Pie Susu Jadi Ikon Buah Tangan Bali, LPM Unwar Lakukan Pendampingan

Permasalahan yang dihadapi pelaku usaha belum memahami dengan baik sistem akuntansi dan belum menerapkan strategi pemasaran berbasis digital

 Save as PDF
(Last Updated On: 04/06/2023)

LPM Unwar melakukan pendampingan terhadap dua industri rumahan pie susu di Denpasar.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Pelaku usaha pie susu belakangan sangat berkembang pesat, khususnya di Denpasar. Produknya pun sukses menjadi ciri khas oleh-oleh Pulau Dewata bagi wisatawan.

Meski berkontribusi bagi perkembangan sektor pariwisata, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pie susu ternyata menemui banyak kendala dalam proses produksinya.

Karenanya, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Warmadewa (Unwar) tergerak untuk meningkatkan kapasitas UMKM pie susu yang dikemas dalam pengabdian, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) pada kelompok Usaha Pie Susu Jaya Dua dan Bariesta yang berlokasi di Jalan Salya No. 28 Denpasar.

Ketua Pelaksana PKM, Dr. Ni Wayan Sitiari SE., MM., dikonfirmasi di Denpasar, Sabtu (3/6/2023), lalu, menjelaskan, permasalahan yang dihadapi pelaku usaha belum memahami dengan baik sistem akuntansi dan belum menerapkan strategi pemasaran berbasis digital.

“Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mitra dalam merencanakan keuntungan dengan system akutansi yang benar, meningkatkan niat kewirausahaan, meningkatkan kemampuan dalam mempergunakan sistem pemasaran berbasis digital,” kata Sitiari, didampingi anggota Ni Nengah Sri Ekayani, SE., M.Si, dan Ni Nyoman Rusmiati, SE.,MM dan 4 orang mahasiswa.

Kata Sitiari, dalam mengelola usaha kecil dibutuhkan kerja keras dengan jiwa  kewirausahaan. Pelaku usaha harus proaktif mencari informasi tentang produk, untuk memenuhi selera konsumen yang selalu berubah.

Permasalahan-permasalahan dalam menjalankan usaha, lanjut Sitiari, tidak dapat diatasi hanya dengan mengeluh apalagi menyalahkan orang lain. “Motivasi yang dilandasi rasa jengah harus dibangkitkan sehingga mampu ikut bersaing secara sehat,” katanya.

Menurut dia, soal persaingan harga yang dihadapi pelaku usaha dapat disebabkan belum memahami metode penentuan harga pokok  dengan sistem akuntansi yang benar.

Pada kesempatan tersebut dilakukan  pendampingan dalam menghitung harga pokok produk dengan menggunakan sistem akuntansi yang sederhana.

Pendampingan menghitung harga pokok dilakukan Nengah Sri Ekayani. Ekayani menjelaskan dengan memberikan buku panduan dan akan dibimbing dan dipantai selama 3 bulan kedepan.

Menurut Ekayani, perhitungan harga pokok sudah dilakukan dengan benar, permasalahan dalam menentukan harga produk dapat teratasi. Kalau sudah semua direncanakan dengan baik harga dapat disesuaikan dengan keuntungan yang diharapkan.

Sementara itu, Nyoman Rusmiati walaupun harga lebih mahal dari pesaing  asalkan  kualitas produk tetap dijaga. Kualitas yang perlu diperhatikan mulai dari kualitas bahan baku, proses produksi, dan pelayanan.

Pemasaran harus dilakukan melalui semua media social baik secara online maupun secara konvensional. Masalah lain yang ditawarkan untuk mengatasi persaingan harga adalah perlu dibentuk persatuan pengusaha pie susu yang berada di Denpasar.

Mengingat pie susu sudah menjadi ciri khas oleh-oleh dari Bali. Kegiatan Pengabdian diakhiri dengan penyerahan peralatan produksi berupa 20 biji loyang dan buku pencatatan akutansi. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Aksi Penjarahan di Kafe Eskrim Leonardo, Tersangka Ngaku Atas Inisiatif Sendiri, Sewa 50 Tenaga Harian

Sen Jun 5 , 2023
Kerugian Perusahaan Capai Rp 10 Miliar
IMG_20230605_184509

Berita Lainnya