Mendorong Circular Economy untuk SustainaBALI

IMG-20241024-WA0001

Loading

I Gusti Ngurah Widya Hadi Saputra, S.M., MSM

DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Dalam era modernitas dan globalisasi yang diiringi oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat, tantangan utama yang dihadapi oleh masyarakat Bali adalah pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan pemanfaatan sumber daya dengan bijak.

Besaran limbah dan sampah konsumsi baik rumah tangga dan industri di Bali menjadi hal yang patut menjadi perhatian kita.

Konteks circular economy tentu menjadi hal krusial di area Bali yang semakin hari menghadapi permasalahan serius tentang isu limbah, sampah, dan lingkungan.

Close Loop-Circular Economy

Konsep Close Loop-Circular Economy menjadi landasan penting untuk menghadapi permasalahan ini.

Konsep tersebut mewakili pergeseran paradigma ekonomi dari model linear menuju suatu sistem yang lebih berkelanjutan.

Close Loop-Circular Economy mengusung ide bahwa limbah bukanlah akhir dari suatu siklus, melainkan sumber daya yang dapat diolah kembali menjadi sumber daya baru.

Melalui pendekatan ini, tujuan utama bukan hanya menciptakan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meminimalkan jejak lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas.

Bila kita telaah lebih dalam, konsep ini sejatinya terintegrasi pula dengan konsep Tri Hita Karana, filsafat kearifan lokal Bali, yang merangkul aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam upaya pengelolaan limbah dan produk bernilai tambah guna mewujudkan keberlanjutan yang dalam hal ini keseimbangan antara manusia, alam, dan kehidupan spiritual.

Waste management menjadi fokus utama dalam konteks Close Loop-Circular Economy, di mana limbah dianggap sebagai peluang untuk menciptakan sumber daya baru.

Dalam upaya mencapai keberlanjutan, manajemen limbah yang efektif adalah langkah kunci untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Dengan pengelolaan limbah atau sampah yang terintegrasi dalam sebuah sistem circular economy, proses daur ulang menjadi lebih bermanfaat lebih dengan menghasilkan sumberdaya dan produk ber-value added, yang tidak hanya dilihat sebagai barang, tetapi juga sebagai sumber nilai tambah melalui desain yang ramah lingkungan, daur ulang, dan inovasi.

BACA JUGA:  Sambut Hari Valentine, The Cakra Hotel Tawarkan Program Romantis

Kolaborasi menjadi Kunci

Dengan memahami keterkaitan antara Close Loop-Circular Economy dan keberlanjutan, kita dapat mengembangkan strategi yang holistik untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, menciptakan ekonomi yang tidak hanya produktif tetapi juga ramah lingkungan, menjaga keseimbangan antara kebutuhan generasi saat ini dan masa depan.

Pemahaman akan hal ini juga diharapkan dapat membantu dalam mendesain ekosistem yang berkelanjutan di Bali, di mana pengelolaan limbah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga menjadi peluang bagi multistakeholders untuk bersama-sama menjaga kelestarian Bali dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Peran akademisi dirasa sangat krusial dalam upaya meningkatkan pemahaman dan mensosialisasikan konsep ini melalui penelitian, pengembangan konsep serta teknologi, dan pendampingan terkait Circular Economy.

Pemerintah sebagai pengayom, juga tentu harus memberikan payung peneduh dalam konteks kebijakan dan regulasi yang mendukung implementasi Circular Economy, serta mampu memberikan insentif dan dorongan bagi industri untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan.

Di sisi lain, industri, sebagai stakeholders yang berperan dalam perekonomian juga seyogyanya mampu mengimplementasikan bisnis yang berkelanjutan, melalui peran aktif dalam mendesain produk yang dapat didaur ulang dan memiliki siklus hidup yang lebih panjang, serta mengadopsi praktik-praktik bisnis berkelanjutan.

Masyarakat, pun menjadi elemen penting dalam mengimplementasikan sistem terintegrasi ini sebagai aktor dengan mengubah perilaku konsumen menuju pola konsumsi yang lebih berkelanjutan.

Masyarakat juga harus mampu mengelola limbah dengan bijak, seperti mendaur ulang dan memilih produk ramah lingkungan, serta berpartisipasi aktif melalui kesadaran dalam inisiatif lokal dan mendukung perubahan ke arah Circular Economy.

Bali yang Berkelanjutan

Penerapan Close Loop-Circular Economy di Bali tidak hanya menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan dan limbah yang semakin mendesak, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang harmonis dengan nilai-nilai lokal seperti Tri Hita Karana.

BACA JUGA:  Terapkan Strategi di Era Penuh Tantangan, Pendapatan Telkom Tetap Tumbuh Positif

Kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, masyarakat, serta multistakeholders lainnya menjadi fondasi utama dalam menggerakkan perubahan Circular Economy menuju SustainaBALI, mewujudkan sustainability goals untuk Bali yang berkelanjutan, di mana keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan dapat terwujud.

Dengan komitmen bersama, Bali dapat menjadi contoh inspiratif yang dapat menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya visi, tetapi kenyataan yang bisa dicapai melalui partisipasi aktif-kolaboratif.

Penulis: I Gusti Ngurah Widya Hadi Saputra, S.M., MSM (Dosen Universitas Pendidikan Nasional).

 

Scroll to Top