 tahun, berkiprah paling sedikit 10 tahun dan memiliki keahlian kepeloporan dan inovasi dalam penguatan dan pemajuan seni tradisi klasik dan/atau seni rakyat di Provinsi Bali.

Dalam perhelatan PKB tahun 2025 ini, Pemerintah Provinsi Bali menganggarkan total biaya jasa kesenian, yaitu untuk 22 sekaa dibiayai sebesar 35.000.000, 5 sekaa dibiayai 100.000.000 (kesenian kolosal, kesenian rekonstruksi, dan pendamping Gong Kebyar) dan 4 sekaa dibiayai 198.000.000 (penyaji Sendratari, garapan pawai pembukaan).

Scroll to Top