Dekan FST UNR Putu Doddy Heka Ardana
DENPASAR - Fajar Bali
Dosen Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Ngurah Rai (FST-UNR), yakni Putu Doddy Heka Ardana, Tri Hayatining Pamungkas, dan mahasiswa FST-UNR, Elin Alviana Agustin serta salah satu Dosen Teknik Sipil UCSI Malaysia, Deprizon Syamsunur, melakukan penelitian tentang kondisi jaringan irigasi (subak) di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, mengingat maraknya alih-fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di daerah tersebut.
Doddy, mewakili tim periset menemukan bahwa terjadi konversi siginifikan lahan pertanian menjadi lahan terbangun di kawasan Denpasar Selatan. Hal itu berdampak pada penurunan produksi padi sebesar 5,5% pada tahun 2023 dan penurunan kinerja jaringan irigasi.
“Penelitian ini menggunakan analisis spasial untuk membuat peta kinerja jaringan irigasi. Analisis data menginterpretasikan data primer berdasarkan observasi lapangan untuk menilai kondisi fisik jaringan irigasi,” jelas Doddy. Selain itu, ia juga menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menilai efektivitas jaringan irigasi untuk meningkatkan pertanian berkelanjutan, ketahanan pangan masyarakat, dan sistem jaringan irigasi dan subak di Selatan Denpasar. Ia memaparkan, pada prinsipnya jaringan irigasi dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu baik, rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemangku kepentingan di Kecamatan Denpasar Selatan khususnya dan Kota Denpasar umumnnya dalam mengambil keputusan strategis terkait perubahan penggunaan lahan dan prioritas rehabilitasi atau pengembangan jaringan irigasi. Doddy mengingatkan bahwa irigasi sangat penting dalam menjaga pasokan makanan sekaligus mendukung pembangunan ekonomi di berbagai negara. Meningkatnya kebutuhan pangan berdampak pada pembangunan jaringan irigasi. Jaringan irigasi terdiri dari bangunan dan irigasi kanal dan bangunan pelengkapnya merupakan prasarana irigasi yang mendistribusikan air secara merata. Sebab, irigasi merupakan kegiatan pengelolaan air yang mempunyai peranan penting dalam keberlanjutan dan keberhasilan sektor pertanian. Menurutnya, Kondisi jaringan irigasi yang baik akan sangat menentukan kualitas pelayanan terhadap irigasi tersebut daerah.
Gangguan atau kerusakan pada salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja bangunan tersebut sistem irigasi yang ada, sehingga mengakibatkan penurunan efisiensi dan efektifitas irigasi. Pentingnya irigasi secara strategis memerlukan pendekatan komprehensif yang dibangun secara hati-hati dalam penilaian kebutuhan, potensi, dan kinerjanya.
“Kami menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan analisis spasial. Analisis spasial adalah serangkaian teknik untuk memperoleh informasi dan pengetahuan baru dari data spasial atau memanipulasi informasi spasial untuk mengekstrak informasi dan makna baru dari data asli,” jelasnya. Berdasarkan hasil analisis, lanjut Doddy, salah satu subak di Kecamatan Denpasar Selatan yaitu Subak Sesetan tidak teridentifikasi karena diperkirakan telah berubah fungsi menjadi pemukiman. Luas wilayah subak (Subak Kerdung, Subak Cuculan, Subak Kepaon, dan Subak Sesetan) yang semula seluas 292.593 Ha, menyusut menjadi seluas 186.314 Ha atau 36,32% akibat alih fungsi lahan dan hanya tersisa tiga subak saja (Subak Kerdung, Subak Cuculan, dan Subak Kepaon). Temuan lain diketahui panjang saluran irigasi di Subak Kerdung 7.598 km. Kondisi jaringan irigasi Subak Kerdung masih dalam kondisi baik (sepanjang 7,4838 Km atau 98,497% dari total panjang saluran, saluran dengan kondisi sedang sepanjang 0,029 Km atau 0,382%, dan terdapat kerusakan di beberapa titik dengan total panjang kerusakan 0,0852 Km atau 1,12%. Pada Subak Cuculan diperoleh hasil berupa panjang saluran irigasi sepanjang 1,677 Km. Kondisi jaringan irigasi Subak Cuculan masih dalam kondisi baik sepanjang 1,654 Km atau 98,61% dari total panjang saluran, saluran dengan kondisi sedang sepanjang 0,008 Km atau 0,477%, dan total panjang kerusakan 0,01535 Km atau 0,915%. Sedangkan hasil analisis pada Subak Kepaon diketahui panjang saluran irigasi sepanjang 1,677 Km atau 9,4838 Km. 7.626 Km. Kondisi jaringan irigasi Subak Kepaon masih dalam kondisi baik sepanjang 7.52835 Km atau 98,72% Dari keseluruhan panjang saluran, saluran dengan kondisi sedang sepanjang 0,014 Km atau 0,184% dan saluran dengan kondisi rusak dengan total panjang kerusakan 13 0,08365 Km atau 0,915%.
Deliniasi jaringan irigasi di Kecamatan Denpasar Selatan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan dalam rangka menjaga kelangsungan ketahanan pangan perkotaan dalam jangka panjang serta menjaga kelestarian kawasan pertanian dan subak di Kota Denpasar. Doddy menyebut, pendekatan spasial berbasis Sistem Informasi Geografis dapat digunakan sebagai alat bantu berbasis komputer untuk mengevaluasi kondisi jaringan irigasi. Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan atau menggabungkan hasil pengamatan kondisi segmen jaringan irigasi dengan layer peta jaringan irigasi menggunakan fungsi join dan fungsi terkait yang ada di aplikasi. “Penelitian ini juga mengintegrasikan kondisi jaringan irigasi hasil pengamatan lapangan dengan peta jaringan irigasi Kota Denpasar, peta subak Kecamatan Denpasar Selatan dan peta administrasi Kota Denpasar,” pungkas Doddy.