Mengenal Lebih Dekat Darwin Bali Community 

IMG-20250703-WA0000
Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti (tengah) bersama tokoh Komunitas Bali di Kota Darwin. 

DENPASAR-fajarbali.com | Tidak berlebih jika sebagian orang menyebut Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, MM.,M.Hum., sebagai pengelana global, terlepas dari statusnya sebagai akademisi, praktisi pendidikan hingga entrepreneur.

Pengalaman pertamanya menginjakkan kaki ke Negeri Kangguru itu dimulai sejak 1982. Tirka yang masih duduk di bangku SMP di Tabanan, sukses menembus seleksi pertukaran siswa antara Bali-Darwin.  

Beberapa bulan tinggal di Australia, Tirka langsung jatuh hati. Setelah program pertukaran pelajar usai, ia selalu ingin berkunjung kembali walau banyak rintangan kala itu karena situasi, yang pastinya berbeda tidak seperti sekarang banyak kemudahan.  

Kerinduannya pada Australia terjawab pada 2013. Tirka kembali berkunjung setelah puluhan tahun, tepatnya saat mendapat kesempatan beasiswa Frans Seda Awards untuk belajar Bahasa Inggris General di Navitas, Charles Darwin University.

Di Kota Darwin, Tirka mengaku menemukan "serpihan" Bali. Para perantau dari Bali membentuk Darwin Bali Community di Northern Territory. Komunitas ini pun terdaftar sebagai organisasi resmi di pemerintahan setempat tahun 2011. 

Komunitas ini memiliki anggota sekitar 40 keluarga dan 125 orang, sudah beberapa kali melakukan pergantian kepengurusan.  

I Nyoman Narta, warga Bali yang berasal dari Desa Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar, dipercaya sebagai ketua komunitas yang dinilai paling aktif serta konsisten dalam berkegiatan budaya Bali oleh perwakilan konsulat Indonesia yang ada di Kota Darwin. 

Tidak hanya sekadar kumpul-kumpul setiap bulan, layaknya komunitas lain di negeri orang melepas kerinduan, namun setiap tahun komunitas ini dipercaya mengisi acara besar mewakili Negara Indonesia termasuk acara Pesona Indonesia.  

"Saya diundang untuk menghadiri acara Nyepi di Konsulat Darwin. Saya bertemu dengan pasangan senior dari Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar yang tenar dengan panggilan "Memek" dan "Bapak". Rupanya beliau berdua ini telah berhasil mengantarkan sepuluh orang lebih sanak saudarnya untuk belajar dan bekerja di Darwin yang akhirnya menetap dan beranak-pinak," jelas Tirka. 

BACA JUGA:  Ribuan Umat Mengikuti Ritual Tawur Agung di Pura Luhur Batukau

Ia juga bertemu dengan Gusti Suamba dan keluarganya. Gusti Suamba sempat memimpin komunitas ini sekitar sepuluh tahunan. 

Gusti Suamba, menurut Tirka, tergolong sukses di tanah rantau. Kunci yang dia pegang adalah ketekunan.

"Kami sempat berdiskusi mengenai ketenagakerjaan, peluang kerja, pertukaran siswa, Kesehatan, pendidikan, adat budaya," kenangnya. 

Komunitas ini juga mengadakan agenda tahunan menjelang dan puncak acara 17 Agustus, Pesona Indonesia, parade, pentas tari, stall expo, exhibition, culinary. Khusus acara keagamaan dan budaya Galungan, Kuningan, dan Nyepi.

Setelah tahun 2013, Tirka rutin berkunjung ke Darwin dalam berbagai kegiatan. Awalnya ia meninjau beberapa acara yang dilakukan dan akhirnya resmi bergabung menjadi anggota komunitas mulai Juni 2025. 

Akhir Juni 2025 lalu, Tirka sempat mengikuti acara arisan Darwin Bali Community yang diadakan di daerah Anula Park. Dari agenda yang paling sederhana, laporan keanggotaan, keuangan sampai kepada rencana acara selanjutnya yang besar yaitu Pesona Indonesia yang diselenggarakan oleh Konsulat Indonesia antara bulan Agustus/September.

"Apa yang mereka lakukan bermula dari sama-sama perantau, senasib, rindu tanah air sekedar berkumpul yang lama-kelamaan berkembang dengan sebuah pagelaran. Maklum masyarakat Bali di manapun mereka berada, jiwa seninya tidak akan pudar," jelasnya.

Menurutnya, aktivitas yang dilakukan komunitas tersebut secara langsung dan tidak langsung sebagai ajang promosi yang sangat kuat. Bagaimana mereka cinta Bali dengan memperkenalkan adat dan budaya Bali kepada masyarakat Darwin, khususnya dan Australia pada umumnya.  

Ia menambahkan, Darwin ke Bali hanya ditempuh selama 2.5 jam dengan pesawat udara. Banyak yang belum memanfaatkan kelebihan kota Darwin khususnya untuk lapangan pekerjaan.  

Begitu juga banyak masyarakat Darwin belum sepenuhnya memahami kalau Bali itu tetangga dekat jika dibandingkan dengan kota lain di Australia seperti Perth, Sydney, dan yang lain.

BACA JUGA:  Lima Perupa Pamerkan 22 'Treasure'

"Saya berharap agar pemerintah kabupaten/kota dan provinsi bisa melihat kembali ikatan dua wilayah yang dilakukan puluhan tahun sebelumnya dibangkitkan kembali," harap Tirka. 

Ia mencontohkan, Dinas Pariwisata Bali/Indonesia bisa lebih gencar mempromosikan kembali potensi wisata Bali. Dinas Kesehatan yang sudah bekerja-sama sebelumnya bisa digalakkan lagi, keamanan, dan lainnya.

Selain Australia, Tirka telah banyak mengunjungi negara di berbagai benua serangkaian tugasnya sebagai Rektor Universitas Ngurah Rai maupun agenda lainnya.

Scroll to Top