AMLAPURA – fajarbali.com | Masa tua yang dialami Jro Nengah Intaran (96) warga lingkungan Ampel, banjar Bhuana Tirta, Sekuta, Kelurahan Karangasem sangat memperihatinkan. Dimasa tuanya, ia harus menjalani hidup seorang diri. Untuk keperluan sehari-hari, nenek renta ini dibantu para tetangganya.
Saat di sambangi, Kamis (7/5/2020), Jro Nengah Intaran sedang duduk diteras rumahnya. Ia hanya tinggal seorang diri setelah suaminya meninggal puluhan tahun lalu. Dari pernikahanya itu, ia memiliki seorang anak perempuan yang sudah menikah. Praktis, Jro Nengah Intaran hanya hidup dalam kesendirian. Namun masih beruntung, para tetangga memiliki kepedulian kepadanya.Sehingga setiap hari, para tetanggalah yang menyiapkan makanan. Apalagi dalam kondisi yang sudah tua, para tetangganya juga yang mengurus jika sedang sakit. “Anak perempuan menikah ke Buleleng,cucu yang sering kesini,” ujarnya memulai cerita.
Meski sudah mulai pikun, dan tidak mendengar, Jro Nengah Intaran sendiri masih bisa menceritakan pengalaman hidupnya. Diceritakan, suaminya berasal dari Lingkungan Subagan, tetapi membeli tanah di Sekuta. Ia juga menceritakan, jika suaminya dulu bekerja di PLN. “Sudah lama meninggal, sudah tidak ada siapa-siapa,” tuturnya.
Salah seorang tetangganya sekaligus sudah dianggap sebagai cucunya, I Made Sudarta menceritakan, Jro Nengah Intaran sudah dianggap seperti neneknya sendiri. Jadi sehari-hari, ia mempersiapkan makanan ataupun mengurusnya kalau sedang sakit. Selain itu, rumahnya juga sudah banyak yang bocor. Listriknya sendiri, menyambung dari rumahnya yang memang cukup berdekatan. “Dari dulu listriknya nyambung kerumah, karena sudah saya anggap seperti nenek sendiri,” ujar pegawai toko bangunan ini.
Pun disebutkan, sang nenek mengandalkan hidupnya dari pensiunan sebagai pegawai PLN. Itulah yang dipakai jika sedang sakit. “Karena sudah tidak ada siapa-siapa lagi, cucunya juga tinggal di Denpasar,” ucapnya. (bud).