Dalam setiap hajatan Pilkada, keberadaan saksi selalu menjadi salah satu hal pokok. Mengingat, potensi kecurangan dalam proses penghitungan suara selalu ada. Inilah yang perlu dilakukan antisipasi oleh setiap partai pendukung maupun pengusung pasangan calon.
DENPASAR-fajarbali.com | Seperti yang telah disiapkan oleh Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) DPD I PDIP Bali. Sekretaris BSPN DPDI PDIP Bali Dewa Made Mahadnyana mengatakan, pihaknya telah menyiapkan saksi sebanyak 10.886 orang. “Kami sudah siapkan saksi se-Bali sebanyak 10.886,” katanya saat ditemui di DPRD Bali, Kamis (04/01/2018).
Nantinya, saksi yang disiapkan sebanyak 5 orang. 3 orang merupakan Guraklih (Regu Penggerak Pemilih). Sedangkan, 2 orang merupakan saksi saat pencoblosan dan rekapitulasi suara di TPS. saksi-saksi tersebut juga termasuk untuk dua daerah yang menyelenggaran Pilkada yakni Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Klungkung. “Iya, kita komandani satu. Karena Formulir C1 itu disatu tempat. Kalau terjadi gugatan, kita siap,” tandasnya.
Mengenai pemetaan titik-titik yang menjadi kerawanan di Pilgub Bali 2018, anggota Komisi II DPRD Bali ini mengaku masih belum memikirkan hal tersebut. Pasalnya, BSPN masih akan menggelar rapat bersama jajaran DPD I PDIP Bali guna membahas segala potensi yang kemungkinan akan terjadi pada Pilkada. “Belum (pemetaan,red). Mudah-mudahan akhir Bulan Januari ini,” terangnya.
Menurutnya, titik-titik yang rawan serta dikantong-kantong suara PDIP sejatinya sudah digarap pada Pilkada serentak 2015 dan 2017 yang lalu. Hal ini terbukti dengan menangnya Kepala Daerah yang diusung oleh PDIP pada Pilkada serentak sebelumnya. Dari enam kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pilkada yakni Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Bangli, Kabupaten Badung, Kabupaten Karangasem, serta kabupaten Buleleng pada 2017, semuanya menang. Hanya minus Kabuapaten Karangasem saja yang gagal. “Di Pilkada kemarin sudah menang,” yakinnya.
Khusus untuk Kabupaten Karangasem, BSPN agak kesulitan dalam menggarap suara. Pasalnya, banyak warga yang mengunsi akibat adanya erupsi Gunung Agung. Untuk itu, PDIP focus menggarap suara didaerah-daerah pengungsian dengan membentuk tim.
“Justru pemetaan yang susah kita garap itu secara fotografi itu oleh partai, karena ada pengungsi ini. Makanya kemudian, konsesus kita menyelidiki dan meyakini penggarapan, terbentuklah tim yang sudah turun sejak beberapa bulan yang lalu,” pungkasnya. (her)