JERAWAT adalah masalah kulit yang terjadi ketika pori-pori kulit tersumbat oleh kotoran, debu, minyak, atau sel kulit mati. Akibatnya, terjadi peradangan pada pori-pori tersebut dan bisa juga disertai infeksi.Â
Masalah kulit ini dapat dialami oleh siapa saja, tetapi umumnya pertama kali muncul di masa pubertas, yaitu usia 10–18 tahun. Kondisi jerawat cenderung lebih parah pada remaja laki-laki dan orang yang memiliki tipe kulit berminyak. Namun, masalah kulit ini juga erat kaitannya dengan perubahan hormonal hingga gaya hidup.
Seiring bertambahnya usia, hormon androgen akan menurun sehingga risiko munculnya jerawat pun berkurang. Meski begitu, ada juga beberapa faktor yang bisa menyebabkan jerawat, antara lain:
• Perubahan hormon saat menstruasi atau hamil
• Penggunaan obat-obatan tertentu
• Penggunaan kosmetik atau produk perawatan kulit yang tidak tepat
• Kebersihan kulit yang tidak terjaga
• Udara lembap
• Keringat berlebih
• Stres
• Sindrom ovarium polikistik (PCOS)Â
Tanda dan gejala jerawat juga tergantung dari tingkat keparahannya. Berikut ini beberapa tanda-tandanya:
• komedo putih, pori-pori tertutup yang terlihat seperti benjolan putih kecil
• komedo hitam, pori-pori terbuka yang terlihat seperti bintik hitam akibat oksidasi udara
• bintil merah kecil yang terasa nyeri
• jerawat berisi nanah di ujungnya
• benjolan padat, besar, dan terasa nyeri.
 Jerawat dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, mulai dari wajah, punggung, hingga dada. Faktor-faktor yang berperan dalam proses terjadinya jerawat bisa dikendalikan dengan mencuci wajah secara teratur menggunakan sabun wajah dengan pH seimbang.Â
Kita juga dapat menghindari makanan berbahan dasar susu atau makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi risiko timbulnya jerawat.Â
Manajemen stres, deteksi penyakit dasar secara dini, serta tata laksana penyakit dasar secara dini (misalnya sindrom polikistik ovarium) juga dapat membantu mengendalikan jerawat dan mencegah bekas luka permanen.Â
Sekitar 20% kasus jerawat dapat mengalami progresivitas menjadi jerawat derajat berat, yang dapat menimbulkan bekas jerawat permanen dan komplikasi psikososial seperti rendah diri, gangguan citra diri, isolasi sosial, dan depresi.
Penulis: dr. Eva Susilawetty Samosir.