Denpasar- fajarbali.com | Di tengah kemerosotan ekonomi dan ketidakpastian pemulihan sektor pariwisata Bali akibat pandemi Covid-19, membuat sebagian besar masyarakat harus memutar otak guna memperoleh penghasilan untuk bertahan hidup. Awalnya mereka yang bekerja di industri pariwisata kini beralih profesi menjadi pedagang dan tak sedikit pula memilih kembali menjadi seorang petani.
Jika ditelaah, sektor pertanian memang menjadi opsi terbaik untuk menggerakkan perekonomian, pasalnya pertanian disebutkan minim terdampak pandemi karena masyarakat masih membutuhkan pangan.
Namun, menurut praktisi pertanian Dr. Ir. I Gusti Bagus Udayana, yang menjadi kendala selama ini ialah kegiatan bertani dari hulu hingga hilir dilakukan sendiri oleh petani, sehingga ke depan perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak.
"Jika teknologi pertanian berkembang dan berbagai pekerjaan dapat dimudahkan dengan teknologi akan muncul pula ketertarikan masyarakat terhadap sektor pertanian. Selama ini pertanian masih menjadi pekerjaan yang dinomor sekiankan, karena kesannya yang kotor, butuh investasi besar, waktu lama dan kesannya masih miskin. Namun, karena adanya pandemi ini sektor pertanian kembali dilirik," ujarnya, Selasa (3/8/2021).
Dalam hal pengembangan sektor pertanian tersebut, Bagus Udayana mengatakan butuh kerja sama dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, masyarakat termasuk stakeholder. Menurutnya, selain dimanjakan dengan pariwisata, sulitnya sektor pertanian berkembang selama ini dikarenakan petani masih melakukan semuanya sendiri.
"Selama ini yang terjadi, petani mengerjakannya sendiri, mengeluarkan modal sendiri, dan jika terjadi kerusakan panen, yang menanggungnya petani itu sendiri. Pasar juga menjadi masalah, ketika produknya tidak laku dan pada akhirnya rusak, petani yang mengalami kerugian sendiri. Untuk itu, guna membangkitkan pertanian di Bali butuh kerjasama dari berbagai pihak. Baik dukungan pemerintah, masyarakat hingga stakeholder dalam hal produksi, permodalan hingga pemasaran serta produksi produk turunan saat produk segar tidak laku di pasaran," terangnya.
Terkait lahan, Ia mengatakan berbagai teknologi saat ini telah banyak yang mendukung, sehingga lahan sempit pun tidak serta merta menjadi masalah. Selain hidroponik, yang terbaru saat ini dan bagus untuk dikembangkan, kata Bagus Udayana yaitu sistem fotovoltaik atau sistem tenaga surya yang digunakan untuk memasok tenaga matahari untuk sistem fotosintesis pada tumbuhan. Sistem ini pun dikatakannya sudah dijalankan di beberapa negara maju dan berkembang. (dha)
Jika ditelaah, sektor pertanian memang menjadi opsi terbaik untuk menggerakkan perekonomian, pasalnya pertanian disebutkan minim terdampak pandemi karena masyarakat masih membutuhkan pangan.
Namun, menurut praktisi pertanian Dr. Ir. I Gusti Bagus Udayana, yang menjadi kendala selama ini ialah kegiatan bertani dari hulu hingga hilir dilakukan sendiri oleh petani, sehingga ke depan perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak.
"Jika teknologi pertanian berkembang dan berbagai pekerjaan dapat dimudahkan dengan teknologi akan muncul pula ketertarikan masyarakat terhadap sektor pertanian. Selama ini pertanian masih menjadi pekerjaan yang dinomor sekiankan, karena kesannya yang kotor, butuh investasi besar, waktu lama dan kesannya masih miskin. Namun, karena adanya pandemi ini sektor pertanian kembali dilirik," ujarnya, Selasa (3/8/2021).
Dalam hal pengembangan sektor pertanian tersebut, Bagus Udayana mengatakan butuh kerja sama dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, masyarakat termasuk stakeholder. Menurutnya, selain dimanjakan dengan pariwisata, sulitnya sektor pertanian berkembang selama ini dikarenakan petani masih melakukan semuanya sendiri.
"Selama ini yang terjadi, petani mengerjakannya sendiri, mengeluarkan modal sendiri, dan jika terjadi kerusakan panen, yang menanggungnya petani itu sendiri. Pasar juga menjadi masalah, ketika produknya tidak laku dan pada akhirnya rusak, petani yang mengalami kerugian sendiri. Untuk itu, guna membangkitkan pertanian di Bali butuh kerjasama dari berbagai pihak. Baik dukungan pemerintah, masyarakat hingga stakeholder dalam hal produksi, permodalan hingga pemasaran serta produksi produk turunan saat produk segar tidak laku di pasaran," terangnya.
Terkait lahan, Ia mengatakan berbagai teknologi saat ini telah banyak yang mendukung, sehingga lahan sempit pun tidak serta merta menjadi masalah. Selain hidroponik, yang terbaru saat ini dan bagus untuk dikembangkan, kata Bagus Udayana yaitu sistem fotovoltaik atau sistem tenaga surya yang digunakan untuk memasok tenaga matahari untuk sistem fotosintesis pada tumbuhan. Sistem ini pun dikatakannya sudah dijalankan di beberapa negara maju dan berkembang. (dha)