Mohon Pertimbangan Wisata Alam Untuk Dibuka

Loading

TABANAN - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Guna memulihkan kembali geliat pariwisata di Bali, Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bali, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo mengharapkan kepada Gubernur Bali, Wayan Koster untuk mempertimbangkan kembali kegiatan pariwisata terbuka, seperti halnya alam, budaya, serta wisata buatan manusia bisa dibuka kembali, dengan penerapan protokol kesehatan. Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para wisatawan yang berkunjung terbebas dari penyebaran Covid-19. "Saya harap Pak Gubernur Bali, Wayan Koster untuk bisa mempertimbakan kembali agar wisata alam bisa dibuka kembali," ucapnya Kamis (18/6/2020).

 

 

Lebih lanjut Inda Trimafo memaparkan, dengan dibukanya pariwisata terbuka seperti halnya pantai maupun alam, dengan memggaet wisatawan lokal Bali diyakini bisa menghidupkan kembali rantai ekenomi pariwisata. Pasalnya, dengan dibukanya tempat pariwisata tersebut dipastikan UMKM seperti restoran bisa berjalan dan sudah tentu kaitan ekonomi banyak yang dilibatkan baik itu travel, petani bahkan desa pun diyakini mempunyai pemasukan.

 

"Dengan dibukanya Pantai yang sifatnya outdoor dan cukup luas, nanti para pecalang dan Satgas Covid-19 yang mengatur tingkat kunjungan wisatawan. Ketika tempat kunjungan tersebut full, pihak pecalang dan Satgas bisa menutupnya. Dan kita yakin desa setempat pun akan akan mendaptkan masukan, selain itu UMKM disekitarnya juga akan hidup, disanalah terjadinya putaran rantai ekonomi," paparnya.

 

Selain itu juga Inda Trimafo menjelaskan, dengan dibukanya tempat wisata alam dipastikan harus dengan penerapan protokol kesehatan covid-19 bilamana wisatawan berkunjung, pecalang dan Satgas covid-19 harus memeriksa kondisi suhu tubuh wisatawan dipintu masuk dengan menggunakan alat thermo gun. Sedangkan untuk tingkat kunjungan juga harus disesuaikan dengan protap yang baru, membatasi kapasitas yang minimum sebagai upaya pemberlakuan physical distancing. Bahkan kalau diperlukan kepada perusahaan yang mau buka, mewajibkan seluruh karyawannya melakukan Rapid Test untuk memberikan kenyamanan para wisatawan yang berkunjung terhindar dari penyebaran covid-19.

BACA JUGA:  Bupati Tabanan Resmikan Wantilan Banjar Pande

 

"Kami mohon pertimbangan kami bisa ditinjau kembali, untuk kami yang tergabung di PUTRI diberikan relaksasi agar bisa dibuka kembali dengan memberlakukan protap kesehatan," ucap Inda Trimafo yang akrab disapa dengan Gek Inda.

 

Ditegaskannya, PUTRI yang didalamnya merupakan para pengusaha taman rekreasi dengan dilihatnya kondisi diakuinya sangat berat, sebab tidak adanya pergerakan putaran rantai ekonomi di pariwisata selama empat bulan. Dimana mereka yang biasanya mengandalkan makanan satwanya, serta menggaji karyawanya mengandalkan dari pemasukan bulanan yang jumlahnya cukup besar bahkan mencapai ratusan juta, belum lagi biaya untuk operasional seperti PLN, pemakian air, internet dan lainya sebagaianya yang harus dibayarkan tiap bulannya. 

 

"Bisa dibayangkan kami yang selama 4 bulan tidak ada pemasukan sama sekali, bahkan pemerintah daerah maupun Provinsi Bali pun belum memberikan subsidi ke kami. Bagaimana nasib satwa dan ratusan karyawan kami?," ucapnya.

 

Gek Inda pun sangat mengapresiasi sikap pemerintah, menguluarkan Surat Edaran maupun Himbauan demi menekan penyebaran covid-19 di Bali, bahkan PUTRI sendiri masih tetap menjaga etika dengan mematuhi aturan tersebut hingga sekarang. Tetapi kemampuan, para anggotanya pun ada batasnya hanya bisa sampai akhir Juni 2020 saja. Artinya, para pengusaha yang tergabung di PUTRI bisa dipastikan akan tutup sebab tidak ada pemasukan sama sekali. Bahkan para pengusaha pariwisata tersebut juga mulai kebingungan untuk kewajiban membayarkan BPJS kesehatan karyawannya yang bebannya cukup besar, ketika karyawan tersebut sakit siapa yang akan menanggungnya?.

 

Ditambah lagi kekuatan pemerintah dalam memberikan bantuan kepada masyarakat diakuinya pasti terbatas, sebab pemasukan pemerintah yang terbesar dari pajak pariwisata dan niaga, bahkan bila terus pemerintah menutup pariwisata di Bali, dipastikan Bali mengalami resesi ekonomi dimana kondisi perekonomian sedang memburuk. Ditandai oleh berkurangnya produksi, melemahnya pendapatan, meroket atau merosotnya harga barang, dan bertambahnya pengangguran.

BACA JUGA:  Penemu Pupuk Organik Bio Inokulum Harapkan Pemasaran

 

Gek Inda pun mempertanyakan, situasi seperti ini sampai kapan akan berlanjut? Apakah sampai ditemukan vaksin covid-19 pariwisata baru dibuka kembali. Yang terpenting adalah penerapan protokol kesehatan, serta memperketat kunjungan masyarakat dari luar Bali.

 

"Imbas covid-19 kami rasakan dari awal tahun 2020, dan saya harapkan pemerintah bisa mempertimbangkan kembali nasib pariwisata di Bali, dengan melihat negara Itali yang sudah kembali di buka," pungkasnya. (kdp).

Scroll to Top