Panahan Nasional Memanas, 409 Atlet dari 22 Provinsi Ikuti WSS Kejurnas Umum Panahan Bali 2025

u7-Pembukaan-WSS-Kejurnas-Umum-Panahan-Bali-2025-di-Lapangan-Niti-Mandala-Renon-Denpasar
Pembukaan WSS Kejurnas Umum Panahan Bali 2025 di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar.

DENPASAR-fajarbali.com | Kompetisi panahan nasional kembali memanas. WSS Kejurnas Umum Panahan Bali 2025 resmi dibuka di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Kamis (16/10) dengan mempertemukan 409 atlet dari 22 provinsi se-Indonesia dalam ajang yang penuh tantangan dan sejarah baru. Kejuaraan ini tidak hanya menjadi tolok ukur prestasi, tetapi juga harapan besar bagi Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) untuk menjaring bibit unggul, khususnya di divisi Recurve dan Compound, demi persiapan Tim Nasional (Timnas) menuju Asian Games 2026.

Kejurnas Umum yang dulunya dikenal sebagai Kejurnas Senior (terakhir diadakan di Palangka Raya tahun 2022) ini mencatat sejarah penting dengan secara resmi memasukkan divisi Barebow ke dalam kompetisi, setelah sebelumnya hanya berstatus eksibisi.

Ketua Umum Pengprov Perpani Bali, I Made Rentin dalam sambutannya, menyebutkan bahwa kehadiran Barebow secara resmi, ditambah dengan pengadaan Piala Juara Umum 1, 2, dan 3 untuk pertama kalinya, diharapkan dapat memacu motivasi bagi provinsi peserta di masa mendatang. “Hal yang paling mencolok dan patut diapresiasi adalah semangat juang para atlet. Mayoritas dari 409 peserta, yang diwakili oleh 22 provinsi dari Aceh hingga Papua, datang dan berkompetisi dengan biaya mandiri atau dukungan penuh dari orang tua,” ujarnya.

Dalam pidatonya yang mewakili Gubernur Bali, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali, Dr. KN. Boy Jayawibawa, menyampaikan rasa terima kasih kepada Forkopimda Provinsi Bali (termasuk Pangdam, Danrem 163/Wira Satya, Kapolda, Kajati) serta sponsor seperti Kodam XI/Udayana atas dukungan tempat dan fasilitas. Dr. Boy Jayawibawa juga mendorong para atlet untuk menikmati kekayaan budaya dan pemandangan Bali setelah turnamen.

“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Bali menyambut baik atas terselenggaranya Kejurnas Panahan yang pada tahun ini untuk Bali mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah dengan harapan bahwa kegiatan ini akan menjadi bagian rutin kalender agenda acara di Bali dari tahun ke tahun. Dan pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung dan mensukseskan Kejurnas Umum Panahan Bali 2025,” ucapnya.

BACA JUGA:  The Nusa Dua Sukses Gelar AirAsia RedRun 2025, Pacu Sport Tourism Bali

“Olahraga panahan akan menjadi olahraga yang paling populer jika diikuti dengan pola pembinaan yang tepat serta penyelenggaraan kejuaraan yang berjenjang dan berkelanjutan. Sehingga kegiatan pemasyarakatan akan dapat diimbangi dengan pencapaian prestasi yang tinggi. Saya yakin, panitia dengan dukungan semua pihak akan dapat menyelenggarakan kejuaraan ini secara berkelanjutan dengan melibatkan lebih banyak peserta dalam level kualitas yang terus ditingkatkan. Raihlah prestasi dengan dilandasi semangat persahabatan dan sportivitas yang tinggi,” imbuh Dr. Boy Jayawibawa.

Di tengah kejuaraan ini, Wakil Ketua Umum IV PB Perpani, H. Suherman, menekankan pentingnya panahan Indonesia, mengingatkan akan sejarah emasnya di Olimpiade Seoul 1988. Ia berharap talenta-talenta berbakat dari Kejurnas ini akan muncul dan siap bersaing di kancah internasional. “Harapan terbesar datang dari PB Perpani, yang berencana memanggil para peraih juara, terutama di divisi Recurve dan Compound, untuk mengikuti seleksi Timnas guna menghadapi Asian Games 2026,” terangnya.

I Made Rentin mengakui bahwa panahan Bali saat ini masih 'merangkak' dibandingkan provinsi-provinsi di Jawa atau yang sudah memiliki Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) seperti Kalimantan. Meskipun demikian, Bali telah membuktikan diri mampu menyumbang atlet ke Timnas, seperti Kadek Dian Vanagosi (2021), Bagus Gede Agus Yudistiawan (2023), dan Gusti Fazli Kertinegoro (2025) untuk SEA Games.

Lebih dari sekadar kompetisi, panahan diajarkan sebagai olahraga kejujuran yang sangat terukur, hukuman diskualifikasi menanti atlet yang berbuat curang. Semangat ini ditekankan oleh I Made Rentin, yang berharap kejujuran dan sportivitas juga ditunjukkan oleh pengurus, mulai dari tingkat klub hingga PB Perpani, agar proses seleksi Timnas berjalan adil dan bijaksana, serta terhindar dari politisasi. (M-001)

Scroll to Top