DENPASAR-fajarbali.com | Vaksinasi massal digelar oleh Pemprov Bali di tiga lokasi pada tanggal 4 Februari 2021. Yakni Wantilan DPRD Bali, Wilayah Denpasar Selatan di Kampus Poltekes, Sesetan Denpasar. Sedangkan yang ada di wilayah Denpasar Utara dan Denpasar Barat di halaman Gedung Sewaka Dharma Lumintang, Denpasar. Vaksinasi tersebut menyasar para Tenaga Kesehatan (Nakes).
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra yang hadir saat Vaksinasi di Wantilan DPRD Bali menyatakan, pihaknya menggelar secara serentak dikarenakan molornya pencapaian proses vaksinasi tahap dua di Denpasar. Sesuai dengan rencana, Vaksinasi akan dilakukan selama dua hari yakni tanggal 4-5 Februari.
“Ini salah satu cara melakukan akselerasi percepatan proses vaksinasi bagi tenaga kesehatan. Karena di Denpasar tenaga kesehatannya paling banyak di Bali. Progres Denpasar per kemarin 57 persen, itu nomor dua terbawah di Bali. Terbawah capaiannya Kabupaten Bangli 38 persen, setelah itu Denpasar,” katanya.
Menurutnya, capaian vaksinasi di Bali rata-rata diatas 60 persen. Meski demikian, hal itu dinilai masih belum maksimal. “Badung dan Gianyar sudah di atas 60 persen. Denpasar masih belum, padahal ini pertama. Justru kabupaten lain yang belakangan dapat vaksin capaiannya lebih tinggi,” jelasnya.
Guna percepatan vaksinasi, pihaknya akan segera mencari formulanya. Sementara jika vaksin secara reguler dilokasi para naskes diperkirakan tak mencapai target. Padahal, targetnya pertengahan Bulan Februari Vaksinasi tahap pertama harus rampung. “Kalau regular saja tidak akan tercapai sesuai perintah Menteri Kesehatan. Maka kami melakukan terobosan dengan vaksinasi masal hari ini dan besok,” akunya.
Saat ini, Pemprov Bali berupaya untuk mempercepat vaksinasi terhadap nakes. Salah satu yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan Pemkot Denpasar agar menghadirkan nakes. “Kita juga lakukan regular tempat para nakes itu tetap berjalan, ketika secara masal ini belum sesuai harapan kami akan berkoordinasi kembali dengan Walikota Denpasar supaya mendatangkan tenaga kesehatannya. Jika dilihat tenaga kesehatan tidak ada alasan lambat, akrena divaksin nakes lebih mudah jika dibandingkan dengan masyarakat. Kita cari tahu masalahnya, leadrship kah atau gimana khusus di Denpasar,” tutur mantan Kalaksa BPBD Provinsi Bali ini.
Harapannya, Vaksinasi yang dilakukan pada tanggal 4-5 Februari bisa berjalan dengan sesuai rencana. Mengingat, dari total 13 ribu Nakes, baru 7.500 nakes yang di Vaksin. “Se-Bali diangka 56,14 persen. Khusus di Denpasar 57,75 persen di bawah capaian Provinsi Bali,” akunya.
Disisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya menyampaikan, banyak ditemukan jika Nakes diketahui memiliki Hipertensi. Sehingga urung di Vaksinasi. “Saat dicek baru tahu hipertensi, apakah karena tegang atau memang tidak tahu. Itu salah satu penyebabnya banyak yang tidak bisa divaksin,” kata dia.
Sesuai dengan aturan, dengan kondisi Nakes seperti itu, vaksinasi tak bisa dilakukan. Maka disarankan untuk berobat terlebih dahulu. Apabila tekanan darah sudah turun, bisa dilakukan Vaksinasi. “Kalau ada hipertensi berobat saja, dua sampai tiga hari setelah itu bisa divaksin. Ada beberapa hipertensi, dia minum obat, divaksin normal dan baik-baik saja,” pungkasnya. (her)