Wayan Koster saat sosialisasi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Klungkung, Rabu (24/7).
Sosialisasi Haluan Pembangunan Bali di Klungkung
SEMARAPURA-Fajar Bali
Gubernur Bali periode 2018-2023 I Wayan Koster melanjutkan roadshow sosialisasi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 di Kabupaten Klungkung, Rabu (24/7). Ratusan tokoh masyarakat hadir dalam kegiatan yang dipusatkan di Balai Budaya Ida I Dewa Agung Istri Kanya tersebut. Saat tatap muka, Wayan Koster mengingatkan agar masyarakat Bali berlahan-lahan mengurangi ketergantungan pada pariwisata dan mulai menggali potensi ekonomi dari sektor baru.
Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali menyampaikan, Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 ini dirancang sebagai ‘rambu-rambu’ pembangunan Bali di masa depan. Agar masyarajat Bali tidak terombang-ambing pada situasi di masa depan depan. Sehingga alam, manusia, dan budayanya terjaga dengan baik sepanjang masa.
“Secara sekala konsep Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru ini dituangkan dalam Perda nomor 4 tahun 2023. Sedangkan secara niskala konsep 100 tahun pembangunan Bali ini dituangkan dalam Pengeling-eling dan Dharma pamiteket yang dipasupati di Pura Besakih pada tanggal 19 Agustus 2023. Jadi tidak boleh lagi main-main, semua harus ikuti dengan baik,” ungkapnya.
Ada sejumlah hal mendasar yang diungkap dalam Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun ke depan tersebut. Diantaranya terkait ketergantungan masyarakat Bali pada sektor pariwisata. Bahkan kini sekitar 54 persen masyarakat Bali pendapatannya bersumber dari pariwisata. Memurut Koster, sektor pariwisata sangatlah sensitif. Sewaktu-waktu bisa tumbang, misalnya karena penyebaran virus, ataupun bom. Oleh karena itu, Koster mengingatkan agar masyarakat Bali mulai mengurangi ketergantungan pada pariwisata. Sehingga, dalam Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, Koster merancang 6 sektor unggulan sebagai potensi padapatan baru. Yakni, pertanian organik, kelautan perikanan, industri manufaktur, industri breanding Bali, ekonomi kreatif digital, dan terakhir barulah pariwisata.
Politisi asal Kabupaten Buleleng ini menyontohkan, Kabupaten Klungkung memiliki potensi industri yang besar dan dapat dikembangkan. Salah satunya adalah pembuatan kain endek dan songket. Kemudian di masa kepemimpinan Wayan Koster, keberadaan potensi itupun didukung oleh kebijakan penggunan pakaian endek bagi ASN. Sayangnya, menurut Koster peluang tersebut justru tidak digarap maksimal. Sehingga sekarang, kain endek yang digunakan oleh para ASN justru bersumber dari pabrik di luar Bali.
“Pemerintah buat kebijakan endek, tapi yang suplai kain endek justru dari luar. Maksud saya kan agar pengrajin endek berkembang. Bukan sebaliknya, ekonomi kita justru banyak keluar. Lose ekonomi namanya. Lari keluar, bukan kita yang dapat manfaat ekonominya. Ini harus dikontrol dan ditata agar tidak menjadi ancaman ekomoni Bali ke depan,” ujarnya.
Selain potensi perajin endek, Koster juga mengingatkan Kabupaten Klungkung memiliki sentra pembuatan garam tradisional di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Klungkung dan juga para calon legislatif (caleg) PDIP terpilih, agar selalu menjaga pesisir Kusamba. Sehingga tidak beralih fungsi menjadi villa. Menurutnya, ini merupakan upaya untuk menyelamatkan petani garam sekaligus untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat. “Jaga Kusamba, jangan dirusak, dibangun villa, nanti habis tempat pembuatan garam,” pesannya.
Kegiatan sosialisasi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 ini juga dihadiri oleh Bupati Klungkung periode 2003-2008 dan 2008-2013 I Nyoman Suwirta, Ketua DPC PDIP Klungkung Anak Agung Gde Anom beserta kader serta simpatisan PDIP. Tak ketinggalan, Sulinggih, tokoh masyarakat, serta perwakilan sejumlah pelajar juga turut menghadiri pemaparan ‘rambu-rambu’ pembangunan Bali hingga 100 tahun ke depan tersebut. (diah)