https://www.traditionrolex.com/27 ‘Layangan Hampir Putus’, Sempat Gagal Tes Akmil, Kini Jabat Pangkostrad - FAJAR BALI
 

‘Layangan Hampir Putus’, Sempat Gagal Tes Akmil, Kini Jabat Pangkostrad

(Last Updated On: 25/01/2022)

DENPASAR – fajarbali.com | Usai menamatkan pendidikan SMA-nya, Maruli Simanjuntak mesti mengurungkan niat mengenyam bangku pendidikan tinggi. Biaya menjadi batu sandungan terbesar. Profesi ayahnya sebagai guru serta ibu yang seorang perawat dirasa sangat berat membiayai kuliah Maruli muda.

Dari sanalah muncul niatnya menjadi tentara. Agar dapat sekolah gratis plus jaminan pekerjaan tetap. Sekitar tahun 1987-an, Maruli, bermodal nekat mengikuti tes masuk Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah. Namun ia gagal. Beruntung, di tahun berikutnya, Tuhan Sang Maha Pembelok Takdir memberikannya kesempatan. Ia lolos seleksi Taruna Akmil. Dan, lulus tahun 1992.

“Waktu gagal [tes pertama] saya sempat nganggur [setengah pasrah]. Andai gagal di tes kedua dan berikutnya, anda mungkin melihat saya bawa-bawa golok di jalanan,” seloroh Maruli terbahak, saat berbincang dengan awak media di  Media Centre Korem 163/Wira Satya, Denpasar, Bali, Senin 24 Januari 2022.

Obrolan yang sesekali serius, sesekali guyonan ini, diadakan dalam rangka berpamitan dengan pers jelang mutasi dari Panglima Kodam (Pangdam) IX Udayana menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) yang bermarkas di Jakarta Pusat.

Sore itu, tidak tampak ada sekat antara puluhan pewarta dengan Maruli yang dipastikan memikul tiga bintang di pundaknya alias Letnan Jenderal (Letjen) TNI. Di mata awak media, Letjen Maruli sosok yang adaptif dan mudah bergaul. Ia seolah melupakan statusnya sebagai perwira tinggi saat beradu ucap dengan insan pers yang disebutnya sebagai relasi kerja.

Usai dihujam pertanyaan-pertanyaan serius tentang programmnya saat resmi menjabat Pangkostrad, juga tentang banyaknya sumber mata air yang ia bangun untuk kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bali, NTB dan NTT, Maruli juga melayani pertanyaan ringan: misalnya tentang makanan favorit selama di Bali serta ihwal berseminya benih cinta dengan Paulina Pandjaitan, putri Menko Kemaritiman dan Investasi sekarang, Luhut Binsar Pandjaitan.

Siapa sangka kisah cintanya bukan karena latar belakang ketentaraan, melainkan dari ajang pesta olahraga SEA Games 1995. Ia berjumpa dengan Paulina untuk pertama kalinya.

Kala itu, Paulina tengah bertugas sebagai panitia SEA Games. Paulina mengemban amanat menjadi liaison officer (LO) di Pesta Olahraga Asia Tenggara 1995. Tugasnya berkomunikasi dan berkoordinasi dengan sepuluh negara yang ikut serta di 18th SEA Games. Sementara Maruli menjadi atlet judo perwakilan Indonesia.

“Kebetulan istri saya dulu jadi LO-nya untuk tahun 95 atau 96 ya, saya kebetulan atlet pada saat itu. Saya atlet judo,” kenangnya.

“Waktu awal ketemu, ya gimana ya. Mungkin dalam hati beliau bilang ‘wahh boleh juga nih anak’,” kata Maruli menjawab pertanyaan kesan pertama bertemu calon mertua, Luhut Binsar Pandjaitan yang berpangkat Jenderal TNI tersebut.

Terlepas dari cerita masa lalunya, bagaimana pun, Maruli terbilang sukses berkiprah sebagai prajurit TNI AD. Perjalan karirnya berjalan lancar seiring dengan kapasitas yang terbangun dalam dirinya.

Pun jabatan barunya sebagai Pangkostrad adalah murni perintah atasan. Ia mengaku sama sekali tidak melaukan lobi-lobi dengan Presiden Joko Widodo atau mertuanya, Luhut Binsar Pandjaitan.

“Apa salah kalau saya dekat [dengan presiden], yang ngangkat saya bukan saya sendiri. Saya terus terang pribadi, saya tahu persis presiden itu bagaimana bekerjanya, kebetulan saya bertahun-tahun dengan beliau [saat menjabat Danpaspampres],” kata Maruli.

“Saya rasa kalau saya harus bicara tentang jabatan saya ke beliau, saya tidak tega lagi kalau melihat cara kerja beliau. Jadi saya sama sekali tidak ada satu kata pun mau jadi apa. Saya dikasi di Pangdam Udayana pun juga saya tidak tahu dulu, mau jadi Pangkostrad pun, saya tidak tahu. Dulu saya tidak pernah terucap untuk mengatakan itu,” imbuh dia.

Soal banyaknya komentar miring bahwa jabatan barunya dikaitkan dengan sang mertua, ia tidak mau ambil pusing. Sebab, menurutnya, karakter komentator, khususnya di media sosial sudah bisa terbaca. Sebagus apa pun mengklarifikasinya, mereka tidak akan mau dengar.

“Kalau ada tanggapan begitu ya silakan – silakan saja lah, saya bekerja saja. Mau saya tolak juga berkaitan [dengan Luhut Binsar] bagaimana coba. Saya pikir kenapa harus menginginkan suatu jabatan terlalu tinggi tinggi, tanggung jawabnya besar, mengerjakan seperti itu saya harus memulai lagi menata segala macam. Kalau boleh pilih mending di Bali, dapat sunset,” katanya.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, turut menganggapi perihal kaitan jabatan baru Maruli dengan Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Panglima TNI, penunjukan Maruli benar-benar berdasarkan penilaian secara profesional sehingga pantas menjabat Pangkostrad. (Gde)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Wisata Relaksasi di Tengah Alam Terbuka Menjadi Primadona

Sel Jan 25 , 2022
Dibaca: 44 (Last Updated On: 25/01/2022)Denpasar-fajarbali.com | Tingginya trend aktivitas atau berwisata di luar ruangan guna mengurangi tingkat kejenuhan atau stres di masyarakat, tidak saja dapat dilakukan dengan melakukan relaksasi seperti spa dan meditasi.  Save as PDF

Berita Lainnya