Save as PDF
Made Mangku Pastika
DENPASAR – fajarbali.com | Sebanyak 16 nama bakal calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dapil Provinsi Bali pada Pemilu 2024 beredar luas di media sosial.
Tiga dari 16 nama, yakni Arya Wedakarna, Bambang Santoso dan AA Gde Agung yang kini berstatus Anggota DPD RI (2019-2024) siap bertarung kembali sebagai inkumben. Namun, nama Made Mangku Pastika tidak muncul.
Mangku Pastika membenarkan bahwa ia tidak akan bertarung lagi memperebutkan kursi DPD, meski diakuinya, banyak yang mendukung agar purnawirawan polisi bintang tiga itu maju untuk periode kedua.
Faktor usia menjadi alasan utamanya untuk pensiun dari kontestasi politik. “Usia saya saat ini 71 tahun. Artinya pas 2024 sudah 73. Ya saya istirahat aja lah. Mungkin saya akan jadi wartawan,” kata dia sembari menebar tawa, Selasa (13/12) di Denpasar.
Menurut mantan Gurbenur Bali dua periode (2008-2013 dan 2013-2018) ini, wartawan adalah pekerjaan yang paling enak, karena bisa menulis apa saja asal tidak keluar dari kode etik.
“Tapi kalian jangan takut saya saingi. Ini cuma main-main saja. Saya siap membantu meningkatkan pengetahuan kalian. Kita bangun public policy, kita sering-sering diskusi jika saya sudah tidak jadi pejabat negara,” lanjut dia di depan sejumlah jurnalis.
Mangku Pastika melanjutkan, setelah menjadi warga negara biasa, komitmennya berkontribusi untuk pembangunan Bali tidak berhenti. Banyak pekerjaan rumah yang menunggunya terutama di bidang sosial.
Ia juga ingin aktif menjadi pengamat kebijakan publik agar masyarakat tercerahkan. Tentunya dengan melibatkan awak media. Apalagi sekarang banyak saluran untuk itu, salah satunya siniar atau podcast.
“Misalnya kita bahas tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Awal prosesnya gimana, trus larinya duit itu kemana. Ini masyarakat harus tahu. Kita awasi bersama,” kata Mangku Pastika.
Koordinator Mangku Pastika di DPD RI, Ketut Ngastawa menambahkan, sikap Mangku Pastika untuk tidak lagi mencalonkan diri sebagai calon Anggota DPD RI Perwakilan Bali pada 2024 telah dipertimbangkan dengan seksama.
“Meski posisi sebagai Anggota DPD RI membuat cukup terhormat, namun bila dibandingkan dengan kewajiban yang diemban belum sepenuhnya dapat dilakukan mengingat keberadaan DPD RI secara konstitusional memang berbeda dengan keberadaan DPR RI,” kata Ngastawa didampingi staf ahli lainnya, Nyoman Baskara dan Nyoman Wiratmaja.
Meski begitu, pihaknya mengapresiasi munculnya tokoh-tokoh masyarakat, termasuk mantan Bupati Karangasem, Wayan Gredeg dan mantan Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra yang meramaikan proses pencalonan Anggota DPD RI dapil Bali. (Gde)
Save as PDF