https://www.traditionrolex.com/27 Makan Nasi Cacah dan Tinggal Ditengah Hutan, Mohon Perhatian Gubernur Bali Wayan Koster - FAJAR BALI
 

Makan Nasi Cacah dan Tinggal Ditengah Hutan, Mohon Perhatian Gubernur Bali Wayan Koster

(Last Updated On: 14/08/2021)

SINGARAJA-fajarbali.com | Sungguh memperihatinkan yang dialami oleh keluarga Gede Wangi (62) yang tinggal ditengah hutan Kabupaten Bangli namun Wangi dan istrinya Made Rakta (61) merupakan masyarakat yang masuk berdomisili di Banjar Dinas Selegading, Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejekula itu tinggal disebuah gubug reod berdingding gedeg dan anyaman dari ranting pohon enau, beratapkan daun ilalang, berlantai tanah serta keluaraga Wangi yang berjumlah empat orang itu harus rela makan nasi cacah (ketela pohon yang diparut kecil kemudian di keringkan-red) untuk makanan pokok pengganti nasi.


Wangi yang mengaku dulu sempat mendapatkan peratian pemerintah seperti mendpatkan bantuan social dari pemerintah seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) serta bantuan beras sejahrta (Rastra) yang didapat dari pemerintah itu hanya berlaku hingga tahun 2017 silam hal itu diakibatkan lantaran nomor KKnya yang dimiliki ganda sehingga secara otomatis semua bantuan dari pemerintah yang berhak didapatkannya seperti keluarga miskin lainnya diputus.

Dengan adanya hal itu, dirinya mengharapkan kepada pemerintah utamanya Gubernur Daerah Wayan Koster agar bisa memberikan peratian kepada masyarakat kurang mampu yang kini tidak mendapatkan bantuan lantaran terbentur masalah administrasi.

”Kami dulu mendapatkan bantuan namun terputus, semua itu karena Nomor KK saya ganda dibilang sehingga semua bantuan yang biasanya saya dapatkan semuanya terputus,”jelas Wangi.

Baca juga :
Terpanggil untuk Bersatu, AKOS dan KB FKPPI Bagikan Nasi Bungkus di Masa PPKM
Setelah Periksa 4 Korban Colek Paha, Wayan Su Resmi Ditetapkan Jadi Tersangka

Kalau masalah perbaikan pihaknya mengakui belum ada dilakukan baik pemerintah Kabupaten atau pemerintah desa.

”Kalau melihat perbaikan yang dilakukan pemerintah belum ada. Buktinya kami hingga hari ini belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Kami punya Kartu Indonesia Sehat (KIS) namun hanya karti semuanya tidak bisa digunakan. Kami harapkan Gubernur Bali Wayan Koster bisa membantu masyarakat yang memerlukan bantuan. Masih banyak keluarga miskin seperti kami namun tercecer akan bantuan pemerintah,”tutur Wangi dengan bahasa memelas.

Dilain sisi dirinya juga mengakui dulu sempat mendapatkan bantuan berupa bedah rumah dari pemerintah Provinsi Bali namun dirinya mengatakan sempat menolak lantaran tidak memiliki lahan sendiri yang nantinya sebagai tempat dibangunnya rumah bantuan tersebut. Seluruh lahan miliknya diakui telah habis terjual untuk biaya pengabenan orang tuanya.

”Kalau masalah bantuan bedah rumah kami sempat mendapatkan namun saya tidak bisa mengambilnya karena kami tidak memiliki tanah. Semua warisan kami berupa tanah sudah semua terjual hanya untuk upacara pengabenan orang tua kami sehingga kami memilih tinggal ditengah hutan. Kami sangat memerlukan uluran tangan Gubernur Koster. Terus terang kami makan hanya mengandalkan nasi cacah (parutan ketela pohon yang dikeringkan-red) karena kami tidak mampu membeli beras. Jangankan beras, untuk membeli serbuk kopi kami tidak mampu karena kami tidak memiliki uang sama sekali,”tutupnya dengan penuh harapan. (ags)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Geger, Warga Temui Ekor Kera

Sab Agu 14 , 2021
Dibaca: 15 (Last Updated On: 14/08/2021)SINGARAJA-fajarbali.com | Warga masyarakat yang ada di kawasan Pasar Banjar tepatnya yang berada di Dusun Ambengan, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Senin (9/8/2021) pagi kemarin digegerkan dengan kehadirian sosok monyet disebuah pelinggih (tempat pemujaan-red) yang ada di kawasan pasar.  Save as PDF

Berita Lainnya