Menolak Punah! Silat Bali Kuno asli Sesetan Bangkit Lagi

98D66FED-47EE-4A3E-A1DE-691C1F92ACBE-e111cf4f

DENPASAR - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.comPencak Silat Tujuh Sari merupakan seni bela diri Bali Kuno, asli Desa Sesetan, Denpasar. Ia lahir jauh sebelum Kemerdekaan Bangsa Indonesia, tepatnya tahun 1921.

Sehingga Pencak Silat Tujuh Sari punya nilai filosofis dan historis panjang. Awalnya, perguruan pencak silat ini dibentuk untuk melawan penjajah. Tidak berlebihan jika para pendiri Perguruan Pencak Silat (PPS) Tujuh Sari disebut pahlawan.

Di era modernisasi dewasa ini, sesepuh dan generasi muda keturunan para pendekar berkomitmen membangkitkan kembali PPS Tujuh Sari dengan membentuk kepengurusan, restrukturisasi ajaran, hingga MoU dengan perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lain.

Komitmen itu mulai terealisasi dengan penandatanganan MoU antara PPS Tujuh Sari dengan UHN IGB Sugriwa di Aula Kantor Lurah Sesetan, Denpasar, Jumat (9/12/2022).

Rektor UHN IGB Sugriwa Prof. IGN Sudiana memastikan, Pencak Silat Tujuh Sari segera menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus yang dipimpinnya.

Ia optimis, UKM baru ini digandrungi mahasiswa karena tidak saja melatih kemampuan membela diri, namun juga semangat pelestarian budaya Bali.

Dengan mengikuti UKM Silat Tujuh Sari ini, rektor berharap mahasiswa mampu mengambil sisi-sisi filosofis yang terkandung dalam lambang PPS Tujuh Sari.

"Tadi dijelaskan oleh Pak Pembina, luar biasa makna simbolnya. Kental dengan ajaran agama Hindu. Jadi sangat nyambung dengan kami," jelasnya.

Ketua PPS Tujuh Sari I Ketut Resmiyasa berujar, pencak silat ini dibentuk tidak saja untuk bela diri, akan tetapi juga bela bangsa di masa penjajahan kolonial Belanda.

“Pencak silat ini salah satu simpul gerakan bela diri, bangsa, dan negara. Nah untuk di sini, Bapak Guru Made Yasa membentuk simpul itu di Sesetan ini. Dan kemudian, beliau dijadikan perbekel pertama di Sesetan,” akunya.

BACA JUGA:  Menteri Koperasi Hadiri Penutupan Denfest ke-10

I Ketut Resmiyasa

Dalam praktiknya, lanjut Resmiyasa, Tujuh Sari tergolong sakral. Jurus-jurus tertentu bahkan dilakukan tersembunyi dengan ritual tertentu.

"Sebagai bagian budaya Bali, tentu ada proses ngaturang pejati, mapajaya-jaya dan ada sumpahnya. Ini tidak main-main. Saya bilang Tujuh Sari adalah sakral dan mahal," ungkap dia.

Di era kekinian, kata dia, pencak silat ini dikembangkan dan telah terdapat padepokan. Yakni untuk melatih silat sesuai dengan pakem, dan juga silat untuk meraih prestasi.

“Ini tidak boleh punah, para sepuh akan tetap melatih dengan teknik ‘permacan’ dengan judul Gatotkaca Seraya. Energi alam semesta masuk. Kami menolak punah,” tegas dia.

Kegiatan juga turut dihadiri Dewan Pendekar PPS Tujuh Sari Prof. Rahyuda. Ia menyampaikan terima kasih karena telah mampu membuat kegiatan bersejarah.

“Bangkitlah mulai hari untuk tujuan organisasi rahayu, rahajeng, dan santhi, untuk mewujudkan cita-cita dan mengikuti kebijakan leluhur, yakni melestarikan seni pencak silat,” ungkap Rahyuda.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bali, Nyoman Yamadhiputra tidak ingin PPS Tujuh Sari bernasib sama dengan PPS Budi Utomo yang hilang ditelan bumi. Begitupun beberapa PPS lain yang kian suram generasi.

Karenanya, atlet berprestasi internasional ini mengusulkan revitalisasi di tubuh PPS Tujuh Sari. "Jangan seperti PPS Budi Utomo yang sekarang hilang. Mungkin sebagai pelajaran yang latihan 'secret' itu bisa kita tinjau lagi," sarannya.

Berdasarkan pengalamannya, banyak wisatawan yang tertarik mempelajari gerakan-gerakan milik PPS Tujuh Sari. "Kita revitalisasi Lagi, sehingga dicari semua orang. Bukan mencari juara dunia, tapi mencari budaya kita. Budaya bela diri asli Bali," ujarnya.

Atraksi salah satu pendekar sepuh berusia 62 tahun, Tjok Sudana menjadi hiburan tersendiri di sela kegiatan. Meski syarafnya sempat terganggu, tidak mengurangi kelincahan Tjok Sudana yang dijuluki "Bruce Lee"-nya Sesetan itu.

BACA JUGA:  Lagi 6 Pasien  Covid-19 Dinyatakan Sembuh Di Denpaaar Total 31 Orang Sembuh

Kini, PPS Tujuh Sari telah membentuk padepokan di wilayah Banjar Lantang Bejuh. Untuk merangsang minat generasi muda, PPS Tujuh Sari berencana menggelar kompetisi antar palajar di Denpasar.

Diketahui, sudah ada beberapa sekolah berbagai jenjang yang tertarik mengirimkan kontingen, bahkan siap menjadikan Seni Pencak Silat Tujuh Sari sebagai ekstra kurikuler di sekolah masing-masing. (Gde)

BERITA TERKINI

TERPOPULER

Scroll to Top