OXO The Pavilions, Hunian yang Fokus pada “Wellness” Pertama di Bali dengan Sertifikat Hak Milik

IMG-20250507-WA0002
(ki-ka): Lev Kroll, Johannes Weissenbaeck dan Chris Precht, saat konferensi pers bersama awak media.

TABANAN-fajarbali.com | OXO Group Indonesia, perusahaan pengembang dan pengelola properti butik yang berpusat di Bali, secara resmi memperkenalkan OXO The Pavilions — proyek hunian inovatif yang terdiri dari 24 vila dengan sertifikat hak milik yang memadukan praktik kesejahteraan dan kebugaran holistik ke dalam kehidupan sehari-hari. Proyek ini merupakan hasil kerja sama dengan arsitek global ternama, Chris Precht.

Johannes Weissenbaeck, Founder dan CEO OXO Group Indonesia mengungkapkan, OXO The Pavilions mendefinisikan ulang lanskap real estat dengan mengintegrasikan pengalaman hidup sehat kelas dunia ke dalam kehidupan sehari-hari. 

“Kami meningkatkan misi kami untuk menciptakan ruang yang menginspirasi, menyembuhkan, dan meningkatkan pengalaman kesehatan yang menetapkan standar baru untuk kehidupan neo-luxury di Bali,” ungkap Johannes Weissenbaeck, Rabu (7/5/2025).

Dia menerangkan, Bali, yang telah lama identik dengan kesehatan dan kebugaran, menarik wisatawan dan investor gaya hidup yang mencari keseimbangan, ketenangan, dan kehidupan holistik. 

Namun, hingga saat ini, konsep hunian yang berfokus pada kebugaran, terutama di segmen premium dengan status hak milik, sebagian besar belum tersentuh di Indonesia. 

"Kami meyakini OXO The Pavilions akan menjadi game changer yang menciptakan standar baru dalam industri properti di Bali. Bayangkan sebuah hunian yang membuat Anda merasa lebih baik dan hidup lebih lama. Visi kami adalah mendefinisikan ulang real estat untuk mendukung kesejahteraan Anda sehari-hari," tutur Jo—sapaan akrab Johannes Weissenbaeck.

Pria kelahiran Austria ini mengatakan bahwa OXO The Pavilions akan menampilkan 24-unit vila yang masing-masing memiliki desain tersendiri dan didukung oleh fasilitas kebugaran yang dirancang dengan cermat. Dengan luas mulai dari 170 hingga 420 meter persegi, vila-vila ini menyelaraskan alam dengan desain. 

Sementara, visi Precht memastikan setiap hunian memenuhi standar internasional, sekaligus mengakomodasi warisan budaya dan alam Bali.

“Proyek ini hanya berjarak dua menit berjalan kaki dari Kota Nuanu, pusat kreatif yang siap menjadi tujuan wisata utama berikutnya di Bali,” imbuhnya.

BACA JUGA:  Peringati Hari Sumpah Pemuda, BBDC dan BRI Regional Office Denpasar Gelar Donor Darah

Penghuninya nanti akan memiliki akses pejalan kaki ke berbagai fasilitas Nuanu, termasuk ProEd Global School, Luna Beach Club, Lumeira Spa, dan jaringan jalur pejalan kaki yang indah.

Dengan luas 44 hektare, Nuanu mewujudkan filosofi Bali Tri Hita Karana—harmoni antara manusia, alam, dan jiwa. Ekosistem terpadu ini memadukan seni, budaya, kebugaran, dan kehidupan yang terinspirasi alam, yang menawarkan pengalaman transformatif bagi para pengunjung dan penghuninya.

Sebagai rumah bagi komunitas kreator, pemimpin, dan penggerak perubahan yang dinamis, Nuanu mendorong koneksi dan kolaborasi melalui sebuah sanctuary di tepi pantai, program budaya, instalasi seni, serta ruang kerja bersama dan ruang komunal yang inovatif—semuanya dirancang untuk memicu kreativitas dan membina hubungan yang bermakna.

“Setiap proyek hunian yang kami kerjakan harus memiliki standar internasional dan bisa diterima, bukan hanya oleh pasar domestik, namun juga pasar global,” ungkapnya.

Sementara itu, Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City, mengatakan, sebagai hunian wellness pertama di Bali, OXO The Pavilions akan memperkuat daya tarik Nuanu dan mendukung fokus pemerintah Indonesia pada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan—yang selanjutnya memperkuat posisi Bali sebagai destinasi premium. 

"Komitmen terhadap keberlanjutan ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi pengunjung, mendorong mereka untuk berwisata dengan cara baru," jelas Lev. 

Meskipun minat internasional tetap kuat—didominasi oleh pembeli dari Singapura, Amerika Serikat, Australia, dan Jepang—OXO Group sengaja menargetkan pembeli domestik dan internasional.

Konsultan properti Knight Frank menyatakan Bali merupakan salah satu dari sepuluh destinasi pilihan investasi orang kaya sebagai rumah kedua. Riset ini juga menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi di Bali mencapai 7,5% sejak tahun 2021, dengan rata-rata okupansi yang terus meningkat hingga mencapai 75%, membuat investasi di Bali sangat menarik.

Menurut Mordor Intelligence, pasar real estat Indonesia diproyeksikan tumbuh dari USD68,6 miliar pada tahun 2025 menjadi USD91,0 miliar pada tahun 2030, dengan CAGR 5,82% selama periode tersebut.

BACA JUGA:   Sektor Pertanian Bali Cukup Aman di Tengah Pandemi

Angka resmi dari Statistik Indonesia menunjukkan bahwa kontribusi PDB dari kegiatan properti mencapai Rp 488,31 triliun (USD 31 miliar) pada tahun 2022, yang menggarisbawahi perannya sebagai landasan ekonomi nasional.

Unveiling OXO The Pavilions

OXO The Pavilions akan mulai diperkenalkan kepada publik pada 8 Mei 2025 di Nuanu City. Dengan lebih dari 300 undangan—kombinasi yang seimbang antara konsumen domestik dan internasional—acara ini akan menjadi tolok ukur baru peluncuran real estat gaya hidup di Pulau Dewata.

Acara unveiling akan diikuti dengan pembukaan Galeri Pemasaran pada 10 Mei 2025, di mana para calon pembeli dapat merasakan desain proyek yang cermat dan fasilitas kesehatan terpadu secara langsung.

Sementara Grand Launching dijadwalkan pada 8 Juni 2025, yang akan mempertemukan para pemangku kepentingan dan calon pembeli untuk merayakan proyek baru paling menarik di Bali.

“Ini merupakan kesempatan bagi OXO Group Indonesia untuk mengumumkan kepada dunia bahwa kami akan meluncurkan OXO The Pavilions dalam 1 bulan ke depan. Ini adalah perayaan bersama para pemangku kepentingan dan calon pembeli yang menampilkan proyek paling menarik di Bali,” ungkap Johannes.

“Acara pengenalan produk ini adalah kesempatan kami untuk menunjukkan kepada dunia apa yang telah kami bangun,” kata Johannes Weissenbaeck. “Hanya dalam waktu satu bulan, kami akan menyambut para tamu untuk merasakan langsung inovasi dan kebugaran di jantung The Pavilions.”

“Wellness selalu menjadi pilar utama bagi OXO. Dari penawaran perhotelan hingga pengembangan real estatnya, kami telah menjadi pelopor dalam mendefinisikan ulang kehidupan mewah modern. Dengan inisiatif baru ini, perusahaan melanjutkan misinya untuk menciptakan ruang yang menginspirasi, healing dan meningkatkan pengalaman pribadi,” Johannes menambahkan.

Di OXO, pihaknya percaya bahwa kata wellness bukanlah tambahan. Sudah saatnya menjadikannya bagian utama dari pemikiran, desain, dan pengalaman kami yang secara langsung memengaruhi cara kita hidup, bekerja, dan berpetualang,"

BACA JUGA:  Indosat Berkomitmen Penuhi Kebutuhan Talenta Digital Indonesia Lewat Program IDCamp

"Proyek kami berikutnya merupakan babak baru dalam real estat gaya hidup, dan kami sangat bangga memperkenalkan komplek hunian Wellness Living pertama di Indonesia. Visi kami adalah menciptakan hunian tempat para penghuni untuk dapat berkembang—secara fisik, mental, dan emosional—sambil dikelilingi oleh keindahan alam Bali," imbuhnya. 

“Sekali lagi, OXO mempelopori inovasi Real Estat Gaya Hidup dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri di Bali dan sekitarnya,” ujar Johanness.

The Pavilions merupakan wujud dedikasi OXO yang berkelanjutan untuk merintis real estat gaya hidup di Indonesia. Dengan visi untuk menciptakan gaya hidup yang menginspirasi dan bermanfaat bagi para tamu dan investor, sejak awal tahun 2015, produk dan pengalaman properti OXO telah dikenal memiliki standar yang tidak kenal kompromi, desain yang cerdas, layanan premium, dan mengutamakan prinsip keberlanjutan. 

Dengan portofolio lebih dari 100 properti di seluruh Bali dan total pengembangan senilai Rp 1.000 miliar, OXO terus menetapkan tolok ukur dalam real estat mewah yang berkelanjutan dan berdesain maju.

Desain Arsitektur Fleksibel dan Adaptif

Sementara itu, Chris Precht, desainer arsitektur yang merancang OXO The Pavilions juga mengungkapkan visinya atas hasil kreasinya tersebut. “Arsitektur harus mengekspresikan tempat dan waktunya. 

Contohnya di Bali, itu berarti merancang untuk beradaptasi dengan sinar matahari, curah air hujan, ritual budaya, dan alam sekitar—dan generasi yang mencari tujuan dan kesempatan,” terang Chris Precht. 

“Saatnya menciptakan bangunan yang fleksibel dan adaptif yang mencerminkan cara hidup manusia yang sebenarnya.”

Precht menekankan bahwa setiap material dan bentuk harus mencerminkan identitas Bali, memanfaatkan sumber daya lokal dan palet alam.

Keputusan OXO untuk bermitra dengan Studio Precht menggarisbawahi ambisinya untuk memadukan ketepatan Eropa dengan jiwa budaya Asia Tenggara. Kolaborasi ini menghadirkan bakat kelas dunia ke Indonesia sambil tetap berakar kuat pada DNA alam dan budaya Bali. (rel) 

Scroll to Top