Pendapatan Retribusi Pasar Kidul Mulai Merosot Pasca Tukang Suwun Positif Corona

(Last Updated On: 20/04/2020)

BANGLI – fajarbali.com | Ditengah merebaknya penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bangli dan diperparah adanya salah seoarang tukang suwun di Pasar Kidul yang dinyatakan positif, telah menyebabkan suasana pasar terbesar di Bangli ini cenderung mulai lebih sepi dari biasanya. Sebab, banyak masyarakat yang belakangan takut dan was-was untuk ke pasar. Kondisi tersebut, turut menyebabkan pendapatan daerah yang bersumber dari retribusi juga mulai mengalami penurunan.  

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangli, I Wayan Gunawan saat dikonfirmasi Senin (20/04/2020) mengakui adanya penurunan aktivitas pedagang di pasar Kidul.  “Belakangan para pedagang mulai was-was. Sebagian ada pedagang yang mulai jarang buka, sehingga mau tak mau untuk target realisasi retribusi pasar jelas akan turun,” ungkapnya.

Lanjut Gunawan, penurunan pendapatan dari retribusi pasar, diakui, mulai dirasakan terjadi sejak adanya informasi salah seoarang Tukang Suwun asal Tamanbali, dinyatakan positif terpapar covid-19. “Penurunan tidak sih terlalu banyak. Kalau biasanya, setiap hari kita bisa memungut retribusi sebesar Rp 3 juta lebih. Namun sejak beberapa hari terakhir, mengalami penurunan menjadi Rp 2 juta lebih,” bebernya.

Secara lebih rinci dibeberkan, sesuai data dari Disperindag Bangli, penurunan dirasakan mulai terjadi sejak tanggal 14 April2020. Yang awalnya dalam sehari mampu memungut retribusi sebesar Rp 3.570.000, keesokan harinya tanggal 15 April 2020 turun menjadi Rp 3.106.00. Berikutnya tanggal 16 April 2020 kembali turun menjadi p 2.729.000 dan tanggal 17 April 2020 kian merosot menjadi 2.487.000.

Dengan penurunan realisasi retribusi per hari tersebut, diakui, akan menyebabkan target PAD yang telah dipatok tahun 2020 akan cukup berat bisa dipenuhi. Dimana untuk tahun ini, Disperindag diterget bisa memasukkan PAD yang bersumber dari retribusi d enam pasar yang ada di Kabupaten Bangli meliputi pasar Kidul, Kayuambua, Kintamani, Yangapi, Loca Srana dan Pasar Seni Geopark sebesar Rp 2 miliar lebih. Namun hingga pertengahan bulan April 2020, baru mampu terealisasi sebesar Rp 509 juta lebih.

Disinggung terkait penciutan kembali pembatasan operasional pasar, disebutkan, belum ada rencana seperti itu. Kata Gunawan, pembatasan pasar masih berlaku sesuai surat edaran Bupati Bangli sebelumnya. Yang mana, pasar buka dari pukul 07.000 dan tutup pukul 14.00 wita. “Untuk pembeli dan pengunjung diharapkan jam 7 keatas datang ke Pasar. Kenapa demikian, agar masyarakat mendapat sinar matahari supaya lebih sehat. Tapi kalau ada kasus lagi, jelas saya akan lapor dulu ke pak Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Bangli,” ungkapnya.

Sementara upaya yang telah dilakukan Disperindag Bangli dalam mencegah penyebaran covid-19, pihaknya kian intens menggencarkan penyemprotan di area pasar Kidul. Kalau sebelumnya, penyemprotan dilakukan seminggu dua kali. “Sejak lima hari terakhir, kita telah melakukan penyemprotan di Pasar Kidul dua kali sehari, sebelum buka dan setelah tutup. Bahkan kalau gimana-gimana lagi, kita akan lakukan lebih esktra lagi demi kebaikan dan keselamatan kita semua,” tegas Wayan Gunawan.

Upaya lain, sejumlah tempat cuci tangan juga telah disiapkan di areal Pasar Kidul. Selain itu, pihaknya juga terus menghimbau masyarakat untuk tetap menggunakan masker serta menerapkan social distancing dan physical distancing. (arw)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Karangasem Kembali Jajaki Hotal Sebagai Tempat Karantina PMI

Sen Apr 20 , 2020
Dibaca: 6 (Last Updated On: 20/04/2020)AMLAPURA – fajarbali.com | Makin banyaknya kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karangasem, pemerintah daerah menyiapkan opsi lokasi karantina di sejumlah hotel yang ada di Karangasem. Selain kawasan Candidasa, pemkab juga menjajaki sejumlah hotel di kawasan desa Bunutan, Kecamatan Abang.     Save as PDF

Berita Lainnya