BANGLI-fajarbali.com | Longsor terjadi di Subak Lumbuan, Susut, Bangli. Longsor setingi kurang lebih 50 meter pada tebing, hingga menutup jalan dan areal persawahan milik petani setempat.
Kelihan Subak Lumbuan, Nyoman Arka ditemui di lokasi kejadian, Rabu (24/1/2018) mengatakan longsor tersebut terjadi pada tebing setinggi 50 meter, sekitar pk.22.00 Wita, akibat hujan sehari, Selasa (23/1/2018) dengan intensitas tinggi sejak pk.19.00 hingga 05 Wita.
Nyoman Arka mengatakan, longsor yang terjadi kali ini, merupakan longsor yang paling besar. sebab lebar longsor pada tebing mencapai 25 meter, sehingga material longsor sampai menutup jalur penghubung Banjar Lumbuhan, Desa Sulahan, menuju Desa Pengiangan, Susut.
Dikatakan pula, wilayah sekitar merupakan areal persawahan milik warga, sehingga saat terjadi longsor, tidak ada rumah yang tertimbun.
Di sisi lain, tutur Nyoman Arka, maksud kedatangan dia, sebenarnya untuk mengecek saluran irigasi yang berada di tengah tebing, berbentuk sebuah terowongan. Namun melihat kenyataan yang ada, dirinya pun yakin bahwa terowongan tersebut telah hancur tertimbun material tanah, sehingga lahan persawahan seluas 18 hektare terancam kesulitan air.
Besarnya material longsor yang sampai menumbangkan sejumlah pohon tersebut, beber Nyoman Arka, bahkan juga menimbun areal persawahan milik warga seluas 1,5 hektar yang tengah memasuki masa tanam.
Mengingat tengah memasuki masa panen, serta jalur tersebut merupakan akses tercepat menuju Desa Pengiangan, pihaknya berharap pihak pemerintah segera melakukan upaya penanganan.
Kasi Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Sumber Daya Air Dinas PU Kabupaten Bangli, Ida Bagus Nyoman Adnyana mengatakan, upaya penanganan akan dilakukan secepatnya. Untuk saat ini, pihaknya masih memantau lokasi sekitar, utamanya pada terowongan saluran irigasi yang tertimbun material longsor.
Mengenai saluran irigasi yang rusak tertimbun longsoran, Adnyana mengatakan untuk ke depan perlunya dibuat saluran irigasi lain di luar jalur rawan longsor agar lebih aman dari terjangan longsor.
“Kita bakal buat saluran irigasi yang baru, selain itu perlu dicari jalur lain yang aman dari terjangan longsor,” katanya.
Hanya saja, karena sudah ketok palu, kegiatannya baru bisa dilakukan pada anggaran perubahan. Namun perbaikan tidak bisa segera tahun ini karena APBD Bangli tahun 2018 sudah ketok palu alias berjalan.
Mengingat saat ini tengah memasuki musim tanam, pihaknya akan berupaya melakukan gotong-royong untuk mengevakuasi material longsor, agar saluran irigasi bisa dimanfaatkan sementara, dan bagian atasnya akan ditutup terpal.
“Melihat kemiringan, serta labilnya tanah, proses evakuasi membutuhkan waktu selama 3 hingga 7 hari,” ucapnya.
Sementara untuk penanganan material longsor yang menutup jalan, Adnyana menuturkan proses evakuasi setidaknya membutuhkan dua alat berat, yakni louder dan escavator. Sebab material tanah yang longsor begitu besar, dan ditambah dengan material pohon tumbang. (sum)