https://www.traditionrolex.com/27 Pameran 'Lantera' Menguak Kiprah Perjalanan Tjokorda Gde Raka Soekawati - FAJAR BALI
 

Pameran ‘Lantera’ Menguak Kiprah Perjalanan Tjokorda Gde Raka Soekawati

Tjokorde Gde Rake Soekawati merupakan satu-satunya orang Bali yang menghadiri Kongres Pemuda Kedua 27-28 Oktober 1928 yang menghasilkan Ikrar kebangsaan Sumpah Pemuda. Ia menjadi sosok Lantera bahwa sekalipun sebagai anggota dewan rakyat, mau berkumpul dan mendengarkan para anak muda bersuara. 

 Save as PDF
(Last Updated On: 09/11/2022)
GIANYAR-fajarbali.com | Museum Sumpah Pemuda RI menggelar pameran bertajuk “Lantera: Langkah Tegas dan Berani Tjokorde Gde Rake Soekawati”. Pembukaan pameran ini digelar di Puri Kantor Ubud, Bali (8/11) malam. Selain dihadiri keluarga mendiang, sejumlah tokoh hadir dalam acara pembukaan
Kepala Museum Sumpah Pemuda, Titi Umi Kurniawati menjelaskan pameran yang digelar pada 9 hingga 13 November 2022. Dimana materi pameran mengisahkan jejak seorang tokoh Bali bernama Tjokorde Gde Rake Soekawati. Terungkap, beliau sebagai anggota dewan rakyat Hindia Belanda (Voiksraad) pertama dari Bali yang menjelma sebagai Lantera (Pencerah) bahwa orang Bali bisa melangkah maju, setara dengan yang lainnya. Selain itu, Tjokorde Gde Rake Soekawati merupakan satu-satunya orang Bali yang menghadiri Kongres Pemuda Kedua 27-28 Oktober 1928 yang menghasilkan Ikrar kebangsaan Sumpah Pemuda. Ia menjadi sosok Lantera bahwa sekalipun sebagai anggota dewan rakyat, mau berkumpul dan mendengarkan para anak muda bersuara. 
 
Setelah Kemerdekaan RI, Tjokorde Gde Rake Soekawati menghadapi berbagai dinamika masa revolusi. Jabatan Presiden Negara Indonesia Timur (NIT) yang dipegangnya merupakan sebuah persimpangan menuju ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia sosok yang konsekuen dan konsisten dalam mengambil setiap kebijakan. 
 
Staf Ahli Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi, Muhammad Adlin Sila sangat menyambut positif digelarnya pameran “Lantera: Langkah Tegas dan Berani Tjokorde Gde Rake Soekawati”. “Kita bisa mengenal sosok Tjokorde Gde Rake Soekawati yang mungkin sebagian dari kita belum banyak mengetahuinya,” ujar M Adlin Sila. Sebuah terobosan di masa lalu terjadi saat seorang putra Bali bernama Tjokorde Gde Rake Soekawati membawa rombongan seniman Bali pada sebuah Pameran Kolonial yang berlangsung di Paris, Perancis tahun 1931. Terlepas dari pameran yang bermaksud unjuk kuasa negeri penjajah, Tjokorde Gde Rake Soekawati mengambil peluang tampil di hadapan masyarakat mancanegara untuk memperkenalkan kekayaan seni dan budaya Bali. Penampilan rombongan seniman Bali ini pun mengundang banyak pujian dan decak kagum dari berbagai pihak, sehingga mereka yang hadir menyaksikan ingin mengetahui lebih dalam mengenai seni dan kebudayaan Bali.
 
Tjokorde Gde Rake Soekawati di masa melakukan diplomasi budaya yang kali pertama dilakukan oleh orang Bali sendiri di luar negeri. Tentunya diplomasi ini berdampak signifikan kepada meningkatnya kunjungan turis luar negeri yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai seni dan budaya Bali. Tak hanya untuk Bali dan pastinya juga Indonesia. Masyarakat pula bertambah pengetahuannya serta dapat merefleksikan nilai-nilai luhur yang pernah dilakukan Tjok orde Gde Rake Soekawati di masa lalu untuk hari Ini dan masa depan.
 
Sementara itu, perwakilan ahli waris Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati mengatakan sangat terharu dengan adanya pembukaan pameran tersebut. “Saya tidak menyangka kakek saya memiliki kiprah yang sangat banyak dan ambil bagian dalam perjuangan dan kebudayaan,” jelas Cok Asmara. Dirinya mewakili keluarga juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, terutama penulis biografi dimana dalam biografi terdapat informasi yang sebelumnya belum diketahui perjuangan dan kiprahnya. “Semoga kiprah beliau menjadi teladan dari generasi muda,” harapnya.sar
 Save as PDF

Next Post

Sistem Komputer Error, Salah Satu Lift PRG Sering Ngadat

Rab Nov 9 , 2022
"Eskalatornya ada lampu sensor, bila ada orang akan naik maka secara otomatis eskalator berputar. Nah, saat terlihat diam itu dikira mati maka pengunjung naik tangga," jelas Nama Artawa. 
IMG_20221109_154433-85806716

Berita Lainnya