https://www.traditionrolex.com/27 Meski Alami Kendala, Sektor Pertanian Diharapkan Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi - FAJAR BALI
 

Meski Alami Kendala, Sektor Pertanian Diharapkan Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi

(Last Updated On: 03/07/2021)

Denpasar-fajarbali.com | Sektor pertanian yang digadang-gadang menjadi alternatif pilihan untuk bisa mendorong geliat pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian kasus Covid-19 merupakan upaya yang tidak mudah untuk dilakukan saat ini. Kondisi tersebut bisa saja terjadi meski disebagian wilayah Bali memiliki sejumlah komoditas pertanian untuk bisa dimanfaatkan sebagai penggerak laju pertumbuhan ekonomi.


Menurut praktisi pertanian Gede Ngurah Wididana, potensi jumlah komoditas pertanian di Bali untuk menopang pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 ini memang ada banyak. Diantara komoditi tersebut, bahkan ada sejumlah komoditas yang berpotensi bisa ditonjolkan untuk bisa menembus pasar ekspor karena memiliki kualitas baik dan dibutuhkan oleh negara lain.

“Ada buah-buahan, sayuran, hingga hasil produksi dalam bentuk umbi-umbian produksi petani Bali yang berpeluang bisa dimanfaatkan dalam kaitannya untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi,” tuturnya, Selasa (29/6/2021).

Baca Juga :
Pentingnya Peran Posyandu di Masa Pandemi Covid-19 untuk Kesehatan Masyarakat
Berdalih Suruhan Banjar Ambil Uang Keamanan, Pemalak Berpakaian Adat Dibekuk

Hanya saja menurutnya, dari potensi yang ada di sektor pertanian tersebut dalam kaitannya untuk bisa difungsikan sebagai penggerak perekonomian daerah, kondisinya tidak mudah saat ini. Penyebabnya adalah dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini sudah mengakibatkan menurunnya daya beli pasar di dalam negeri, sehingga kondisi tersebut akan sangat berpengaruh pada serapan pasar hasil produksi pertanian lokal yang berpeluang tidak sebesar sebelum adanya pandemi.

Penyebab lain menurut Wididana adalah, sektor pertanian merupakan suatu usaha yang segala sesuatunya memiliki ketergantungan cukup besar pada cuaca dan musim. Belum lagi membutuhkan waktu produksi dan tingginya tingkat serangan hama atau penyakit. Akuinya, kendala itu pula yang membuat sejumlah komoditas ekspor hasil produksi petani Bali ini tidak bisa dilakukan pada tahun ini.

“Karena pengaruh cuaca sudah berdampak pada beberapa komoditi, sehingga ekspor di tahun ini tidak bisa dilakukan dengan optimal,” ujarnya.

Begitupun untuk pengembangan komoditas umbi-umbian, seperti porang dan talas beneng yang digandrungi sejumlah petani di Bali belakangan ini. Akuinya, hasil dari budi daya tersebut baru bisa dinikmati dua tahun dari tanam, sehingga membutuhkan waktu lama untuk bisa menikmati hasil usaha.

“Bercermin dari itu dalam jangka waktu dekat sektor yang mungkin diupayakan untuk menggeliatkan ekonomi adalah tetap mengacu pada sektor pariwisata dan jasa,” terangnya.

Di sisi lain harapannya, sembari fokus pada upaya menggeliatkan sektor pariwisata, sebagai antisipasi jangka panjang sektor pertanian ini sudah mulai harus diperhitungkan untuk digarap secara serius. Terlebih saat ini banyak generasi muda atau kaum milenial yang kembali melirik sektor pertanian akibat dampak pandemi.

“Momen ini harus dijaga oleh pemerintah dengan sejumlah kebijakan pertanian dari hulu hingga hilir, sehingga mereka ini bisa secara berkelanjutan terjun di sektor pertanian,” pungkasnya. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

OPD Dirampingkan, Sejumlah Pejabat Di Bangli Terancam Tersingkir

Sab Jul 3 , 2021
Dibaca: 6 (Last Updated On: 03/07/2021)BANGLI-fajarbali.com | Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemkab Bangli dipastikan akan dirampingkan sehingga mau tak mau terjadi peleburan maupun penggabungan OPD.  Save as PDF

Berita Lainnya