Maba ITEKES Bali Naik Signifikan, Seleksi Masuk Ketat Agar Input Berkualitas

(Last Updated On: )

Foto: Kepala LLDikti VIII Dr. Ir. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, ST., MT., IPU., ASEAN. Eng., APEC. Eng., didampingi Rektor ITEKES Bali I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., P.hD., saat membuka COI Itekes Bali 2024.

 

 

DENPASAR – fajarbali.com | Tahun akademik 2024/2025 ini, Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali menerima sebanyak 525 mahasiswa baru (maba), terdiri dari 368 orang kelas Reguler, 143 Alih Jalur dan Magister Keperawatan 14 orang.

Rektor ITEKES Bali I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., P.hD., menjelaskan, seleksi masuk cukup ketat agar mendapatkan input berkualitas.

ITEKES Bali, menurutnya, tidak semata-mata mengejar kuantitas tapi kualitas. Pasalnya, mahasiswanya disiapkan menjadi tenaga kesehatan kompetitif hingga ke pasar internasional.

Untuk langkah awal, para maba angkatan tahun ini, mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Ciri khas ITEKES menggunakan istilah COI, kepanjangan dari Campus Orientation and Inauguration. Pembukaan COI dilakukan di Kampus II Jl Tukad Balian, Selasa (3/9/2024).

Rektor Darma Suyasa menuturkan, COI tahun ini mengusung tema “Creative, Optimistic, and Innovative”. Menariknya, sehari sebelumnya, seluruh orangtua maba juga diundang agar mengenal lingkungan kampus, berikut sistem di dalamnya.

Menurut Rektor Darma Suyasa, hal ini sangat penting sebagai bentuk transparansi kampus dengan orangtua. Sebab, kampus adalah rumah kedua mahasiswa begitupun dosen sebagai orangtua kedua. Pihaknya ingin antara institusi pendidikan dan orangtua bersama-sama mengawal pendidikan buah hati.

Terkait tema, Darma Suyasa merinci, Kreatif berarti memiliki daya cipta, mampu berfikir out of the box dalam menyelesaikan suatu tugas yang diberikan atau menangani permasalahan yang dihadapi.

Inovatif berarti kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru.

“Di antara Kreatif dan Inovatif tersebut, ada sebuah keyakinan yang harus dimiliki yaitu Optimisme yang berarti selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal. Ketiga karakter tersebut harus dipupuk dengan baik untuk bisa bertahan dan bersaing,” jelas rektor.

Rektor memastikan, COI yang digelar 3-5 September 2024 bebas dari praktik perploncoan. Justru menjadi wahana penanaman lima program gerakan nasional revolusi mental, sesuai panduan PKKMB dari Kemendikbudristek.

“COI ITEKES Bali diharapkan dapat memberikan bekal awal agar mahasiswa kelak akan menjadi alumni ITEKES Bali yang memiliki kedalaman ilmu, keluhuran akhlak, cinta tanah air, dan berdaya saing global,” harap rektor.

Rektor merasa bangga karena serapan mahasiswa semakin meluas dari berbagai provinsi, bahkan dari Timor Leste yang meminati prodi-prodi kesehatan langka. Ini mengindikasikan bahwa nama ITEKES Bali dengan berbagai program studinya menjadi pilihan masyarakat luas.

Merespons jumlah mahasiswa yang terus meningkat signifikan, Ketua YPPLPK Bali, Drs. Ida Bagus Arka sampai menyiapkan apartemen berkapasitas 200 orang bagi maba dengan harga lebih murah dibandingkan kos mandiri.

Hal ini guna mendukung kegiatan akademik mahasiswa yang padat dengan perkuliahan dan praktik serta memudahkan pengawasan orang tua.

Ida Bagus Arka berharap, maba mengikuti COI dengan baik. Terpenting juga membangun kebiasaan berorganisasi dengan memilih unit-unit kegiatan mahasiswa yang ada sebagai bekal tambahan selain ilmu di bangku kuliah.

Kepala LLDikti Wilayah VIII Bali Dr. Ir I Gusti Lanang Bagus Eratodi. ST., M.T., IPU., ASEAN.Eng., APEC.Eng., yang membuka COI juga mengakui kelebihan Itekes Bali yang unggul dalam SDM dosen, sarpras berkelas dunia dan konsisten menjalankan pendidikan berkualitas sehingga menjadi kebanggaan LLDikti Bali, NTB dan masyarakat Bali.

Lanang Eratodi mengingatkan, sistem pendidikan tinggi mesti mengedepankan hak mahasiswa mendapatkan wawasan seluasnya, transformasi pendidikan bergerak bersama lanjutkan merdeka belajar.

Ia melanjutkan, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah memasuki tahun ke-4, Perguruan Tinggi Swasta (PTS) antusias mendukung kebijakan pemerintah ini, karena sangat banyak manfaatnya terutama waktu tunggu kerja lebih singkat dan gaji lebih tinggi melalui parsipasi MBKM Mandiri.

“MBKM Mandiri sampai pertengahan tahun ini diikuti oleh 1,5 juta mahasiswa 5.274 prodi dan 897 perguruan tinggi,” ungkapnya.

Tantangan sistem pendidikan tinggi mencari solusi atas masalah irelevansi, menurut dia, bukan untuk bermaksud meniadakan sistem pendidikan yang sudah berjalan, melainkan mengoptimalisasi yang sudah ada karena paradigma tunggal sudah tidak relevan, multidisiplin adalah tuntutan zaman.

“Inilah yang menjadi dasar bagi MBKM untuk memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk belajar di luar program studinya, termasuk di luar perguruan tingginya karena seluruh medan kehidupan adalah medan belajar,” pungkas Bagus Eratodi.

Next Post

Pukul Wajah Petugas Bea Cukai, WN Chili Divonis 10 Bulan Penjara

Sel Sep 3 , 2024
"Menghukum terdakwa Felipe Covarrubias Valdes oleh karena itu dengan pidana penjara selama 10 bulan potong masa tahanan,"
IMG_20240903_211150_copy_800x522

Berita Lainnya