Koser Canangkan Penyuluh Kebudayaan, Dukung Pengembangan Prodi Bahasa Bali di UPMI

Koster mewacanakan membentuk Penyuluh Kebudayaan di tiap desa adat se-Bali.

(Last Updated On: )
Dr. Ir. Wayan Koster, MM., bersama Rektor UPMI Bali Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum.

DENPASAR-fajarbali.com | Di sela memberikan Kuliah Umum: Gen Z Penerus Masa Denpan Bali, di Kampus Universitas PGRI Mahadewa Indonesia atau UPMI Bali, Jumat (31/5/2024), Dr. Ir. Wayan Koster, MM., mewacanakan perlu adanya tenaga penyuluh kebudayaan di setiap desa adat. Seperti halnya penyuluh Bahasa Bali yang telah terbentuk sebelumnya.

Secara teknis, penyuluh kebudayaan itu nantinya diangkat oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Penyuluh kebudayaan, diharapkan menjadi benteng menjaga taksu Bali yang lahir dari proses akademik di perguruan tinggi.

Idenya tersebut untuk mendukung beberapa program studi (prodi) di UPMI, misalnya Prodi Bahasa Bali, Seni Drama, Tari dan Musik. Khusus untuk bahasa Bali, ia juga mengupayakan agar cabang ilmu yang mempelajari bahasa ibu ini tetap eksis di tengah minimnya peminat.

“Jadi kita hitung saja, di Bali ada 1.500-an desa adat. Kalau tiap desa taruh dua penyuluh kebudayaan, diperlukan 3.000 lebih sumber daya manusia,” kata Gubernur Bali 2018-2023 tersebut.

Politisi yang juga eks Anggota Komisi X DPR RI itu mendorong kolaborasi antara UPMI Bali dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar untuk mencetak penyuluh kebudayaan berkompeten. Karena selama ini, ia melihat para budayawan lahir dari proses otodidak. “Saya ingin pakar-pakar budaya ke depan lahir dari proses akademik,” harapnya.

Kepada ratusan mahasiswa UPMI yang memadati Auditorium Redha Gunawan, Koster mengingatkan bahwa mereka adalah generasi penerus masa depan yang menentukan arah peradaban Bali. Sehingga mahasiswa harus mulai berpikir mau di bawa kemana Bali ini.

Koster menguraikan berbagai persoalan yang dihadapi Bali. Pulau kecil dengan 4,32 juta penduduk tetapi dianugerahi kekayaan budaya dan keindahan alam yang luar biasa yang tentunya tidak dimiliki daerah lain di dunia.

Salah satu permasalahan yang disorotnya adalah populasi penduduk asli Bali. Jumlah penduduk Bali, menurutnya harus ditingkatkan lagi untuk membentengi budaya, tradisi dan agama Hindu. Karenanya, ia merancang program KB ala Bali dengan empat anak.

Nyoman dan Ketut sebagai anak ketiga dan keempat sudah semakin jarang ditemui. “Padahal para tetua kita dulu punya anak sampai enam, sembilan, bahkan belasan anak. Kehidupan sulit, tapi mereka bisa. Kalau sekarang program pemerintah sudah bagus mestinya bisa (empat anak),” tegasnya.

Sebagai bentuk apresiasi, dia juga telah menyipakan beasiswa pendidikan khusus untuk anak ketiga dan keempat (Nyoman/Komang dan Ketut) jika kelak dipercaya lagi memimpin Bali. Hal itu juga sering dilontarkannya pula menjelang mengakhiri masa jabatan 2023.

Lebih lanjut Koster menginginkan mahasiswa UPMI agar tidak puas dengan pendidikan Sarjana (S1). “Saya ingin adik-adik (mahasiswa-red) menjadi orang penting yang menentukan masa depan Bali. Jangan puas hanya S1. Lanjutkan. Bila perlu sampai doktor,” pungkas Koster.

Kuliah Umum: Gen Z Penerus Masa Denpan Bali, di Kampus Universitas PGRI Mahadewa Indonesia atau UPMI Bali, Jumat (31/5/2024).

Rektor UPMI Bali Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., menyambut baik rencana pengangkatan pegawai penyuluh kebudayaan serta mendukung eksistensi Prodi Bahasa Bali di UPMI. Sebab, bahasa Bali merupakan akar budaya.

“Semoga apa yang beliau wacanakan terwujud dan berpengaruh pada peningkatan peminat mahasiswa baru masuk ke Prodi Bahasa Bali,” harap Prof. Suarta.

Ia melanjutkan, bahwa UPMI Bali senantiasa konsisten menjadi penjaga gawang budaya Bali dengan berbagai prodi dan kegiatan yang dilaksanakan, baik di era kepemimpinan Wayan Koster sebagai gubernur dan kepemimpinan sebelum-sebelumnya.

Contoh yang dilakukan UPMI di era Koster-Cok Ace, adalah dengan menggelar Bulan Bahasa Bali setiap Februari serta banyak kegiatan lain yang bertema agama, tradisi dan budaya pada momen terjadwal.

“Kami titipkan aspirasi dan inspirasi teman-teman di kampus kepada beliau untuk bersama-sama mengawal Bali agar tetap ajeg dan ma-taksu,” jelas rektor.

Pada kesempatan yang sama Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali Drs. IGB Artha Negara, SH., MH., MPd., mengaku mengenal sosok Wayan Koster sejak puluhan tahun lalu, bahkan sebelum terpilih sebagai anggota DPR RI.

Dalam pandangan Arthanegara, Koster sosok yang gigih, punya keberanian dan relasi yang kuat sehingga program-program pembangunannya bisa berjalan dengan baik.

Arthanegara meminta mahasiswa UPMI Bali menjadikan kehadiran Wayan Koster sebagai motivasi untuk menjadi orang hebat ke depannya. Turut hadir seluruh wakil rektor, pejabat struktural, dosen dan ratusan mahasiswa UPMI Bali.

 

 

Next Post

Koster Canangkan Penyuluh Kebudayaan, Dukung Pengembangan Prodi Bahasa Bali di UPMI

Jum Mei 31 , 2024
Koster mewacanakan membentuk Penyuluh Kebudayaan yang ditugaskan di tiap desa adat se-Bali.
KOS UPMI

Berita Lainnya