TABANAN – fajarbali.com | Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan I Ketut ‘Sadam’ Arsana Yasa menegaskan, sudah menginformasikan kepada seluruh nelayan Tabanan untuk waspada akan dampak dari La Lina. Dimana La Lina ini diperkirakan akan berlangsung sampai Desember.
Nelayan Tabanan diimbau waspada melakukan aktifitas melaut ditengah ancaman La Lina yang terjadi di laut bagian selatan. Sebab dampak dari La Lina berpotensi menimbulkan angin kencang, gelombang tinggi dan curah hujan secara tiba-tiba.
“Kita sudah imbaun nelayan kita di Tabanan,” ungkapnya, Kamis (8/10/2020).
Kata dia, untuk sekarang tinggi gelombang di Tabanan berfluktuatip. Minggu terakhir atau pada Selasa (6/10/2020) mencapai 2,5 meter, Rabu ketinggian gelombang laut turun menjadi 1,9 meter, dan hari ini (Kamis), Jumat dan Sabtu ketinggian gelombang diprediksi dalam kembali normal. “Tapi nelayan tetap harus waspada, karena dengan adanya La Lina cuaca buruk terjadi tiba-tiba meskipun sebelumnya cuaca terang,” katanya.
Hanya saja menurut Sadam notabane anggota DPRD Tabanan ini ditengah ancaman La Lina ini justru sedang terjadi musim panen lobster. Musim panen lobster ini sudah terjadi sejak Agustus dan akan hingga April 2020 mendatang. “Musim panen lobster ini cukup lama dan memang stok lobster untuk laut wilayah selatan di Tabanan ini cukup melimpah, termasuk juga potensi benih bening lobster (BBL),” tegasnya.
Dengan kondisi itu sesuai dengan Permen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nomor 12 Tahun 2020 Sadam akan mendorong dan mensosialisasikan ke nelayan Tabanan agar terdaftar sebagai nelayan penangkap BBL di KKP pusat. “Sekarang belum ada yang daftar, namun saya akan secara estafet lakukan sosialiasi agar seluruh nelayan di Tabanan terdaftar,” tandas politisi asal Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan ini. (kdp).