(kiri-kanan)-Dr. dr. I Gede Budiarta, Sp. An. KMN dan dr. Ida Bagus Semadi Putra, S.PoG, salam komando.
SINGARAJA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Corporate Gathering menjadi salah satu tradisi rangkaian perayaan HUT Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Puri Bunda. Perayaan HUT ke-21 tahun 2024 ini, manajemen RSIA Puri Bunda mengajak ratusan mitra bisnis bersenang-ria di Bali Handara Golf & Resort, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Sabtu (30/11/2024).
Direktur Utama PT Puri Bunda, dr. Ida Bagus Semadi Putra, S.PoG., mengatakan, Puri Bunda Corporate Gathering 2024 adalah rangkain HUT Puri Bunda ke 21. Acara ini rutin setiap tahunnya sebagai apresiasi Puri Bunda kepada mitra kerja, perusahaan, vendor/rekanan kerja sama yang sudah bekerja sama dengan sangat baik selama ini.
“Hari ini kita ajak ratusan mitra dari perbankan, farmasi, asuransi, dan klinik, apotek, dan lainnya untuk “happy”, naik mobil VW, main golf, joget-joget, nyanyi, ada kuis berhadiah sepeda motor listrik dan banyak lagi. Intinya enggak ada aktivitas menegangkan. Semua harus bersenang-senang hari ini,” kata Semadi Putra.
Menurut direktur utama, RSIA Puri Bunda tidak akan menjadi sebesar ini tanpa dukungan mitra kerja. Sebagai bentuk apresiasi itulah, kegiatan ini masuk ke dalam kalender of event manajemen. Untuk kalangan internal, juga sudah mendapatkan hal yang sama sebelumnya.
Rangkaian HUT ke-21 telah dirangkai dengan beragam kegiatan, mulai tirtayatra, senam hamil, dance cardio, band performance, cek tensi dan gula darah, serta lomba bayi merangkak, mewarnai, fashion show hingga ayah siaga, kegiatan akademis dan sosial.
“Ini adalah momentum syukur, dimana RSIA Puri Bunda tetap konsisten menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi ibu yang akan melahirkan,” imbuh Semadi Putra.
Ia melanjutkan, dalam perjalanannya, RSIA Puri Bunda mengalami progress yang sangat positif. Keberadaan induk RSIA di Denpasar, semakin lengkap dengan lahirnya RSIA Puri Bunda di Buleleng dan Tabanan. RSIA Puri Bunda telah lulus Akreditasi. “Kami lulus paripurna. Sudah memenuhi standar baik,” jelasnya.
Berbagai kemajuan itu, masih menurut Semadi Putra, salah satunya disebabkan oleh meningkatknya kepercayaan pasien dalam memanfaatkan layanan RSIA Puri Bunda.
RSIA Puri Bunda, tidak hanya sebatas melahirkan anak, tetapi mengawal tumbuh kembang terutama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), membantu pasangan yang mengalami kendala kesehatan reproduksi, program bayi tabung, hingga layanan Enhanced Recovery After Caesarean Surgery atau ERACS.
Pihaknya mengeklaim, RSIA Puri Bunda menjadi yang terdepan dalam menerapkan layanan ERACS. ERACS adalah metode persalinan yang akhir-akhir ini banyak dipilih oleh ibu hamil.
Pasalnya, metode ini menawarkan persalinan dengan rasa sakit yang cukup minim. ERACS juga difokuskan untuk mempercepat proses pemulihan dengan mengoptimalkan kesehatan ibu dari sebelum hingga pasca melahirkan.
Semadi Putra menekankan, jajaran internal Puri Bunda wajib menjaga idealisme serta menyelaraskan etika bisnis dengan etika profesi kesehatan. Setiap karyawan yang masuk, wajib hukumnya menaati segala peraturan manajemen. Tidak ada satu pun yang merasa hebat, sekalipun sudah menyandang gelar.
Penyatuan visi misi di internal, menurutnya sangat penting untuk menjaga ‘cita rasa’ khas Puri Bunda. Pelayanan berbasis digital pun tengah gencar dikembangkan manajemen untuk memudahkan komunikasi dengan pasien.
“Jadi tidak ada pasien yang ketergantungan dengan satu dokter. Semua punya kualitas yang sama. Meski kokinya berbeda, tapi cita rasa masakannya khas Puri Bunda. Dalam layanan kesehatan, kita harus bangun standar, misalnya kalau tergantung dengan satu dokter, bagaimana kalau yang bersangkutan sedang sakit atau libur? Kan repot,” tegasnya.
Lebih lanjut, Semadi Putra, mengungkapkan, RSIA Puri Bunda juga berkomitmen ‘mengobati’ rumah sakit yang sedang ‘sakit’. Komitmen ini telah dilakukan terhadap salah satu rumah sakit di Ubud, Gianyar. Siapapun pengelola rumah sakit yang membutuhkan bantuan untuk menyehatkan kembali operasionalnya, pihkanya siap membantu, tentunya dengan perjanjian khusus dan berpedoman pada prinsip saling menguntungkan.
Komite Pengarah PT. Puri Bunda Dr. dr. I Gede Budiarta, Sp. An. KMN, pada kesempatan yang sama menambahkan, Corporate Gathering dengan tema “Bergandengan Tangan Semakin Guyub Melayani” menjadi suplemen insan puri bunda dan rekanan untuk meningkatkan lagi kualitas pelayanan, meskipun sudah sangat baik.
Dengan kegiatan ini, para mitra akan mendapatkan “memorable experience” atau pengalaman yang mengesankan.
Budiarta berpandangan, mengelola mengelola intansi layanan kesehatan tidak lah mudah. Tantangan yang kompleks selalu mengiringi, tidak terkecuali yang dihadapi manajemen Puri Bunda.
“Selain memerlukan tempat, modal yang banyak, jangan lupa bahwa di rumah sakit itu gudangnya masalah. Kondisi ini mau tidak mau harus disikapi,” kata Budiarta.
Untuk itu, kembali lagi penguatan di internal menjadi salah satu kunci. Bahkan, menurutnya, setiap karyawan baru, termasuk yang lama dan jajaran top manajemen, secara rutin mendapatkan gemblengan di Markas Rindam IX Udayana untuk memperkuat mental dan kedisiplinan.
Budiarta menegaskan, di Puri Bunda tidak ada superman, tetapi supertim. Praktik nepotisme juga tidak dibiarkan tumbuh. Sebab, jika terjadi [nepotisme], akan memengaruhi kualitas layanan.
“Misalnya ada dokter baru yang masuk, meski dia spesialis dan punya hubungan keluarga dengan pimpinan, mereka tetap patuh terhadap SOP. ‘Kalau saya bilang kamu diam. Cukup lihat saja’. Dia harus patuh sebelum diberi ‘lampu hijau’ dari yang berwenang,” tegasnya.
“Kalau tidak patuh dan kompetensinya dinilai kurang, kami akan suruh keluar. Berarti tidak cocok sebagai Insan Puri Bunda,” imbuh Budiarta. Dengan soliditas di dalam, ia yakin soliditas di luar pun berjalan selaras.