DENPASAR-fajarbali.com | Hari Raya Idul Adha 1422 H menjadi momentum Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Bali untuk berbagi daging kurban kepada sesama. Setidaknya, ada sekitar 297 hewan kurban yang disembelih dan dibagikan kepada masyarakat. Penyembelihan sendiri dilakukan pada masing-masing wilayah kecamatan hingga kabupaten guna menerapkan protokol kesehatan. Total sebanyak 12 ribu kantong daging kurban dibagikan kepada warga dengan door to door oleh panitia.
Ketua DPW LDII Bali, Haji Hardilan menyatakan, pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tahun ini sangat terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, saat ini berlangsung ditengah-tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai tanggal 3-20 Juli. Sehingga, pelaksanaan Sholat Idul Adha dilakukan secara terbatas termasuk penyembelihan hewan kurban.
“Pelaksanaan dari sholat dari rumah, tempat-tempat yang memungkinkan dengan dibatasi koutanya 50 persen dari kapasitas dan selalu taat prokes. Dari awal panitia membatasi jumlah pemotongan hewan, dulunya mencapai 100 orang sekarang hanya 30 orang,” kata dia, Selasa (20/07).
Baca Juga :
Bupati Giri Prasta Hadiri Nyekah dan Ngaben Masal Desa Adat Semanik
Bupati Giri Prasta Ikuti Vidcon Pengarahan Presiden Terkait Penanganan Covid-19
Haji Hardilan menjelaskan bahwa pemotongan hewan kurban tidak dilakukan secara bersamaan, melainkan bergantian.Dalam kesempatan itu, Hardilan memaparkan proses pemotongan hewan kurban secara bergantian. Total hewan yang jadi kurban seluruh Bali dari LDII sebanyak 297 ekor yang terdiri dari kambing 190 ekor dan 107 ekor sapi. “Kita sistemnya roling (bergantian) melakukan penyembelihan. Mulai di tingkat kabupaten hingga tingkat kecamatan. Itu sudah dibagi sama masing-masing wilayah,” jelas dia.
Sesuai dengan jumlah hewan kurban yang disembelih, pihaknya membagikan kurang lebih 12 ribu kantong berisi daging kurban. Meski demikian, jumlah tersebut masih lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 10 ribu kantong. “Kami menyebar 12 ribu kantong daging kurban, 10 ribu tahun lalu. Lebih banyak beramal, karena banyak yang terdampak Covid-19,” tandasnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengaku bahwa melaksanakan penyembelihan hewan kurban dengan tetap mengedepankan Protokol Kesehatan (Prokes). Termasuk dengan pembagiannya kepada masyarakat. Yakni dengan cara mendatangi satu persatu (Door to door). Ini dilakukan agar tidak terjadi kerumunan. “Kita akan antar, dilakukan oleh panitia mengantar ke rumah-rumah warga agar tidak ada kerumuman. Tidak memandang agama, semua sektor terdekat dari LDII,” pungkasnya. (car)
Save as PDF