Save as PDF
Peluncuran teknologi Computer Security Insident Response Team (CSIRT) oleh DKPP RI, Senin (11/12) malam
KUTA-fajarbali.com | Pasca kejadian kebocoran data Daftar Pemilih Tetap (DPT) melalui website KPU RI yang dilakukan oleh hacker beberapa waktu yang lalu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI meluncurkan teknologi CSIRT (Computer Security Insident Response Team). Peluncuran tersebut dilakukan secara resmi di salah satu hotel di kawasan Kuta, Badung, Senin (11/12) malam.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenti, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Bawaslu Bali, dan KPU Bali. Ketua DKPP RI, Heddy Lugito menjelaskan, perlindungan terhadap data pemilih merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, teknologi CSIRT sangat membantu penyelenggara sekaligus sebagai benteng.
“CSIRT sebenarnya benteng untuk melindungi agar data DKPP tidak jebol karena selama ini kan data – data banyak di hack,” katanya.
Menurutnya, CSIRT disebutkan sebagai salah sistem yang canggih. Sehingga diharapkan data-data yang tersimpan tidak mudah dibobol oleh hacker. Dan mampu melindungi data.
Disisi lain, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan BSSN, Sulistyo sangat mengapresiasi langkah DKPP dalam upaya melindungi data. Yakni dengan meluncurkan CSIRT. Dirinya menjabarkan, anomali trafik mencapai 700 juta pada November, dengan 30 persen berasal dari malware.
“Tugas CSIRT adalah meminimalkan risiko serangan terhadap situs, mengatasi penggunaan perangkat lunak bajakan, dan mengatasi kebocoran data serta malware canggih,” paparnya.
Dengan adanya teknologi CSIRT mampu mengkonsolidasi Sumber Daya Manusia (SDM) dan melindungi aset, khususnya data-data. W-011
Save as PDF